1 Kehidupan baru

UFO melayang pelan diudara dan menarik seorang pria untuk lompat turun ke bumi, lalu meninggalkan dia sendirian di tengah padang rumput dan ilalang. Joy pria yang berasal dari bulan dan harus di evakuasi turun ke bumi tanpa sehelai pakaian yang menutupi tubuhnya.

"Blukkkkkkk," suara Joy lompat jatuh dari UFO.

Joy mencoba untuk bangun, tapi dia belum bisa menyeimbangkan tubuhnya dengan gaya gravitasi yang ada di bumi. Dia terus mencoba sampai jatuh bangun agar bisa berjalan di bumi yang baru dia pijaki.

"Blukkkk," suara Joy terjatuh untuk berdiri.

"Blukkkk, blukkkk, blukkkk" Joy jatuh lagi dan lagi.

Hingga akhirnya Joy dapat berjalan di bumi, dia berjalan pelan tanpa sehelai kain untuk menutupi tubuhnya. Dan melihat ada jemuran lalu mengambil pakaian tanpa sepengetahuan dari pemiliknya, setelah memakai pakaiannya dia meneruskan perjalanannya.

Tiba di pasar pagi hari, perut Joy seketika berbunyi pertanda lapar. Lalu dia mencari air untuk menghilangkan rasa laparnya, dia melihat air bekas cuci piring pemilik kedai nasi uduk dan meminumnya begitu saja. Pemilik kedai yang melihat, melarang Joy untuk minum air bekas cuci piringnya itu.

"Jangan diminum ini air kotor!" tegur pemilik kedai nasi uduk.

Joy ketakutan melihat penduduk bumi, dia merasa penduduk bumi sangat kasar dalam hal berbicara. dia menghabiskan air bekas cuci piring pemilik kedai. Pemilik warung hanya bisa melihat Joy yang menghabisinya.

"Dasar orang aneh! air bekas cuci piring kok diminum," ucap pemilik warung melihat Joy berjalan meninggalkan kedainya.

Joy terus berjalan dan merasakan perutnya berbunyi lagi, dia bingung apa yang harus dimakan lagi untuk menghilangkan rasa laparnya. Lalu Joy melihat seorang wanita sedang berjalan memegang roti yang akan dimakan, Joy mengambil roti milik Marisa dan lari begitu saja.

"Crekks…Crekks.." Suara plastik roti yang diambil Joy dari Marisa.

"Heh, itu roti milikku, kenapa Kau mengambilnya," teriak Marisa melihat Joy berlari membawa roti miliknya.

Marisa seorang wanita yang bekerja sebagai editor di sebuah perusahaan penerbit buku di Jakarta, dia kesal dengan orang gila yang baru saja mengambil roti miliknya. Padahal itu roti untuk mengisi perutnya yang lapar sebelum mulai bekerja.

"Isshhhh, udah tau itu roti akan kumakan. Aku lapar sekali," keluh Marisa kesal melihat pria asing itu membawa lari rotinya.

Joy memakan roti yang diambilnya dari Marisa, dia terus memakan tanpa merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan terhadap orang lain. Setelah memakannya Joy merasa sedih merindukan keluarganya, dia bingung melihat penduduk bumi yang berkeliaran dan tidak mempedulikan sekitarnya. Joy juga melihat aneh dengan manusia yang memainkan ponsel dan memakai earphone di telinganya, dia belum pernah melihat itu di bulan tempat tinggalnya.

Joy duduk di sebuah komplek perumahan yang sepi, dia meneteskan air mata ingin kembali ke bulan. Joy tertidur di bawah pohon tempat dia duduk, dia seperti gelandangan yang tak memiliki tempat tinggal. Orang lewat yang melihat Joy tertidur melemparinya uang koin dan makanan yang mereka bawa.

***

Marisa baru pulang kerja dengan membawa sekotak kue untuk merayakan ulang tahunya sendiri, dia berjalan dengan senang. Marisa tidak memiliki siapapun dalam hidupnya, keluarganya sudah meninggal akibat banjir bandang saat itu. Sejak itu dia selalu merayakan ulang tahunnya sendiri dan bernyanyi untuk dirinya sendiri.

Di depan kostannya, dia melihat Joy tertidur di bawah pohon. Dia mendekatinya dengan terus menatap wajah Joy dengan sangat dekat, membuat Joy bangun dan terkejut melihat Marisa.

