Yu Yiren mengerutkan keningnya dan menatap pria di hadapannya.
Pria tersebut menutup matanya, wajahnya tampak sombong dan dingin.
Puas? Sebenarnya harus apa lagi sampai dia puas?
Yu Yiren menempelkan bibirnya yang hangat, jantungnya sedikit bergetar, bahkan wajahnya memerah.
Dia bernapas dengan cepat, sampai-sampai bisa mendengar detak jantungnya sendiri.
Yu Yiren diam-diam membuka matanya dan melihat kembali ke ekspresi Huo Liancheng, pria itu terlihat sangat tenang dan matanya masih tetap tertutup.
"Apakah sudah cukup?"
"..." Huo Liancheng tetap diam, dengan mata yang masih tertutup.
Ketika Yu Yiren melihatnya, ia rasa bahwa pria itu masih belum puas.
"Tuan Ketujuh, bagaimana seharusnya Yiren menciummu agar kamu puas?" Yu Yiren berkata dengan sedikit kesal.
Huo Liancheng membuka mulutnya dengan mata yang masih tertutup, "Tunjukkan saja padaku seberapa besar kamu mencintaiku."
Ketika Yu Yiren mendengar ucapan barusan, wajahnya tampak sedih dan berpikir keras.
'Tuan Ketujuh, meskipun aku sangat menyukaimu, aku termasuk orang yang sulit untuk mengekspresikan kasih sayang, lalu bagaimana kamu ingin aku mengekspresikannya~'
Huo Liancheng membuka matanya ketika sadar bahwa wanita itu hanya terdiam, kemudian ekspresinya tampak tidak senang.
Lengan panjang pria itu melingkari leher Yu Yiren.
"Cium bibirku, jangan berhenti, mengerti?"
Mata Yu Yiren melebar, dan wajah kecilnya semakin memerah, ia benar-benar terkejut.
Lalu Huo Liancheng memejamkan matanya lagi.
Yu Yiren menelan ludahnya, "Tuan Ketujuh, aku tidak mungkin bisa menciummu terus-terusan tanpa berhenti."
Mata Huo Liancheng masih tertutup, lalu berkata dengan nada suaranya yang tenang, "Cium sampai kamu tidak berdaya."
Wajah Yu Yiren tampak semerah apel, bibirnya yang halus begitu dekat dengan bibir Huo Liancheng.
Sebagai seorang pria, bibirnya terbilang tipis.
Bibirnya yang tipis dan tanpa senyum, membuat pria tersebut terlihat menawan.
Yu Yiren memandangi bibir yang indah itu.
Cium dan lepaskan, lalu menciumnya lagi dan melepaskannya lagi.
Dia melakukannya terus-menerus pada bibir Huo Liancheng.
Dan Yu Yiren menjadi semakin bergairah, namun masih ada rasa malu-malu dalam dirinya.
Huo Liancheng mengangkat alisnya sedikit, dan jakunnya tampak terus bergerak.
Tiba-tiba, Huo Liancheng membuka matanya, dan seolah ada sinar merah yang bersinar dari matanya.
Tiba-tiba ia berbalik mencium Yiren dan menyesap bibirnya.
"Uhh~~Uhh~~" Yu Yiren seketika kehilangan nafas ketika dicium.
Di mulutnya, pria itu sungguh sewenang-wenang atas dirinya, tanpa melepaskan seinci pun dari mulutnya.
Pria tersebut seperti sedang mencicipi makanan, juga seperti sedang menjarah sesuatu.
Tiba-tiba, Yu Yiren mendapat perasaan yang tidak dapat dijelaskan, sesuatu yang sangat kuat.
Sampai ia merasa seluruh tubuhnya lemah, seakan lumpuh di lengan pria itu, bahkan terasa sesak napas.
"Tuan Ketujuh...."
"Hm?" Mata Huo Liancheng yang beraura dingin melirik ke bawah.
Yu Yiren mengangkat matanya dan menatap mata lelaki itu dalam-dalam, "Kenapa kamu... menciumku?"
"..." Huo Liancheng terlihat menunduk.
Mata besar Yu Yiren yang cerah berkedip, lalu bertanya dengan hati-hati, "Tuan Ketujuh, apakah kamu menyukaiku?"
Huo Liancheng dengan tenang berkata, "Aku tahu kamu ingin sekali menciumku, tapi ciumanmu sangat berantakan, jadi aku harus mengajarimu bagaimana cara menciumku agar membuatku puas."
Yu Yiren terkejut kembali, "Tuan Ketujuh, bukankah kamu yang ingin aku menciummu?"
"Aku menyuruhmu?" Mata Huo Liancheng menatap tajam pada Yu Yiren, "bukankah kamu sendiri yang menginginkannya?"
Yu Yiren hanya bisa menatap balik tatapan tajam yang mengarah padanya, karena ia tidak dapat membantahnya.
Jika ia mengatakan tidak, Tuan Ketujuh pasti akan marah.
Baiklah, terserah kamu saja, yang penting kamu bahagia.