Vano pulang dari warung tidak lupa membawakan pesanan Andrea.
"Ni,pesenan lo ,enak banget, cantik lagi yang jual, walaupun udah punya anak sih" ucap Vano sumringah.
"Tapi gue kayak gak asing sama mukanya, kayak pernah liat gitu dijakarta" ucap Vano lagi.
"Dia anaknya pak Hamdan sana buk Hamdan" ucap Vano.
"Ini masakan ibunya Ano berarti?" tanya Andrea.
"Lo kenal Ano?" tanya Vano.
"Ya, kemarin waktu pak Hamdan kesini" jawab Andrea "kata Ano masakan ibunya enak, apa lagi nasi jagung sama urap" jelas Andrea.
"Enak banget" tungkas Vano.
Andrea mulai memakan makanan yang dibelinya dari mamanya Ano.
"Rasanya, masakan itu" batin Ano, tapi mana mungkin itu Fely. Dulu istrinya pernah membuatkannya nasi jagung dan urap, rasanya sama seperti yang ia makan sekarang.
"Besok anter gue ke rumah pak Hamdan " ucap Andrea tiba-tiba, membuat Vano terkejut.
"Ngapain lo kerumah pak Hamdan" tanya Vano curiga.
"Berisik lu" Andrea melanjutkan makannya dengan lahap, ia berharap orang yang memasak ini adalah orang yang ia cari. Setelah makan Andrea menemui pak RT yang sedang duduk diruang tamu sambil minum kopi.
"Pak" sapa Andrea.
"Eh andrea, sini duduk, kenapa?" tanya pak RT.
"Pak saya mau tanya, anaknya pak Hamdan namanya siapa ya pak?" tanya Andrea.
"Mbak Keisya maksud mas? Mamanya Keano?" tanya Pak RT.
"Eh iya pak"
"Pak Hamdan dan buk Hamdan menemukan Mbak Kei dijurang waktu itu waktu hamil Keano. Tapi mbak Kei enggak ingat siapa namanya ,rumahnya, semuanya dia lupa. Lalu pak Hamdan memberikan dia mana Keisya. Keano lahir 2 tahun lalu" jelas pak RT.
"Bapak tau nama lengkap Ano?" tanya Andrea lagi.
"Aduh bapak lupa, coba kamu tanya pak Hamdan" saran pak RT.
"Baik pak"
"Kenapa mas tanya tentang mbak Kei?" tanya pak RT.
"Tidak, saya hanya penasaran"
"Mas sudah menikah?" tanya pak RT.
"Sudah,tapi istri saya hilang 2 tahun lalu sebelum kita berangkat untuk pindah keluar negeri, namanya Fely dia diculik, tapi tidak ada jejak sedikitpun" jelas Andrea sedih.
"Kok bisa diculik mas?"
"Orang tua angkat istri saya tidak suka dengan hubungan kami, mereka dendam dengan istri saya karena anaknya masuk penjara karena melakukan percobaan pembunuhan pada Fely"
"Ya allah kok bisa gitu ya mas, dulu mbak Kei juga seperti itu, sepertinya dia Dilempar dari atas tebing kejurang, banyak luka memar ditubuhnya seperti bekas pukulan, mbak Kei hampir keguguran karena pendarahan" jelas Pak RT.
"Begitu ya pak, apa tidak ada keluarga yang mencarinya?" tanya Andrea.
"Sampai sekarang belum ada informasi dari kota mas"
Keesokan Harinya.
"Lo jadi kerumah Ano,Ndre?" tanya Vano.
"Jadi nanti sore , gue udah janji sama sama Ano" jawab Andrea.
"Jam makan siang sekalian" jawab Vano.
"Terserah lo, gue mau lari pagi dulu" ucap Andrea meninggalkan Vano.
"Woy, jangan lama ada janji mau cek lokasi" teriak Vano tapi tak didengar Andrea.
Ditempat lain Kei sedang bersiap-siap untuk pergi kepasar membeli sayur-sayuran untuk jualan.
"Ano dirumah sama nenek ya, mama mau kepasar dulu" pamit Kei mencium pipi Ano.
"Mama hati-hati ya" ucap Ano.
"Iya, Ano jangan ngerepotin Nenek ya, jangan main jauh-jauh " ucap Kei sebelum meninggalkan Ano.
