William terbangun di pagi hari. Ia meraba sisi tempat tidur yang kosong. "Ah, aku lupa. Aku mengunci pintu. Pram pasti tidur di sofa ruang tamu," gumam William.
Bibirnya tersenyum saat mengingat kejadian tadi malam. Mentari terus mengusirnya, tapi masih tersisa rasa kasihan padanya. Sedikit perasaan itu, Will akan mencoba membuatnya menjadi banyak.
Ia melangkah keluar dari kamar. Alisnya bertaut melihat sofa dalam keadaan kosong. Kemana laki-laki itu? William mengambil ponselnya.
Suara dering ponsel Pram terdengar di dalam rumah. Will mematikan sambungan telepon, lalu menyambungkan kembali. Ia menajamkan indera pendengarannya. Suara itu berasal dari kamar yang ditempati Sarah.
"Dia …. Jangan-jangan!"
Brak!
"Pram!" William membangunkan Pramuda yang tidur seranjang dengan Sarah. Suara Will yang melengking keras, membuat Sarah ikut terbangun. Ia tidak sadar apa yang terjadi dan dengan seenaknya mengubah posisi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com