Ginnan pun diajak Renji berpetualang ke sepanjang jalan De Wallen. Mereka terus melangkah dengan obrolan kesana kemari, Ginnan yang terpesona dengan pemandangan indah kanal merah yang menghubungkan jalur menuju pelabuhan, dan kemudian memilih satu opsi di antaranya.
"Pee Show itu mengerikkan tidak sih?" tanya Ginnan ketika mereka berdua berdiri di depan gedung mungil setinggi tiga lantai itu. Dengan kedua tangan berada di dalam saku long coat, dia mendongak ke atas dan memandang plang kelap-kelip lampu tumblr yang terpajang.
"Mengerikkan apa? Itu hanya tayangan film esek-esek," kata Renji. Tapi kuku jemari Ginnan diam-diam menggali serat garmen di dalam sakunya.
"Benarkah?"
"Seperti biasa jika kau onani sambil menonton video biru," kata Renji lagi. "Bedanya, di sana kau duduk bersama puluhan orang—mungkin lebih. Dan akan terus begitu hingga selesai."
"Ugh... Buruk sekali," kata Ginnan. Lalu membuang muka ke arah gedung lain. Mencoba mencari-cari opsi yang lebih baik.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com