"Astaga, kaget aku!" Marisa terjatuh kebelakang melihat Joy seketika bangun.

"Se…Sedang apa kamu?" tanya Joy terbata-bata.

"Kamu yang mencuri roti milikku kan?" tanya balik Marisa melihat Joy ketakutan melihatnya

Marisa mengamati Joy yang sangat berbeda dari orang gila atau gelandangan yang sering dia lihat di jalan, balas Joy dengan wajah tampannya melihat Marisa yang sedang mengamatinya.

Joy mengendus wangi kue ulang tahun. "Apa itu?" tanya Joy menunjuk kotak kue ulang tahun Marisa.

Marisa menutupi kotak kuenya. "Ini milikku, jangan kamu ambil lagi," jawab Marisa mengira Joy akan mengambil kuenya lagi.

Joy mengelus perutnya yang lapar, setelah mencium aroma dari kue ulang tahun milik Marisa. Dia melihat Joy tak tega, dia membuka kue ulang tahunnya.

"Kamu lapar? Rumah kamu dimana? Apa kamu tersesat?" Marisa melontarkan banyak pertanyaan kepada Joy.

"Aku lapar, aku ingin itu," jawab Joy melihat kue ulang tahun yang sedang dibuka oleh Marisa.

"Dasar aneh!" gumam Marisa lalu memotong kue ulang tahunnya. "Aku akan memberimu kue milikku, tapi setelah ini kamu pulanglah. Ini sudah malam, keluargamu pasti sedang mencarimu," pinta Marisa memberi sepotong kue ulang tahun miliknya.

Joy mengambil kue pemberian Marisa dan langsung memakannya seperti orang yang kelaparan, dia menjadi takut melihat Joy yang menurutnya aneh. Dia langsung menutup kotak kuenya dan bergegas pergi masuk kedalam kostnya.

Di depan kamar Marisa membuka pintunya dan disambut oleh kucing miliknya,yang dia rawat dari kecil.

"Uuuuuu… Bulanku! Kamu pasti lapar ya, tunggu kaka siapkan makanan untukmu," ucap Marisa mengelus kucingnya sambil mengajak bicara kucing yang tidak bisa bicara hanya mengikuti babunya saja.

Marisa masuk dan mengambil toples makanan Bulan kucingnya, dia menyendokkan untuk diletakkan di mangkuk kucingnya. Setelah itu dia duduk untuk menyalakan lilin kue ulang tahunnya. Sebelum meniup lilinya, dia berdoa kepada Tuhan untuk hidupnya kedepan.

"Aku ingin hari-hariku lebih baik, dan aku ingin semua yang kujalani lebih mudah. Agar aku tidak lagi merasakan putus asa untuk menjalaninya," ucap Marisa seraya berdoa membuka matanya dan meniup lilin ulang tahunnya.

Di malam hari, Joy kedinginan dengan angin malam yang menusuk tulangnya. Dia melihat gerbang kost Marisa terbuka, lalu dia memasukinya pelan agar tak ada orang yang melihatnya. Dia tidur di sofa yang ada di samping pintu kost.

Selesai mandi Marisa membuka hordengnya untuk melihat pria yang tadi di bawah pohon dari jendela kamarnya, tapi dia tidak melihatnya lagi. Dia pikir Joy sudah pulang kerumahnya.

Marisa membuka hordeng jendela. "Kemana dia, apa dia sudah pulang," gumam Marisa melihat sekeliling dari kamar atasnya. "Baguslah dia tidak ada," Marisa menutup hordengnya.

Marisa melanjutkan dengan mengerjakan pekerjaan rumah yang terbengkalai, cucian piringnya sangat numpuk dan kamarnya seperti kapal pecah.

Marisa melihat sekeliling kamarnya. "Aishhhhh," desis Marisa merasa pusing dengan keadaan kamarnya yang berantakan. "Kapan akan selesai jika seperti ini," keluh Marisa dengan mengikat rambutnya yang panjang dan bersiap mengerjakan tugasnya.

Tengah malam Joy tidur dengan nyenyak di atas sofa, walau banyak nyamuk menggigitnya. Seketika jam tangan muncul ditangannya dengan memancarkan cahaya berwarna biru dan menghilang begitu saja.

 

 

 

 

 

 

 

 

avataravatar
Next chapter