webnovel

25. Hasil Tes DNA

Jet pribadi Shayna telah mendarat sempurna di Jakarta. Dia turun dengan kaos berwarna hitam dan celana kain panjang. Hanya dua potong pakaian yang cukup sederhana namun terlihat mewah jika dikenakan olehnya.

Dengan tas ternama yang dia tenteng di tangannya, gadis itu berjalan begitu anggun memasuki sebuah mobil mewah yang menjemputnya.

Mobil dengan Sagara di dalamnya.

Brak!

Pintu mobil Shayna tutup dengan kasar. Dia masuk dengan menggebu dan penuh amarah yang membara.

"Dih? Jetlag lo? Baru masuk udah ngamuk-ngamuk gak jelas." Cibir Sagara.

Manik matanya yang sangat tajam hanya melirik Sagara secepat kilat. Sagara yang dilirik seperti itu langsung terdiam membisu.

"Siapa yang gak marah kalau misalkan suaminya muntah ke tas kesayangan yang dibeli si istri pakai duit dia sendiri?!" Geram Shayna. Dia menahan diri untuk tidak mengamuk di sini.

Bayangkan saja! Tas limited edition kesayangannya yang dia beli dengan segenap kerja kerasnya sendiri, bulir-bulir keringat dan tubuh yang lelah dengan koyo berakhir begitu saja hanya karena tingkah ceroboh suaminya.

Sagara Alther Najendra muntah ke tas kesayangan Shayna!

Melihat Shayna yang sudah mengeluarkan tanduknya, Sagara menelan ludah susah payah. Dia ketakutan.

"Ay? Jangan gitu atuh… nanti beli lagi ya? Beli lagi, beli yang banyak." Sagara berusaha membujuk Shayna.

Shayna yang sudah tersulut amarah tak bisa bersikap santai. "Beli lagi, beli lagi… pakai duit siapa hah?! Duit lo?!"

"Duit lo lah…. Gue 'kan gak ada duit, Ay…" Sagara menggaruk tengkuknya sendiri. Bukan karena malu karena dia sendiri sudah benar-benar tidak tau malu. Dia menggaruk tengkuknya karena ingin mengatakan sesuatu yang pasti membuat Shayna geram.

"Ngomong-ngomong tentang duit ya Ay… hehe… gini… hehe… gue minta dua puluh dong?"

Mata Shayna berkilat api amarah. Lirikannya bisa menebas kepala siapapun tak terkecuali dengan Sagara.

Saking tajam dan menyeramkannya lirikan mata Shayna, Sagara sampai menciut ketakutan. "Hehe… pisss… dua puluh doang kok…"

"Ribu?"

"Juta."

Plak!

Shayna langsung memukul lengan berotot milik Sagara. Dia tidak peduli apakah pria itu marah, kesakitan, atau stroke sekalian. Karena sungguh, Sagara adalah pria paling tidak tau malu yang pernah Shayna kenal. Dan pria tidak tau malu itu adalah suaminya!

Menjengkelkan sekali memang!

"Bukannya ganti tas gue, lo malah malak gue! Duit dua puluh juta mau buat apa?! Mabok lagi terus muntah di tas gue yang lain?! Iya?!" Sinis Shayna. Dia sensitif saat ini.

Sagara yang sangat kepepet dan butuh uang mau tidak mau menjawab jujur. "Gue kemarin mecahin lampu di bar."

Siapapun tolong sumbangkan kesabaran kalian pada Shayna! Karena sejujurnya dia mulai kehabisan rasa sabarnya.

"Gak ada. Cari duit sendiri. Ganti sendiri. Lo yang mecahin kenapa gue yang ganti?!" Sinis Shayna, kesal.

Sagara tentu tidak menyerah. Dia akan melakukan apapun demi mendapat uang dari Shayna. Tabungannya telah habis digunakan untuk banyak hal. Beli motor baru, beli pakaian mahal, sampai ke jam tangan harga fantastis.

"Ay? Lo tega sama gue? Nanti kalau gue dikejar sama orang-orang badan gede gimana? Gue dikejar sama preman cuman karena belum ganti duit lampu gimana hah?! Lo tega?!" Wajah Sagara terlihat sangat memelas.

Shayna yang sedang lelah tetap diam. Dia mulai malas menanggapi Sagara. Dan Sagara tak menyerah sedikitpun.

"Ay?"

"Ay? Nanti kalau…"

"Ay? Nanti ya lo bisa kena juga…"

"Ay—"

"BISA DIEM GAK? Aku capek, Mas Sagara sayang…. Capek banget habis kerja! Cari duit! Mana lagi menstruasi hari pertama!" Shayna meledak. Dia berteriak kencang sampai supir di depan sana kaget mendengarnya.

"Santai Ay… santai… santai…. Nanti gue beliin kiranti."

"Gue juga bisa beli sendiri!" Shayna menolak mentah-mentah.

Sagara terdiam membisu, bingung. "Susah ya nikah sama cewek mandiri?"

"Lo nya aja yang bikin keadaan rumit." Cibir Shayna.

Sagara menghela nafas panjang, memijat tangan Shayna. Dia sedang merayu Shayna. "Ay? Dua puluh juta doang kok…"

"Bar mana yang pakai lampu seharga motor?"

"Bar yang gue datengin lah."

Shayna membuka mata, menatap Sagara penuh makna.

Sagara yang ditatap seperti itu reflek berbicara jujur. Jiwa alpha Shayna begitu kuat. Bahkan, melalui tatapan mata saja Sagara sampai ciut dibuatnya.

"Oke. Lampunya cuman delapan juta. Sisanya… gue pengen modif motor." Bibir Sagara terlipat ke dalam. Dia terlihat jelas sedang ketakutan.

Shayna menarik nafas panjang, membuka ponselnya dan mengirimkan uang pada rekening suaminya sebesar delapan juta. Itu harga dari lampu yang Sagara pecahkan.

"Delapan juta udah gue transfer." Kata Shayna.

Sagara tampak lesu. "Dua puluh Ay…"

"Sisanya nanti. Kalau terbukti anak dalam kandungan Herlina bukan anak kamu." Ucap Shayna.

Sagara tercekat dengan mulut terbuka. Dia menunduk menggigit bibir bawahnya. "Tapi…"

"Kenapa?"

"Kemarin hasilnya udah keluar." Ucap Sagara. Dia merogoh sakunya, meraih sebuah surat hasil tes DNA dari rumah sakit. Surat yang belum sempat dia berikan pada Shayna.

"Hasilnya positif, Ay. Anak dalam kandungan Herlina adalah anak gue."

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Depaaac_creators' thoughts