webnovel

Bab 3

Kelas 11 A

"Selamat pagi semua"

"Pagi pak"

"Bagaimana liburan kalian apakah menyenangkan? Pasti menyenangkan kan. Baiklah cukup jangan berisik, bapak akan memperkenalkan kalian pada teman baru kalian. Ayo silahkan masuk"

"Perkenalkan nama saya Revo Julian Bagaskara. Saya dari kelas reguler"

Huhuhu. Sorak anak - anak dikelas.

"Anak - anak dimohon diam. Sejak kapan kalian tidak disiplin seperti ini. Hargai bila ada orang yang berbicara. Ayo silahkan dilanjutkan nak Dika"

"Perkenalkan nama saya Andika Ari. Saya dari kelas reguler"

"Ayo selanjutnya, nak Alika silahkan perkenalkan diri"

"Perkenalkan nama saya Alika Dewi Megantara. Saya dari kelas reguler"

"Perkenalkan nama saya Chamolia Larasati. Biasa dipanggil Chaca. Saya dari kelas reguler"

"Wah mirip banget sama nama lu Cha. Jangan - jangan sodara lu yang dibuang di bawah pohon pisang"

Celetukan Vian sukses membuat seisi kelas tertawa.

"Enak aja lu kalo ngomong. Gue punya sodara kek gini bisa turun harga diri gue"

"Hei sudah - sudah. Ayo kita mulai pelajaran. Kalian silahkan duduk di tempat yang kosong"

Gubrak. Alika terjatuh dilantai gara - gara kaki Veronica. Malang sekali anak itu, pasti dia akan menjadi target selanjutnya.

Tiba - tiba saja Revo duduk di belakang gue.

"Hei kenapa kau duduk di belakang gue?"

"Memangnya kenapa? tidak boleh?"

"Ya enggak juga sih" hmm ya udah lah gak penting juga dia mau duduk dimana.

"Eh Cha nanti ke kantin bareng yuk"

"Hmm ok"

Kantin

"Eh Cha lu liat kagak disini banyak anak cogan - cogan lo"

"Hmm Vir lu sama aja kayak si Karin. Selalu liatin cogan - cogan."

"Yak ilah ga apa kali Cha, sekali - kali kita juga harus cuci mata biar ga ngurusin pelajaran mulu. Kayak ibaratnya menyelam sambil minum air"

"Menyelam sambil minum air pala lu"

"Chaca Vira, sini - sini duduk disini" Teriak Karin yang sudah menempati tempat duduk terlebih dahulu.

"Eh Rin kok lu udah disini duluan si"

"Habis olahraga gue. Sekalian tadi gue dapet mangsa baru"

"Ya Allah karin lu ga pernah berubah ya (sambil menjitak Karin)"

"Apaan si elu Cha sakit tau"

"Eh btw lu tadi dapet mangsa siapa Rin"

"Reno. Dia kelas 10 C. Dia anaknya pejabat. Bapaknya kayaknya kepala DPRD deh kayaknya"

"Widih hebat juga lu Rin dapet mangsanya"

"Eh liat tu si nenek lempir Veronica and the geng. Kayaknya dia lagi mangsa targetnya deh. Kali ini siapa lagi yang targetnya?"

Aku langsung mengalihkan perhatianku menuju Veronica. Sontak saja hal tersebut membuatku terkejut. Yang benarsaja ternyata firasatku benar. Alika yang akan menjadi mangsanya. Tiba - tiba saja Chaca si udik datang menghampiri Veronica.

"Wah si pahlawan akhirnya datang juga, setelah lama kunanti"

"Tolong lepaskan Alika. Jangan ganggu dia"

"Uhh sunggu menakutkan. Siapa nama lu tadi. Oh iya gue inget elu tadi yang dikatain kembarannya si Chaca yang sok cantik itu kan"

"Mulai sekarang jangan ganggu Alika atau kalau tidak aku akan melaporkanmu pada Pak Sam"

"Uh sungguh menakutkan. Hei Cha bagaimana ini, kembaran mu mengancamku lalu apa yang harus kulakukan? Hah kenapa kau diam saja Cha.?

"Heh mak lampir jangan pernah ikut sertakan aku dalam kegiatan pembullyan mu. Itu urusan mu aku tidak peduli, entah kau apakan dia itu bukan urusan ku" Aku kemudian berlalu pergi disusul dengan Vira dan Karin.

"Heh apakah ibumu yang pelacur itu tidak mau mengakuinya sebagai anak haram? Apa kau malu mempunyai saudara seperti dia"

Byurr. Segelas Orange Juice kusiramkan tepat diwajahnya.

"Hei kalau punya mulut itu dijaga. Jangan asal menggonggong. Bahkan anjing saja menggonggong pada orang tertentu tidak seperti kau"

"Kurang ajar beraniya kau. Dasar anak haram. Kau tidak seharusnya berada disini, jika bukan karena papanya Devan kau pasti akan menjadi gelandangan"

"Heh anak haram, anak haram, kau selalu mengatakan itu. Lalu bagaimana ayahmu yang selalu digosipkan dengan para artis. Aku curiga apakah benar kau anak dari Om Susilo? Baiklah mari kita tanyakan pada ayah mu" Kuambil HP ku, kutelpon Om Susilo

"Halo Om Susilo ini Chaca om anaknya pak Devano"

"Oh Chaca. Ada apa Cha? Tiba - tiba telpon om?"

"Oh itu om Chaca mau tanya apa benar"

Tut. Tut. Tut, suara telpon dimatikan

"Hei berani sekali kau mematikan telponku"

"Hei Cha sebaiknya kau jangan cari masalah dengan ku"

"Apa. Apa aku tidak salah dengar. Bukannya kau duluan yang mencari masalah dengan ku?"

"Sudahlah lupakan masalah ini. Ayo gengs kita pergi. Kita tinggalkan mereka"

"Chaca terima kasih sudah menyelamatkan aku"

"Hei kalian, jika tidak sanggup membayar biaya di sekolah ini lebih baik kalian pergi saja. Aih kalian membuat mataku sakit saja"

Cerita Berlanjut...