tokk.tokk.tokk
Terdengar suara ketukan dari luar kamar Felysia lebih tepatnya Felysia Sherly Stefano anak pertama dari keluarga Stefano. Ketukan semakin keras membuat sang penghuni mau tidak mau harus membuka matanya.
"Sayang ayuk turun," panggil mama Rika dari luar.
"Iya ma Fely turun" Felysia segera mandi dan turun menemui orang tua dan adik tersayangnya, mencium pipi Mereka satu persatu.
"Pagi ma,pa" Felysia duduk disebelah adiknya yang masih berumur 3 tahun sedangkan Felysia sekarang berumur 8 tahun.
"Sayang papa sama mama nanti harus pergi keluar negeri selama beberapa hari dan mengajak adikmu, kami akan mengantarmu kerumah sahabatmu Faresta. Papa sudah bicara dengan orang tuanya dan mereka setuju kamu tinggal beberapa hari disana selama kami pergi" jelas papa Erwando yang membuat air mata Felysia menetes.
"Kenapa kalian ninggalin Fely,kalian udah gak sayang sama fely" ucap Felysia berkaca kaca.
"Bukan begitu sayang, kita sayang sama Fely , papa mendadak harus pergi kesana karena pekerjaan dan mama harus ikut begitu juga adikmu, kami ingin mengajak mu sayang tapi bertepatan dengan itu kamu ujian, jadi kami memutuskan menetipkanmu kerumah sahabatmu ayahnya adalah teman papa" jelas mama Rika memeluk putrinya, ia sangat tidak rela meninggalkan putrinya tapi ini pilihan , Fely ada ujian yang tidak bisa ditinggalkan ,semoga Fely mengerti.
"Tapi Fely takut sendirian ma" Fely semakin menangis dipelukan mamanya.
"Kita tidak lama kok, setelah selesai kita segera pulang dan menjemputmu kerumah Faresta sayang" jelas mama menenangkan. Fely mulai tenang dan tidak menangis lagi.
"Tapi papa sama mama janji harus segera pulang" ucap Fely dengan sekali senggukan.
"Tentu sayang" mama Rika memeluk Fely lagi "mama sama papa akan berangkat nanti pukul 10 setelah mengantarmu kerumah sahabatmu" ucap mama Rika lagi dan diangguki Fely.
Pukul 10
Keluarga Stefano sudah berada didepan rumah keluarga Maharja untuk menitipkan sementara anaknya kepada mereka selama mereka pergi, tapi tanpa mereka tahu hari ini adalah hari terakhir mereka bertemu.
"Halo Erwan" paman Alldric memeluk papa Fely.
"Alldric lama tidak bertemu, maaf merepotkan seperti yang aku bicarakan ditelepon kemarin aku dan istriku hari pergi sementara dan meninggalkan Felysia putriku, jadi aku menitipkannya selama aku tidak ada, lagian putrimu juga teman sekolah Faresta kan?"tanya ayah Erwando.
"Iya betul sekali" ucap paman Alldic dan saat itu juga Faresta keluar dari kamarnya.
"Felysia" teriak Faresta senang dan langsung memeluk sahabatnya "benarkah kamu akan tinggal disini?aku sangat senang, kita bisa tidur satu kamar" celoteh Faresta sangat senang.
"Iya aku akan menginap disini selama papa dan mamaku pergi" jawab Fely lesu karena ia tidak ingin ditinggal oleh orang tuanya.
"Baik lah Alldric kita harus kebandara sekarang, aku titip putriku padamu jika ada apa apa kabari aku ya" papa Erwando berpamitan dan memeluk Fely bergantian mama Rika.
"Sayang kamu jangan nakal ya, mama gak lama kok" mama Rika memeluk Fely, ia pun menangis melihat mama dan papanya memasuki mobil dan meninggalkannya disana ia berusaha mengejar mobil papanya tapi ditahan oleh paman Alldric.
"Fely tenang,mereka segera kembali disini ada Faresta kalian bisa main sepuasnya disini" paman Alldric berusaha menenangkan Fely yang masih terisak seakan akan mau ditinggal pergi selamanya.
Fely menuruti paman Alldric menyuruhnya masuk dan beristirahat dikamar Faresta.
Pukul 20.00
"Iya hallo" ucap paman Alldric mendapat telepon.
"....."
"Apa,iya saya akan segera kesana" ucap paman Alldric entah apa yang dibicarakan orang itu ditelepon membuat Istrinya penasaran.
"Kenapa?"tanya tante Renita dan Alldric menitihkan air mata.
"Cepat ajak Felysia keluar kita akan kebandara,nanti aku ceritakan dijalan" ucap paman Alldric dan tamte Renita pun menuruti dan membaca kedua anaknya beserta Felysia menuju mobil.
"Kita mau kemana tante apa papa menyurku menyusulnya" ucap Fely senang dan membuat paman Alldric meneteskan air mata lagi istrinya bingung sebenarnya apa yang terjadi. Alldric masih diam tidak menjawab pertanyaan Felysia, begitu juga dengan Renita.
