webnovel

Huo Jincheng melindungi Yiren

Editor: Wave Literature

Yu Yishui memahami niat Huo Jincheng, seketika itu juga ia segera menutup botolnya, lalu tersenyum.

Huo Jincheng menyadari bahwa aroma parfum nya telah hilang, seketika pandangannya mengarah tajam ke arah Yu Yishui.

"Tuan Keenam, lihat seberapa serius kamu mencium, tetapi berapa banyak rempah-rempah yang bisa kamu ketahui aromanya? Biarkan kita mendengarnya."

"Hehehe ~" Huo Jincheng tersenyum lalu berkata, "mungkin aku akan mengecewakanmu, namun aku sungguh tidak dapat mencium satu pun."

Senyum di wajah Yu Yishui terlihat sedikit kaku, lalu ia segera tersenyum dan berbicara lagi, "Aku rasa Tuan Keenam bukannya tidak bisa menciumnya, tetapi tidak mau mengatakannya, kamu benar-benar memiliki sifat yang egois, orang-orang yang hadir tidak sepaham denganmu, kalau mereka memang benar-benar tidak bisa menciumnya, namun jika kamu yang mengatakannya, aku tidak percaya."

Huo Jincheng tersenyum tipis.

"Ooh~~~".

Tiba-tiba sebuah panah tajam datang dari kejauhan, dan tembakan itu mengarah langsung ke arah Yu Yishui.

Yu Yishui merespons dengan sangat cepat, ia segera bersembunyi di belakang punggung Yu Yiren.

Sekarang panah itu mengarah ke Yu Yiren. 

Mata Yu Yiren terlihat melebar, dan wajahnya seketika menjadi pucat.

"Hati-ha..!"

Huo Jincheng segera berdiri di hadapan Yu Yiren, dan menjadikan tubuhnya tameng bagi wanita itu.

Sepasang mata cerahnya menatap Yu Yiren.

Panah itu datang dengan cepat dan mengenai punggung Huo Jincheng.

"Oh ..." Huo Jincheng mengerang, tubuhnya bergetar, dan wajah tampannya tiba-tiba berubah menjadi pucat.

Melihat hal itu, Yu Yiren pun berkata dengan suara gemetar, "Tuan Keenam."

"Tuan Keenam!" Zheng Qing segera mendekati tuannya.

Huo Jincheng membalikkan badannya dengan susah payah, matanya yang merah melihat dari kejauhan, "Ada penyusup! Segera kirim orang untuk mengejarnya!"

Ketika Zheng Qing mendengarnya, ia segera melambaikan tangannya dan memanggil penjaga, "Kejar! Kita harus menangkap penyusup itu!"

Satu tim penjaga bersenjata segera mengejar penyusup tersebut.

Seluruh tim penjaga Xiangzhen dibesarkan oleh Huo Jincheng, sehingga ia dapat menyuruh mereka kapan saja.

"Tuan Keenam! Bagaimana keadaanmu?" Yu Yiren memegangi lengan Huo Jincheng dengan cemas.

Dahi Huo Jincheng berkeringat dingin.

Ketika Yu Yiren melihatnya, dirinya merasa sangat panik, saat melihat ada panah panjang di punggung Huo Jincheng, hatinya berdegup dengan kencang.

"Tuan Keenam...." Mata Yu Yiren tampak dipenuhi oleh air matanya sendiri.

"Mengapa kamu melindungiku?"

Huo Jincheng melihat wajah cantik Yu Yiren dengan air mata yang segera jatuh yang keluar dari matanya, pria itu berusaha untuk menggerakkan bibirnya,

"Dimana orang yang aku inginkan? Dia ada di hadapanku." Ujar Huo Jincheng yang mengucapkan kalimat yang ia kutik dari suatu syair.

Yu Yiren mengelap air matanya dan menahan dirinya sendiri untuk tidak menangis.

Sementara Yu Yishui berdiri di samping pria itu, dan berusaha tenang saat menyaksikan pemandangan di hadapannya.

"Tuan Keenam ~! Tuan Keenam!" Ketiga selir Huo Jincheng berlari dengan panik.

"Tuan Keenam~~ Kenapa kamu seperti ini~~ Huhuhu~~" Selir ketujuh menangis dengan terisak-isak.

Selir Kelima mendorong Yu Yiren dan berlari mendekati Huo Jincheng, "Tuan Keenam~~ Aku akan membantumu pergi dari sini dan memanggil tabib."

"Tabib apanya, panggil saja dokter terbaik dari luar negeri!" Selir Keenam berkata sambil menangis tersedu-sedu.

"Kenapa kalian menangisiku?! Aku belum mati!" Huo berteriak dengan marah.

Ketiga selir seketika berhenti menangis.

Huo Jincheng lalu berkata dengan nada datar, "Bantu aku naik ke ke mobil untuk pulang ke rumah."

"Baik, baik, baik~" Ketiga selir itu membopong Huo Jincheng untuk naik ke mobil.

Ketika melewatinya, mata Huo Jincheng menatap Yu Yiren dengan sangat dalam.

Bagian bawah mata Yu Yiren masih basah oleh air mata, saat menyaksikan Huo Jincheng naik mobil.

Kenapa ia menyelamatkanku? Kenapa ia bisa-bisanya menyelamatkanku tanpa berpikir panjang?

Yu Yiren terus bertanya dalam hatinya, ia merasa kaget dan tersentuh.

Saat itu juga Yu Yishui melangkah maju, kemudian berkata, "Sepertinya hubungan antara kakak ipar dan adik iparnya ini agak aneh."