webnovel

Part 6

Di waktu yang bersamaan, Zayn mengumpat di kamar hotelnya.

"Bener-bener sialan mereka berdua! Sengaja manas-manasi gue! Awas aja kalian ya!" Kemudian ia menghubungi seseorang.

'Halo.. Gimana kabar lo bro?'

'....'

'Gue ada penawaran menarik buat lo. Lo dimana sekarang?'

'.....'

'Mengenai Ivi. Gimana? Apa perlu gue pesani lo tiket pesawat buat ke Aussie?'

'....'

'Hahah sa ae lo bro... Yaudah mending lo kesini sekalian liburan.'

'....'

'Ok gue tunggu.'

Telepon End.

"Finally gue ada rekan juga... Dan sebentar lagi, kalian akan berpisah.." ia tersenyum smirk.

Felix dan Ivi tengah mengelilingi sebuah mall mewah di Aussie. Meski sudah lama mutar-mutar mall, belum ada barang yang dibeli oleh Ivi.

"Honey,kamu sebenarnya mau beli apa sih? Daritadi tuh kita muter-muter doank. Aku capek honey.." keluh Felix

"Isss barang-barang di mall ini gak menarik honey.. Aku mau ke pasar aja deh pasti seru."

"Pasar?" Ivi mengangguk

"No! Aku gak mau ke sana.. "

"Isss kamu kok gitu sih?"

"Bukan gitu honey.. Aku cuma capek.. Kamu tahu kan beberapa hari lagi aku bakal berlayar, kamu jangan buat aku sakit donk cuma karena ke pasar."

"Iss... Honey ... Yaudahlah kalau kamu gak mau. Kita balik aja ke hotel."

"Terus ngapain dari tadi kita muterin mall tapi gak beli apapun? Huuh.."

"Hitung-hitung refreshing.. Heheh"

"Yaudah ayo balik ke hotel. Kamu gak mau makan dulu?"

"Gak!" ketus Ivi

"Kok ketus sih?"

"Bodo ah..!!" Ivi berjalan mendahului Felix

"Gak pernah mau ngertiin. Cuma diajak ke pasar aja gak mau." gerutu Ivi kesal

Felix mensejajarkan dirinya dengan Ivi.

"Honey.. Jangan ngambek lagi donk. Aih aku jadi kayak satpam aja kayak gini."

"...."

"Ya Allah aku dicuekin istri sendiri. Semoga pahala dia gak berkurang. aamiin .." ledek Felix

"Isss Felix!!"

"Mulai deh manggilnya gak sopan..!" ucap Felix sedikit marah

"Iyaiya maaf.." Ivi menggandeng lengan Felix

"Iya sayangku cintaku... Sudah aku maafin kok..." gemas Felix sambil mencubit hidung Ivi.

"Sakit tahu.."

"Biarin lah.." Ivi hanya cemberut.

"Laper nih.."

"Yaudah ayo kita makan?"

"Gak mau disini ah.. Di resto hotel aja."

"Yaudah deh.. " Ivi mengangguk.

"Cewek emang banyak maunya ya.." gumam Felix yang masih bisa didengar Ivi. Ivi hanya tersenyum mendengar gumaman itu.

#Side of Alfi

Alfi sudah tiba di rumahnya. Ia sedang beristirahat di kamarnya. Tiba-tiba hp nya berdering menandakan ada panggilan masuk.

'Halo.. Gimana kabar lo bro?'

'Baik. Ada apa lo hubungi gue?'

'Gue ada penawaran menarik buat lo. Lo dimana sekarang?'

'Lagi di rumah sih. Gue cuti. Penawaran apa?'

'Mengenai Ivi. Gimana? Apa perlu gue pesani lo tiket pesawat buat ke Aussie?'

'Mantan ternyata.. Sialan lo! Lo kira gue gak punya duit buat beli tiket? Tapi gapapa sih kalo lo mau bayarin. Lo kan tajir dari lahir. Sekalian liburan juga gue.'

'Hahah sa ae lo bro... Yaudah mending lo kesini sekalian liburan.'

'Siip besok gue kesana. Hari ini gue capek.'

'Ok gue tunggu'

Telepon End.

So, yang ditelepon oleh Zayn adalah Alfi dan yang ditelpon oleh Alfi adalah Zayn.