"Sebenarnya apa yang terjadi Alldric" tanya Renita karena ia bingung kenapa suaminya meneteskan air matanya. Alldric melihat kebelakang anak anaknya dan Felysia ternyata sudah tertidur lalu ia mulai bicara tentang semuanya.
"Pesawat yang ditumpangi Erwando dan keluarganya mengalami kecelakaan seluruh penumpangnya meninggal dunia" ucap Alldric dan Renita langsunv menangis mendengar itu , bagaimana nasip Felysia pikirnya.
Sesampainya dibandara anak anak sudah bangun disana sudah ramai para keluarga korban pesawat tersebut yang mencari tahu bagaimana kondisi kerabatnya yang menjadi korban. Felysia bingung kenapa semua orang disana menangis termasuk tante Renita ,ia bertanya kepada paman Alldric.
"Paman,kenapa semua orang menangis? Kenapa tante menangis kapan kita akan naik pesawat dan menyusul mama dan papa paman?"tanya Felysia, ia belum tahu tujuan mereka kesini untuk menjemput orang tua Fely yang sudah meninggal berserta adiknya.
"Sayang paman ingin tanya, kalau Faresta meminjamkan buku buat Fely ,terus diambil lagi sama Esta ,Fely marah enggak?" tanya Alldric membuat perumpamaan yang entah Fely paham atau tidak.
"Ya Fely kembaliin sama Esta paman" jawab Fely.
"Keluarga Fely kan punya Allah ,dan sekarang Allah minta keluarga Fely lagi, Fely yang sabar ya sayang" Paman Alldric memeluk Felysia erat dan menangis , Felysia bingung kenapa paman ikut menangis. Ia mereka perasaannya semakin tidak enak ketika melihat banyak petugas bandara yang mendorong kereta mayat diujung dan yang membuat semua orang berhamburan mendatanginya termasuk paman dan tante yang menggandengnya semakin mendekat kekereta mayat tersebut.
Felysia tidak sengaja melihat brankar mayat dan terdapat mamanya disana
"Mamaaaa" teriak Felysia menangis sangat keras melepaskan tangannya dari tante Renita dan berlari menuju brankar tersebut paman dan tantenya langsung mengejar. Felysia tidak percaya apa yang ia liat ,ia memeluk jasad mamanya yang sudah pucat paman dan tante memeluk Felysia erat.
"Mama,mama bangun kenapa mama ninggalin Fely ma mama janji mau jemput Fely ma, mama" Fely menangia sangat keras dan ia melihat paman berjalan kearah brankar disebelahnya ada 2 brankar.
"Papa ,Sherly" ucap Fely tiba tiba dan semakin menangis tante menenangkan Fely dengan memeluknya.
"Kamu harus kuat ya sayang" ucap tante Renita menenangkan Fely. " Allah sayang sama keluarga Fely jadi Allah ambil Meraka lagi" ucap Renita.
"Fely tinggal sendiri tante, mama papa sama adik udah gak sayang sama Fely mereka ninggalin Fely tante" Fely memeluk tante Renita.
"Tante akan jagain kamu sayang", kamu gak sendiri" tante memeluk Fely lagi dan berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh lagi, Fely mulai tenang ia diam menatap jasad orang tua serta adiknya keluarga terahir yang Fely punya sekarang telah meninggakannya pandangannya kosong sampai ia berjalan keluar dari rumah sakit menuju taman didepan rumah sakit bandara duduk disana tanpa seorangpun yang menemaninya. ia menangis lagi.
"Kenapa Allah ambil mereka dari Fely" ucap Fely menutup matanya.
"Hei kenapa kamu menangis?"tanya seseorang dan Fely melihat anak laki laki duduk disebelahnya.
Fely menggeleng
"Kenapa kamu malam malam ada disini" tanya anak itu lagi dan Fely tidak menjawab ia hanya melihat kearah pintu rumah sakit bandara.
"Keluargamu jadi korban kecelakaan itu juga?" Fely mengangguk "papa dan mamaku juga meninggal dalam kecelakaan itu" ucap laki laki itu lagi ,Fely melihat ke anak itu ia tidak melihat kesedian sedikitpun dimata anak itu.
"Apa kamu tidak sedih?"tanya Fely.
"Sedih itu pasti,tapi kata kakekku kita tidak boleh menangis atau mereka akan sedih melihat kita menangis mereka sekarang sudah disurga mungkin orang tuaku dan orang tuamu sudah bertemu disana" ucap anak itu menujuk langin, Fely tersenyum.
"Aku Andrea" anak itu mengarahkan tangannya didepan Felysia.
"Felysia" jawab Felysia sedikit tersenyum dan ia melihat tante Renita dan Faresta mencarinya.
"Aku harus pergi" Felysia hendak berlari tapi tangannya dicekal anak itu "tunggu" ucapnya lalu memberikan sebuah gelang dan memakaikanya ditangan Fely "ini untuk mu agar tidak sedih terus, kamu jaga ya ini pemberian mamaku yang terakhir" ucap anak itu lalu dibalas senyum oleh Fely dan berlari.
"Manis" batin Andrea kecil.