webnovel

Rahasia kehidupan Joy

Di Bulan …

Terjadi kematian dalam jumlah besar karena gas beracun yang ditinggalkan oleh para ilmuan, dalam melakukan penelitian terhadap bulan. Membuat para penghuni bulan mengalami kesusahan bernafas dan meninggal setelah menghirup gas beracun, sehingga untuk sementara mereka yang masih bertahan harus turun ke bumi menggunakan UFO.

***

Joy terbangun dari mimpinya, dia terkejut melihat wanita yang sudah memberikan kue itu sekarang ada dihadapannya dengan terus memperhatikan wajahnya dari dekat. Marisa juga terkejut setelah Joy membuka matanya dan melihatnya.

"Sedang apa Kau?" tanya Joy langsung bangun dan duduk.

"Seharusnya aku yang menanyakan itu padamu! Sedang apa Kau tidur disini?" tanya balik Marisa dengan melihat Joy yang takut padanya.

"Aku lapar!" ucap Joy merasakan perutnya berbunyi dan tidak bisa menjawab pertanyaan dari Marisa.

Marisa mendengar perut Joy bergemuruh. "Apa kamu tidak memiliki keluarga yang bisa memberimu makan, kenapa kamu terus meminta padaku?" tanya Marisa kesal mendengar suara gemuruh perut pria yang tidak dikenalnya.

Joy hanya diam, dia bingung menjelaskan keadaannya kepada Marisa tentang yang sebenarnya. Namun Marisa merasa iba kepada Joy yang diam dan memegang perutnya yang lapar.

"Ikut aku, aku akan memberimu makan," ajak Marisa berdiri dan bergegas untuk berangkat bekerja.

Joy hanya tersenyum saat mendengar ajakan Marisa, dia percaya kepada wanita itu yang sudah begitu baik padanya, tapi tidak dengan Marisa. Dia tidak mempercayai orang yang baru dikenalnya, baginya Joy hanya gelandangan teraneh yang pernah dilihatnya.

Marisa melihat Joy yang berjalan di sampingnya dengan waspada "Siapa namamu?" tanya Marisa mengalihkan pandangannya melihat ke depan jalan komplek yang sepi.

"Aku Joy," jawab Joy yang masih terbata-bata dengan bahasanya.

"Joy, namamu seperti permainan anak-anak. ucapanmu seperti orang yang baru belajar bahasa Indonesia, apa kamu bukan berasal dari negaraku?" tanya Marisa penasaran.

"Dimana makanannya, aku sudah lapar," keluh Joy mengalihkan pembicaraan menyembunyikan gugupnya di depan Marisa.

"Sebentar lagi sampai di kedai bubur," jawab Marisa kesal dan berjalan dengan cepat.

Marisa mencurigai Joy yang selalu mengalihkan pembicaraan, ketika dia ingin tahu tentang kehidupan pria aneh itu dengan menduga-duga hal negatif yang ada di dalam pikirannya.

"Aneh! Siapa dia sebenarnya, tapi aku kasihan melihatnya," batin Marisa melirik Joy yang sedang melihat sekeliling. "Atau jangan-jangan dia teroris!" batin Lana membuka matanya lebar sampai bulu kuduknya berdiri. Namun Joy hanya tersenyum dan tak memedulikannya

Sesampainya di kedai bubur, Marisa memesan dua porsi bubur. dia mengajak Joy duduk dikursi dan memberinya sebuah sendok makan untuk dipakai Joy. Joy melihat sendok yang di berikan Marisa, dia belum pernah menggunakan itu di bulan tempat tinggalnya.

"Ini untuk apa?" tanya Joy bingung melihat sendok dengan tatapan aneh dengan sendok yang ada di tangannya.

Pemilik kedai langsung menjawab."Itu sendok untuk makan," pemilik kedai tersenyum lucu dan meletakkan dua mangkuk bubur di meja lalu pergi membuat Lana malu dengan tingkah Joy.

"Terima kasih Bu," ucap Marisa tersenyum malu dan bingung melihat Joy yang terus memperhatikkan sendoknya. "Makanlah," pinta Marisa dengan nada kesal kepada Ilan.

"Gimana cara memakannya dengan ini?" tanya Joy bingung melihat Marisa dengan tatapan polosnya.

"Orang bodoh darimana yang belum pernah menggunakan sendok," gumam Marisa dengan lirikan yang aneh. "Lihat aku!" ketus Lana dengan menyendokkan buburnya dan memakannya.

Joy mengikuti cara Marisa memakan bubur dengan sendok, dia melahapnya dengan sangat cepat. Dia merasa makanan yang di berikan Marisa sangat enak dan membuat dia ingin menambah.

Joy menyentuh tangan Marisa. "Hei, hei," panggil Joy yang belum tahu nama Marisa.

"Ada apa? Aku bukan hei! namaku Marisa,' ucap Marisa kesal sambil memperkenalkan dirinya dan melihat mangkuk Joy sudah kosong. "Hah kamu sudah menghabiskannya! Secepat itu! Astaga….?" Marisa terkejut sambil mengelus dadanya melihat Joy makan dengan cepat.

"Aku ingin lagi Marisa," pinta Joy mengangkat mangkuk kosongnya sambil tersenyum polos.

Marisa menggaruk kepalanya melihat Joy. "Bu, tambah satu mangkok ya," pinta Marisa kepada pemilik kedai.

"Baik Neng," sahut pemilik kedai.

Marisa sudah tak berselera makan, dia menyudahi makanannya. Joy yang melihat itu mengambil mangkuk milik Marisa dan menghabiskan buburnya.