"Lumayan menarik kalau soal mantan. Sudah lama juga gak ketemu. Kangen gue. Semoga aja gue bisa perbaiki hubungan ini." monolog Alfi

Kini Felix dan Ivi sedang memakan di resto hotel tempat mereka menginap.

"Hon, kita kapan pulang dari sini?" Tanya Ivi

"Lusa aja ya... Besok kita shopping untuk kasih oleh oleh ke mama papa sama bapak dan Ibu."

"Ok siip besok ke pasar." Ucap Ivi enteng sembari makan. Felix menatap Ivi tajam.

"Heheh gak honey gak.." ucap Ivi yang sadar ditatap tajam oleh Felix

"Ok sip ke pasar besok bentar aja."

"Seriously?" tanya Ivi tak percaya

"Iya!!.. Nyenengin istri kan pahala. Tapi aku gak mau lama-lama ya.."

"Yeay... Makasih honey.." Ivi memeluk Felix

"Bau deh kamu.." ledek Felix

"Ihh awas kamu peluk-peluk aku ya nanti.." cemberut Ivi

"Yaelah canda honey.."

Keesokkan harinya..

Pagi ini Alfi sudah tiba di bandara. Ia sedang di perjalanan menuju hotel tempat Zayn menginap.

"Gak sabar pengen ketemu mantan." gumamnya sambil tersenyum

Ia pun tiba di hotel dan langsung memasuki lift menuju kamar Zayn. Saat sedang berjalan di koridor, ia tak sengaja melihat Ivi dan Felix yang baru saja keluar dari kamar hotel.

"Relivia? Gue gak salah lihat?" ucapnya sambil mengucek-ucek mata.

"Gak salah lagi itu beneran Ivi. Tapi kok bisa sama si kapten?" gumam Alfi yang masih menatap mereka heran. Yups, Alfi belum mengetahui kabat pernikahan Ivi dengan Felix. Pasangan itu berjalan ke arahnya. Ivi belum menyadari bahwa orang yang hampir di depannya itu adalah mantan kekasihnya. Saat tepat di depannya, Alfi menyapa keduanya.

"Hai mantan..." sapanya bercanda. Sebenarnya Alfi memiliki sifat yang jauh lebih baik daripada Zayn. Dahulu sebenarnya ia tak pernah menyelingkuhi Ivi namun Sasha menjebaknya.

"Alfi..??" Ucap Ivi

"Ngapain lo?!" ketus Felix

"Sans kapten.. Gue cuma mau nyapa mantan kok. Hai.. Apa kabar?"

"Gak usah sok manis deh lo depan istri gue!" ketus Felix. Alfi pun terkejut mendengar penuturan Felix tadi.

"Apa? Istri? Wah lo ngibulin gue kapten.."

Felix mengambil tangan kiri Ivi dan menunjukkan cincin pernikahan yang terpasang di jari manis Ivi.

"Vi? Ini beneran?" ucapnya tak percaya.

"Iya Al.. Maaf ya aku gak undang kamu soalnya aku gak mau mungut sampah yang sudah aku buang." ucapnya menyindir

"Astaghfirullah... Iyadeh iya.. Terserah deh mau dibilang sampah atau apa intinya aku gak pernah selingkuhi kamu."

"Aku tahu kok Sasha yang jebak kamu tapi yaudahlah semua juga sudah berakhir."

"Semoga kamu bahagia ya... Jujur, aku masih cinta sama kamu. Itulah kenapa sekarang aku masih sendiri." Ucapnya sendu

Ivi menunduk. Ia tak sanggup melihat mata sendu milik mantan kekasihnya itu. Alfi adalah mantan terbaik Ivi. Dia juga yang slalu semangati Ivi saat kuliah dulu. Bahkan sebelum menjadi kekasih, Alfi lah orang yang selalu ada untuk Ivi.

"Gausah sok sedih lo! Awas kalau lo berani rebut Ivi dari gue! Ayo honey kita pergi!" Felix menarik tangan Ivi kasar.

"Gue gak nyangka vi, lo nikah sama cowok sekasar dia." ucap Alfi sebelum mereka menjauh. Felix dan Ivi mendengarnya. Ia menghentikan langkahnya dan menatap tajam Alfi.

"Gak usah sok paling baik lo! Ngaca!" Ucap Felix menunjuk Alfi. Ivi pun menarik Felix agar tak semakin emosi.

"Sudah ayo..." mereka pun pergi.

Maafkan typo.. Terima kasih untuk readers setiaku... :)

Next chapter