Lanjutan Episode 20.
Pasukan buto tersebut dihalau oleh gerombolan harimau ghaib yang sukarela membantu tiba-tiba.
...
Maka peperangan malam itu cukup sengit, pasalnya adik dari buto ijo yang dikalahkan abah guru memiliki pasukan buto yang memang andalan kesayangan. Sebut saja panglima-panglimanya. Namun, pasukan harimau yang membantu disana, berhasil menumbangkan pasukan tersebut tanpa sedikitpun merasa tersudut. Ternyata mereka adalah jin yang mengikuti mang jati semenjak ia memulai keilmuannya sejak remaja. Meskipun begitu, mang jati tak pernah sesekali dengan sengaja meminta pertolongan pada pasukan harimau tersebut. Bahkan mang jati tak mengetahui kalau mereka ikut serta dan membantu sukarela.
Pasukan yang berjuluk 'Lentera Malam' itu menyisakan satu makhluk pengikut paling setia dari buto ijo yang kedua. Mereka memenjarakan makhluk tersebut alih-alih informasi yang direncanakan nanti.
Dan, yang dinantikan tiba. Siluman berkepala dua, yang mengepalai dua buto tersebut dan makhluk sejenisnya. Mang jati sempat terkejut beberapa denyut. Namun, karena hati yang ikhlas serta keyakinan di dalamnya, mang jati tetap berfokus pada buto kedua tadi. Siluman berkepala dua itu meminjamkan pusakanya untuk meningkatkan kekuatan buto tersebut.
....
"Sudah siapkah kau manusia!! Hahahaha... "
.
"Silahkan saja, aku tetap berpasrah diri pada Sang Khaliq dan meminta pertolongannya atas kalian, makhluk fasik!!"
.
"Hahahaha... Sudahlah manusia, kau benar-benar takkan sanggup menghalau ini!! Ucapkan selamat tinggal pada ragamu, dan akan kujadikan kau budak di kerajaanku!"
.
"Sesungguhnya ia yang menciptakanku dan kalian beserta seisi dunia ini. Dan hanya padaNya lah aku akan kembali"
Jduaaaarrrrrrrrr ...
Efek dari keilmuan makhluk tersebut beradu dengan keilmuan mang jati. Ledakannya cukup dahsyat. Pintu-pintu rumah itu sampai hancur, kaca jendela kamarnya juga ikut pecah, hancur berkeping-keping. Kasur tidur ikut hancur, langit-langit jadi hitam legam akibat panasnya aura negatif yang dikerahkan.
Namun karena keteguhan iman mang jati, pusaka tersebut tak bisa menembus dan menusuk mang jati. Hanya saja, pijakan kaki mang jati tergeser karena gesekan energi tersebut.
Liciknya lagi, siluman berkepala dua tadi, salah satunya ikut menambah serangan pada mang jati.
Sementara, yadi menarik teh yuni keluar rumah agar tak terkena efek dari pertarungan mereka.
Siluman itu menyerang dengan pusaka palu gada yang ujungnya seperti mata bor. Lancip, dan memutar.
Dari arah belakang, abah guru berlari setengah mati untuk membantu dan melindungi mang jati.
Namun sayangnya, abah guru tak kuat menahan serangan palu dari siluman itu, yang kembali menusuk tepat kearah jantungnya. Yang ujung runcingnya itu memutar kencang: mengoyak-oyak hingga masuk kedalam jantung abah.
Walaupun secara ghaib dan efeknya ghaib, abah guru tergeletak dilantai, tak bisa berbuat apa-apa, bahkan sangat terbata bicaranya. Saat itu juga, serangan mereka terhenti. Siluman kepala dua dan buto tadi tertawa sekencang-kencangnya atas kekalahan yang diterima abah guru.
...
"Hahahaha... Rasakan itu! Mati kau sebentar lagi! Kau takkan mampu untuk mencabut dan pulih dari pusaka itu!"
...
Melihat abah guru tergeletak tak berdaya, mang jati melancarkan serangannya pada makhluk tersebut. Ia mengeluarkan busur emas dan melontarkannya kearah buto.
Buto itu pun tertancap. Anak panah tersebut menusuk dan menembus kepala si buto ijo, hingga masuk setengah kedalam.
Membakar kepalanya hingga melelehkan lendir-lendir yang aromanya seperti bangkai hewan. Anak panah itu menembus tepat di dahi si buto. Perlahan tapi pasti, wajah laknat sebelah kiri buto itu meleleh secara cepat. Dan beberapa detik kemudian, meledak.
Raga yang dirasuki terpental keluar jendela kamar, dan siluman berkepala dua itu kabur tak terlihat.
Abah guru yang tergeletak, memuncratkan darah dari mulutnya, walaupun menembus secara ghaib, namun efek yang diterima abah guru cukup signifikan, matanya sayu, nafasnya terengah, mulutnya bersimbah darah.
.....
*Bersambung ...