webnovel

Tanda Alucard

Aaron melakukan sedikit pengamatan kecil ke tiap-tiap kelas para Nobilium. Hal itu dia lakukan untuk mengetahui secara langsung perkembangan mereka. Dan, dia cukup senang karena sejauh ini anak-anak itu belajar dan berlatih dengan baik. Tidak ada yang menyia-nyiakan ilmu yang mereka dapatkan dengan bermalas-malasan. Aaron memasuki kelas terakhir di mana para pendatang baru berada. Di kelas itu bukan hanya Alucard dan Ruby saja yang merupakan pendatang baru. Ada juga belasan lainnya yang juga terlihat fokus pada penjelasan yang disampaikan oleh Master mereka.

Terulas senyuman kecil di bibir Aaron begitu melihat Alucard yang duduk paling belakang tengah bersandar di bangkunya dan bersedekap. Sorotan matanya tajam menatap masternya yang berdiri di depan mereka semua. Pemuda yang benar-benar arogan. Tetapi Aaron tak mempermasalahkannya karena berdasarkan dari laporan penilaian, Alucard lah yang mendapat nilai paling sempurna di antara pendatang baru dan Nobilium paling berbakat sekali pun. Tidak heran lagi bagi Aaron. Aaron yakin pemuda itu bisa diandalkan.

Lalu salah satu pengawal Istana datang mencarinya. Aaron undur diri dari kelas dan menemui pengawal itu.

"Ada apa?"

"Yang Mulia ingin bertemu dengan anda."

"Baiklah. Aku segera ke sana."

Pengawal itu menundukkan badan tanda hormat lalu memersilakan Aaron berjalan lebih dulu. Dia mengawal Aaron dari belakang.

Tak lama mereka sampai di Istana dan Aaron bergegas menemui sang Raja di ruangan pribadi miliknya di lantai atas.

"Aaron K Pevensy datang memenuhi panggilan anda, Yang Mulia," ucap Aaron memberi hormat pada Raja Tigreal. Dia berlutut di depan raja yang memunggunginya sambil melihat pemandangan luar.

Raja Tigreal berbalik badan dan mengangguk menyambut kedatangan Aaron. Dia meminta Aaron untuk berdiri.

"Yang Mulia, apa terjadi sesuatu?" tanya Aaron penasaran karena tak biasanya Raja Tigreal menunjukkan wajah muram di depannya.

"Pasukan Khusus yang sengaja kubentuk telah tewas saat menjalankan misi rahasia dariku. Hanya satu yang berhasil lolos dan kembali ke sini. Dia menceritakan semuanya padaku sebelum akhirnya jatuh pingsan," ungkap Raja Tigreal merasa sedih.

Aaron membelalakkan mata seolah tak percaya. "Mustahil. Mereka adalah para ksatria non Nobilium yang memiliki kemampuan khusus. Bahkan sebelum mereka bergabung, mereka sudah terbiasa menjalankan misi paling berbahaya sekali pun. Bagaimana mereka bisa tewas?"

"Pengikut Dark Witch. Mereka dibantu para iblis untuk menangkap dan menghabisi pasukan khusus yang kutugaskan untuk melakukan pengintaian. Mereka kuminta menyebar karena ada beberapa titik tempat yang kucurigai sehingga aku harus mengirimkan mereka. Tidak ada yang lebih baik menerima misi rahasia ini selain Pasukan Khusus itu."

Aaron memikirkan ucapan Raja Tigreal tetapi tidak sepenuhnya mengerti. "Tunggu, itu artinya... musuh tahu ke mana Pasukan Khusus bergerak?"

"Itulah yang kupikirkan sekarang. Tidak ada yang tahu ke arah mana mereka pergi kecuali aku. Aku sendirilah yang memberi mereka petunjuk rahasia ke mana mereka harus bergerak."

"Kuyakin mereka tidak berbuat konyol dengan sengaja memberitahukannya pada orang lain."

"Yang jelas satu misiku telah gagal dan aku harus memikirkan rencana lain."

"Tenangkan diri anda, Yang Mulia. Kuyakin ada cara lain untuk mengetahui semua yang terjadi di banyak wilayah."

Raja Tigreal mengangguk menyetujui ucapan Aaron. Dia harus bisa berpikir jernih.

"Kau pasti sangat lelah. Maaf karena aku telah memberimu tanggungjawab besar mengurus Mansion."

"Apa yang anda bicarakan? Aku sama sekali tidak merasa keberatan. Justru aku sangat bersyukur anda memercayaiku dalam tugas ini. Aku sangat senang mengurus anak-anak itu. Mereka membuatku terhibur."

"Bagaimana perkembangan mereka?"

"Jauh diluar dugaanku, dari waktu ke waktu kemampuan mereka meningkat secara signifikan. Hanya saja mereka perlu pelatihan dalam pengendalian diri karena masih ada beberapa yang menggunakan kekuatan mereka dengan berlebihan."

