webnovel

Kelas baru berisik

"Hei, apa salah ku?!" tanya Loria berteriak di kelas itu.

Loria keheranan, dia tidak ku melakukan sebuah kesalahan namun malah terkena tamparan dari gadis itu.

"Hei bro, kau pikir membawa gadis kecil ke kamar ganti adalah hal yang keren?"

Seorang pria bertubuh kekar, wajah sangat, dan berkulit hitam mendatangi Loria. Dia nampak tidak suka dengan Loria, menyudutkan Loria dan menghimpit Loria antara awan-awan yang dibuat oleh Shark dan juga tubuh pria itu.

Kalau dilihat dari perawakan dan juga wajahnya, pria itu berusia dua puluh tiga tahun. Hanya berbeda tiga tahun dengan Loria karena Loria juga sudah berusia dua puluh tahun.

Masih belum mengerti dengan maksud pria itu, Loria diam sejenak dan tak menjawab apapun. Tidak mau membuat keributan kalau dia berbicara sekarang, lagipula Loria masih belum mengerti tentang semua yang tengah terjadi.

"Maaf, aku hanya mengajaknya ke ruang ganti, apa itu salah? Bukankah wajar---"

BOOMMM

BRAKK

"Hei! Jangan berkelahi di sini!! Kalian akan merusak poin plus kelas kita!"

Gadis bertopi penyihir yang ada di sana mencegah pria itu menghajar Loria. Sedangkan Loria sekarang sudah terpental akibat hantaman dan pukulan yang dilayangkan pria itu ke wajah Loria.

Apakah pria itu akan tetap menampat Loria seperti itu seandainya dia tahu Loria adalah seorang perempuan?

"Ugh," lenguhan Loria terdengar lirih.

Meringis dan memegangi luka, Loria tidak ingin terus terkena hantaman pria bertubuh kekar itu. Kalau ada keributan di sini dan Loria ikut diduga sebagai penyebab keributan itu maka dia bisa mendapat prestasi buruk di sekolah tersebut.

Dikeluarkan dari sekolah itu dan pulang dengan membawa kekecewaan.

Tidak ingin terulang lagi, Loria sudah terlalu sakit dan merasa bodoh. Semua yang dia lalui sampai detik ini belum membuahkan hasil yang memuaskan. Orangtuanya juga pasti akan malu dan kecewa bila Loria gagal menjadi superhero dan sukses di sekolah itu.

Beban berat di pundak anak perempuan pertama.

Harapan orang tua, dan tameng pertama orang tuanya. Itulah Loria.

Loria menghindar, kali ini ada sebuah pemberat yang mengekang tubuh Loria. Ini tidak masuk akal, semua benda yang dia kenai tadi awalnya terasa ringan namun setelah menghantam Loria berubah menjadi sangat kuat dan berat.

Pasti pria itu sudah bermain-main dengan gravitasi, ya! Itulah kekuatan supernya. Begitulah penalaran Loria sekarang ini.

"Berhenti! Jelaskan padaku apa yang menjadi kesalahan ku?!!" teriak Loria dari kejauhan.

Tak digubris lawan bicaranya, Loria berdecih kesal. Ini adalah kesalahpahaman yang menjengkelkan. Sudah kesekian kalinya Loria menghadapi situasi ini.

Ini semua karena wajah dan tubuhnya.

Hampir dihajar oleh sekelompok pria, diajak tawuran, dibully, dituduh mengambil kekasih lelaki lain. Itu semua karena Loria yang terlalu mirip lelaki, terlalu tampan. Orang-orang banyak salah paham, pertemanan Loria dengan perempuan dianggap sebagai percintaan. Padahal Loria itu juga perempuan.

Menyesakkan sekali.

Sekarang Loria pasti dituduh melakukan pelecehan, padahal yang Loria lakukan itu sangatlah wajar. Sesama perempuan mengajak berganti pakaian di ruang ganti, dan hal sepele ini berubah jadi keributan besar.

BRAKK

BRUKK

Bunyi pecahan batu yang retak dan pecah, Loria tidak menghindar, tapi kali ini dia berlari untuk menghadang dan menerjang semua lemparan bebatuan yang berdatangan ke arahnya.

"Bodoh, kenapa dia mengejar Brick?" gerutu gadis yang sebelumnya pernah mengusili Loria.

Gadis itu berdecih, tubuhnya memang masih tertahan di tempatnya. Namun arah tubuh gadis itu sudah condong ke depan, mengarah ke Loria dan ingin mencegah Loria.

"Sheila, kau nampak khawatir. Apa kau khawatir pada anak baru itu?" tanya wanita bertopi penyihir.

"Ck, berhenti membual! Tidak ada rasa perhatian padaku untuknya! Aku tidak suka dengan anak itu, aku senang kalau dia terkena celaka, dia menyebalkan."

Loria melotot, di atas kedua tangan Brick ada sebuah batu besar yang entah darimana. Loria masih belum paham dengan sistematika kelas itu, darimana saja bebatuan yang didapat Brick pasti berasal dari luar angkasa yang menjadi bagian dari kelas itu.

Bangunan yang aneh, Loria tidak mengerti apa alasan orang yang membangun sekolah itu hingga membangun ruangan yang tidak punya dasar dan atap.

"Kemari kau lelaki sialan! Aku akan menghancurkan mu dengan kekuatan ku ini!"

Loria dihantam sebuah batu besar, ukurannya hampir sama seperti sebuah truk. Bulat dan besar, sangat padat. Manusia biasa akan pecah dan gepeng saat dihantam baru tersebut.

Tapi tidak dengan Loria, Loria menarik tangannya ke belakang. Mengepalkan tangan dan meninju bebatuan satu-persatu. Loria dengan kekuatan supernya tidak menyadari bahwa aksinya sudah sangat keren. Menghancurkan bebatuan yang mengenai Loria satu-persatu.

Loria tidak punya batasan afinitas terhadap kekerasan suatu benda. Abilitas Loria yang sangat tinggi terhadap sebuah daya kinetik dan kepadatan suatu benda memberikan sebuah kekuatan yang dapat menghancurkan fisik benda tertentu sampai tingkatan tertentu. Mungkin sekarang Loria bisa menghancurkan batu yang padat, namun bisa saja Loria menghancurkan besi baja.

Tapi apakah jenis kekuatan yang Loria miliki? Itu semua masih menjadi misteri bagi Loria.

Ketika batu terakhir sudah dihancurkan oleh Loria. Loria langsung menyergap dan menempel di badan Brick. Memeluk Brick seperti seekor koala yang hinggap di tubuh induknya.

"Lepaskan!! Kau dasar lelaki--- perempuan??"

"Jadi kau belum memberitahu Brick kalau si bocah tampan itu perempuan?" tanya wanita bertopi penyihir.

"Memangnya aku peduli? Bahkan aku sangat tidak mau melihat wajah bocah bodoh itu," elak Sheila dengan kesal.