Kei berjalan menuju pangkalan ojek. Jarak desa kepasar cukup jauh, tidak ada angkot disana. Jalan menuju pangkalan ojek searah dengan rumah pak RT.
"Beliin apa ya buat Ano, Ano kan belum pernah beli mainan" ucap Kei berpikir.
Saat melewati depan rumah pak RT terdapat beberapa mobil yang kemarin melewati depan rumahnya. Tidak jauh dari sana ada sekarang laki-laki yang berjongkok mengikat tapi sepatunya.
"Pagi buk RT" sapa Kei pada buk RT yang sedang menyiram tanaman.
"Eh pagi mbak Kei, mau kepasar ya" tanya buk RT.
"Iya buk" mendengar suara perempuan itu membuat Andrea menoleh ke sumber suara.
"Fely, itu suara Fely" ucap Andrea senang dan langsung mendatangi pemilik suara, namun sudah lebih dulu menaiki ojek.
"Yah udah pergi, apa itu Fely?" tanya Andrea sendiri.
"Loh mas Andrea kok balik lagi, udah selesai larinya?" tanya buk RT.
"Eh ,belum buk, tadi saya dengar suara gak asing buat saya, tadi siapa ya buk?" tanya Andrea.
"Oo. Itu mbak Kei ,mas" jawab buk RT.
"Oalah anaknya pak Hamdan ya buk?"tanya Andrea.
"Iya mas"
"Ya udah buk, saya mau lanjut lari" ucap andrea meninggalkan buk RT.
"Iya mas"
_________🍃________
Setelah pulang dari pasar Kei mulai memasak, pukul 7 pagi warung Kei sudah buka, biasanya ibu-ibu sering cari sarapan dijam pagi.
"Mama, Ano au ain ya" pamit Ano.
"Iya sayang hati-hati" jawab Kei yang sedang melayani ibu-ibu membeli sarapan.
"Ini ibu pesanannya" ucap Kei memberikan pesanan ibu-ibu.
"Makasih ya mbk Kei" ucap ibu tersebut lalu pergi.
"Sama-sama ibu"
Pukul 9.30 pagi
"Buk, ibu tau Ano main kemana enggak buk?" tanya Kei pada nenek.
"Enggak nduk, tadi Ano emang enggak bilang mau main kemana nduk?" tanya nenek.
"Enggak buk, sudah 2 jam buk, Kei khawatir, Ano enggak bisa kecapean buk" ucap Kei khawatir.
"Iya nduk ,ibuk juga khawatir"
"Mbak kei , Ano mbak, Ano" ucap ibu-ibu yang lari kearah Kei dengan tergesa gesa.
"Ano kenapa ibu, anak saya kenapa?" tanya Kei tak kalah khawatir.
"Ano jatuh ke jurang mbak, anak saya yang memberi tahu, ayo mbak cepat" Kei langsung berlari menuju tempat Ano jatuh bersama ibu-ibu yang memberitahunya tadi, sedangkan nenek pergi menyusul kakek Hamdan yang sedang cek lokasi bersama orang-orang kota.
"Ano sayang, tunggu mama" ucap Kei terus menangis ,berlari menuju tempat ano berada.
Sedangkan nenek Hamdan berlari sambil menangis mencari kakek Hamdan.
"Pak, Ano pak" teriak nenek Hamdan, disana nenek bertemu Vano.
"Buk Hamdan kok nangis, ada apa buk?" tanya Vano.
"Dimana pak Hamdan nak Vano?" tanya nenek Hamdan.
"Disana buk" tunjuk Vano. Nenek Hamdan berlari menuju tempat kakek.
"Pak, Ano jatuh kejurang pak, ayo cepat Kei menyusul kesana pak" ucap nenek Hamdan membuat kakek dan orang orang disana terkejut ,termasuk Andrea.
"Ano jatuh buk?" tanya Andrea memastikan.
"Iya nak, ayo pak" nenek Hamdan menarik tangan kakek.
Ditempat lain Kei sudah melihat Ano yang masih nenggantung memegangi akar pohon agar tidak jatuh.
"Mama, Ano endak uat ma" ucap Ano menangis. Kei mencari tali untuk turun tapi tidak ada, ia berusaha menarik tangan Ano.
"Sayang pegang tangan mama ya, jangan dilepas tangan yang pegangan satunya ya" arah Kei pada putranya.