Marisa melihat Joy mengambil mangkuknya. "Jangan dimakan itu bekasku," ucap Marisa melarang Joy yang sudah memakannya.

"Akan sayang jika tidak di makan," jawab Joy melahap bubur sambil tersenyum melihat Marisa yang terheran-heran.

"Ini neng buburnya," pemilik kedai meletakkan mangkuk bubur di meja dan pergi.

"Makasih Bu," ucap Marisa dengan melihat Joy memakan bubur yang baru saja diletakkan pemilik kedai.

Joy mengikat rambutnya, dia melamun melihat Joy melahap makanannya begitu cepat. Selesai makan Marisa dan Joy keluar dari kedai bubur.

Marisa melihat jam tangannya. "Aku akan pergi, kamu pulanglah ke keluargamu," ucap Marisa berjalan meninggalkan Joy untuk pergi menuju halte bus yang ada di depan komplek.

Joy melihat Marisa pergi meninggalkannya, dia juga berjalan berlawanan arah dengan wanita yang memberinya makan itu. Di jalan Marisa terus menggerutu kesal dengan Joy yang sangat tidak tahu malu.

"Gelandangan macam apa yang tidak tahu malu dengan terus meminta makan padaku, dia pikir aku ini keluarganya," ucap Marisa menggerutu sendirian sambil berjalan menuju halte busnya.

Joy terus berjalan tanpa arah dan tujuan, dia ingin bertemu dengan penduduk bulan lainnya yang juga harus dievakuasi ke bumi. Dia melihat manusia yang sedang berjalan tanpa melihatnya atau menyapanya.

"Di bumi penduduknya tidak ramah, mereka sibuk dengan benda ditangannya," gerutu Joy melihat semua manusia menggunakan pinsel dijalan. "Kemana lagi aku harus mencari mereka," ucap Joy dengan terus berjalan tanpa alas kaki.

Joy duduk di pinggir jalan, dia memandangi para manusia yang sedang sibuk melakukan aktifitas harian mereka. Dia tidak betah tinggal di bumi, dia ingin pulang lagi ke bulan, tapi dia bingung dan tidak tahu cara untuk kembali.

Joy meneteskan air mata."Air apa yang muncul di mataku, kenapa dadaku sakit," ucap Joy mengusap air matanya dan memegang dadanya yang sakit.

Seseorang Ibu dari pasar tak sengaja lewat dan melihat Joy yang sedang duduk menangis, karena merasa iba dia memberikan sendalnya dan uang untuk Joy membeli makanan.

Ibu mendekati Joy. "Nak, jangan putus asa dengan hidup ini. pakailah ini sandal milik Ibu, dan ini uang tiga ratus ribu untuk kamu membeli pakaian dan makan," ucap ibu melepas sendalnya dan memberi uang di tangan Joy.

"Tidak usah, aku tidak membutuhkan ini," jawab Joy bingung melihat Ibu itu melanjutkan perjalananya tanpa mendengarkan dirinya bicara.

Joy memakai sendalnya terbalik dan memegang uang tiga ratus ribu yang diberikan padanya, dia bingung dengan uang yang ada di tangannya.

Sore hari Marisa di kantornya, dia terkena marah oleh atasannya Pak Roy yang sudah tua dan selalu saja memintanya untuk melakukan tugas yang bukan tanggung jawabnya.

"Pak saya juga banyak pekerjaan! Jadi saya tidak bisa mengerjakan pekerjaan milik orang lain, nanti pekerjaan milik saya akan terbengkalai dan anda akan marah lagi dengan saya," tegas Marisa kesal.

"Jangan jadi egois dengan rekanmu yang lain, lihat mereka sangat sibuk bukan kamu saja. Lagi pula kamu ini kan belum menikah dan memiliki anak," jawab Pak Roy dengan melepas kacamatanya.

Malas untuk berdebat lagi dengan bosnya. Marisa pun terpaksa mau menjalankan perintahnya dengan hati yang kesal sekali.

"Baik Pak saya akan kerjakan," ucap Marisa meninggalkan ruangan Pak Roy dengan kekesalannnya.

Marisa menutup pintu ruangan Pak Roy, dia kesal dengan tugas yang ada di tangannya. Dia merasa atasanya dan para seniornya sangatlah tidak adil padanya.

"Ishhhhhhhh, sial jika saja aku tidak membutuhkan pekerjaan ini.Aku pasti sudah keluar!" gerutu kesal Marisa kesal melihat para seniornya yang santai di mejanya.

***

Malam hari Marisa kembali pulang ke kostnya, dia berjalan sangat lelah denngan semua pekerjaannya. dia membuka gerbang kost dan terkejut melihat Joy duduk di sofa.

Marisa tak menghiraukan Joy dengan terus berjalan menuju kamarnya. "Isshh, untuk apa dia masih disini," gumam Marisa dengan menutupi wajahnya berharap Joy tak melihatnya

"Marisa tunggu!" panggil Joy melihat Marisa dan berlari menghampirinya.

Marisa menghentikan langkahnya. "Ada apa lagi kau disini?" tanya Marisa melihat Joy dengan ekspresi wajah kesal.

"Aku ingin memberikan ini untukmu," jawab Joy memberi uang yang dia dapat dari ibu tadi.

Saat akan memberikan uang kepada Marisa, seketika jam tangan dipergelangan tangan Joy muncul lagi dengan memancarkan cahaya biru, membuat Joy dan Marisa terkejut dengan melihat jam tangan yang ada di pergelangan tangan Joy.