Raja Tigreal mengangguk mengerti dengan laporan yang diberikan Aaron. "Aku percaya padamu, Aaron, kau pasti bisa mendampingi mereka dengan baik."

"Serahkan saja padaku, Yang Mulia. Untuk urusan Mansion sudah menjadi tanggungjawabku, aku yang mengurusnya. Anda tidak perlu khawatir," kata Aaron mantap.

"Terima kasih."

"Tapi, kapan anda berencana berkunjung ke Mansion lagi? Sudah beberapa hari sejak kedatangan para pendatang baru anda belum berkunjung."

Raja Tigreal menghela napas. Dia memijit keningnya sebentar. Terlalu banyak yang dia pikirkan hingga untuk sesaat dia melupakan anak-anak yang bersedia bergabung dalam pendidikan dan pelatihan di Mansionnya.

"Benar juga. Aku terlalu sibuk dengan penyelidikan sehingga tidak sempat mengunjungi mereka."

"Yang Mulia, anda baik-baik saja?"

"Tidak apa-apa. Hanya saja aku merasa kesal. Aku sudah kehilangan pasukan khusus dan belum juga menemukan titik terang dari menghilangnya penduduk dan peri penyembuh. Jika terus begini, kehidupan peri penyembuh di wilayah kita jadi terancam. Tidak ada yang tahu apakah mereka akan jadi target selanjutnya atau tidak."

"Ijinkan aku membantumu, Yang Mulia. Kurasa ini bukan masalah yang bisa diselesaikan oleh para Central Knight dan pasukan anda yang lain," kata Aaron menawarkan diri.

Raja Tigreal menggeleng. "Tidak. Kau fokus saja pada Nobilium yang kaudampingi. Mereka adalah harapanku. Kelak mereka akan menjadi pelindung bagi Calestine Land."

Aaron mengerti dan tiba-tiba dia teringat akan Alucard. "Ada salah satu pendatang baru, dia datang bersama rekannya dari jauh. Dari awal kedatangannya aku sudah merasa dia berbeda. Selanjutnya aku benar-benar yakin dia sangatlah kuat. Kemampuannya tak bisa dibandingkan dengan siapa pun di sini, termasuk dengan kemampuanku sendiri."

Raja Tigreal langsung tertarik dengan penuturan Aaron. Dia berpikir siapa orang yang telah berhasil mendapat pengakuan dari Aaron?

"Siapa?"

"Sang Demon Hunter, Alucard."

"Alucard???" ulang Raja Tigrel ingin memastikan pendengarannya tidak salah karena dia baru saja mendengar nama Alucard disebut.

Aaron sedikit terkejut melihat reaksi Raja Tigreal. Antara tidak percaya dan juga senang. Entahlah.

"Alucard," ucap Aaron lagi.

Kini Raja Tigreal sudah yakin. Namun dia belum sepenuhnya percaya. "Alucard dari kota Empire?"

"Entahlah. Mereka tidak mau menyebutkan dari mana mereka berasal. Mereka hanya mengatakan dari kota Agaria yang merupakan tempat terakhir mereka tinggal karena selama ini mereka hidup berpindah-pindah."

"Bagaimana sosoknya?"

Aaron berusaha menangkap ciri-ciri pemuda itu melalui bayangan dalam ingatannya. "Um, tinggi, tampan, dingin, dan dia juga membawa pedang besar dan memiliki lencana di dadanya. Sepertinya itu lambang keluarganya. Lalu, aku tidak tahu harus menyebutnya apa, wujud tangan kanannya sangat berbeda dengan tangan kirinya."

"Itu dia. Itu Demonic Claw miliknya," ucap Raja Tigreal yakin.

Aaron mengerutkan kening. Dia merasa aneh dengan sikap rajanya yang tiba-tiba berubah menjadi sangat bersemangat. "Ada apa, Yang Mulia? Anda mengenalnya?"

Raja Tigreal mengalihkan pandangannya keluar jendela. Sorotan matanya menembus pemandangan di luar sana. Dalam sekejap harapannya kian membuncah. Selain para Nobilium, ada satu orang lagi yang membuatnya sangat begitu dia nantikan.

"Aaron, ketahuilah. Seorang Fiery Inferno telah datang. Akhirnya dia datang. Segera persiapkan pertemuan khusus dengan pemuda itu. Aku harus bertemu dengannya," perintah Raja Tigreal.

Aaron masih sedikit bingung lalu membungkuk tanda hormat. "Sesuai perintah anda, Yang Mulia."

Hai, jika ada yg baca cerita ini sampai bab ini, cuma mau minta tolong komentarnya apakah cerita ini memang layak dibaca? Apa ceritanya kurang menarik? Alurnya membingungkan, gak jelas atau sebagainya? Sangat2 butuh sarannya, mau kritik juga gpp, karena sepertinya sy lihat penyuka cerita fantasi, fanfiksi dikit banget ya, kyaknya lebih pada suka ke romance. Untuk itu mohon dukungannya ? kalau mmg terbukti cerita ini tak layak akan sy hapus aja

caramelcreators' thoughts
Next chapter