webnovel

Menjadi Pencatat Cerita OP MC

"AI 'Ball' telah di tanamkan di tubuh yang digunakan ambassador. Terimakasih karena telah membantu dimensi. Semangat ^Δ^."

Wingstear · Fantasy
Not enough ratings
3 Chs

Dimensi Berbeda

Piiiiiii !!!

Terdengar nyaring suara ketel diatas kompor, tanda air yang ku masak sudah mendidih. Segera ku taruh handphone di tangan dan lari mematikan kompor. Akhirnya aku bisa membuat cup mie. Mie rasa ayam bawang kesukaanku, ditambah dengan cabe bubuk. Sungguh menggugah selera setelah pulang dari tempat kursus. Sambil menunggu mie nya jadi, kubuka web novel favoritku saat ini. Saat ini aku sedang gemar membaca web novel bergenre apocalyps. Novel yang kuikuti kali ini berjudul "Rahasia Nirvana" yang menceritakan kisah seorang pemuda jenius yang Kemampuannya tidak berguna di masyarakat setelah munculnya monster di dunia nyata. Kisah seperti ini sedang populer, dengan pemeran utama yang punya kemampuan istimewa hingga punya system seperti game. Kadang-kadang aku pun berkhayal menjadi pemeran utama seperti di novel, hidup mereka sepertinya lebih mudah daripada hidup di dunia nyata. Walaupun para pemeran utama itu awalnya susah tetapi pada akhirnya mereka menjadi cantik/tampan, kaya, kedudukan tinggi, dan menikah dengan seorang yang sama-sama seperti itu. Walau seringnya kalau pemeran utama nya laki-laki, mereka mempunyai banyak wanita ataupun PHP banyak wanita. Aku jarang membaca novel yang bergenre harem seperti itu, menurutku sebagai wanita itu menjijikkan. Cup Mie ku sudah jadi. Mari membaca novel ini.

 

Namaku Amy Wisteria, panggil saja aku Amy. Sekarang aku berada di depan monster yang sangat mengerikan. Mereka seperti manusia tetapi punya taring bawah seperti babi, kulit mereka berwarna krem kemerahan. Tubuh mereka dihiasi dengan coretan dan tatto. Sebagian besar dari mereka bersenjatakan pemukul kayu atau besi yang besar. Tinggi mereka lebih dari tiga meter. Di depanku beberapa orang sedang melawan tiga ekor monster itu. Di garda depan enam orang yang memegang tameng besar bergantian bertahan. Di tengah tiga orang yang memakai pedang panjang, pedang pendek dan dua pedang berusaha melukai monster itu. Lalu di belakang penyerang terdapat tiga orang yang memakai panah, tongkat panjang, tongkat pendek dan buku. Di barisan belakang tempatku berada ada tiga orang termasuk aku yang memakai kalung.

"Woy, Heal!! Heal tanker!!" Teriak seorang di sebelahku membuatku tersentak. Tanganku gemetaran melihat tanker dan penyerang berlumuran darah. "Jangan melamun saja! Apa kamu mau mati?" Orang itu ternyata berteriak kepadaku. Dengan terbata-bata aku mencontoh healer yang lain dan mencoba untuk menggunakan mantra penyembuh.

"Sembuhkan!!" ucapku lirih. Tubuhku bersinar dan sinar tersebut mengalir ke orang yang kutuju.

"Woy healer, heal tanker ! Goblok !" orang yang ku sembuhkan marah-marah kepadaku. Kupikir karena dia berdarah-darah perlu penyembuhan.

"Kita semua sulit sekali melukai monster ini, walau banyak luka dari kita tapi dia masih saja kuat dan seperti tidak terluka sama sekali. Apa Pemburu tingkat tinggi belum ada yang datang? Bisa-bisa kita semua mati disini." Ucap lelaki penyihir di sebelah pemanah.

"Diamlah, yang penting kita bertahan selama yang kita bisa. Tadi sudah ada yang menghubungi Asosiasi Pemburu." Kata si pemanah.

"Haiz, malah makin banyak penonton pula. Genting begini malah masyarakat nggak takut mati. Malah jadi tontonan." Gumam penyembuh di sebelahku.

Aku menoleh ke arah nya dan mata kami bertemu. Dia membalas tatapanku dengan cengengesan merasa malu. Dua penyembuh lain ternyata yang satu masih gemetaran sulit untuk mengumpulkan mana-nya. Pantas penyerang di depan tadi marah-marah. Sama saja tadi saat aku tidak memberikan mantra penyembuh hanya orang di sebelahku yang menjadi penyembuh. Saat aku salah mengambil keputusan untuk memberikan mantra penyembuh beban orang penyembuh sebelah jadi lebih berat lagi. Aku mengangguk kepada penyembuh sebelah malu-malu karena kesalahanku tadi. Aku berusaha fokus kembali untuk memberikan mantra penyembuh kepada tanker. Kalau tanker mati, kami semua mati. Banyak pikiran bersliweran di kepalaku dan aku berusaha mengesampingkannya. Berada di posisi genting dimana kematian sangat dekat berasa tidak nyata bagiku. Aku masih belum bisa menerima apa yang terjadi dan pandanganku aku sedang bermain game. Aku hanya mengamati mereka yang berusaha keras bertahan.

Lalu tiba-tiba aku melihat seorang laki-laki di kerumunan yang mencolok mata, tapi entah kenapa tidak ada orang yang menyadari dia. Walaupun gelap aku bisa melihatnya dengan jelas, tetapi aku tidak berani menatapnya langsung. Aku melirik sebelahku. Sepertinya dia melihat ke penyembuh sebelah yang gemetaran. Satu dua kali mantra penyembuhnya berhasil. Aku mengamati kembali lelaki itu diam-diam, tetapi ternyata mata kami bertemu. Dia mengangkat jari telunjuknya yang ramping ke mulutnya mengisyaratkan untuk diam. Matanya menatap tajam membuatku menelan ludah. Karena aku bisa merasakan ancamannya. Instingku menjerit orang ini berbahaya. Aku mengalihkan pandanganku darinya dan hanya mengamati dari ekor mataku. Kulihat di belakang kerumunan dia membungkuk, lalu ditangannya ada sesuatu dan dia melempar benda di tangannya sekuat tenaga. Benda di tangannya terlempar dengan sangat cepat. Aku bisa melihat benda itu menembus bagian yang mungkin vital di monster. Dia melakukan itu tiga kali. Lalu monster itu tiba-tiba bisa di lukai. Para penyerang bersorak gembira melukai  monster itu. Tetapi mengamati salah satu tanker , tanker itu sepertinya curiga bukan serangan penyerang yang membunuh monster itu. Dari ekor mataku aku melihat lelaki itu pergi. Tidak sengaja aku melihat penyembuh yang gemetaran tadi, dia celingukan mencari sesuatu atau mungkin seseorang dengan muka memerah. Wah, ternyata penyembuh itu cantik. Kulitnya putih bersih, mulutnya mungil, matanya sedang tapi di muka bulat wanita penyembuh itu jadi padanan yang menarik. Rambutnya panjang lurus seperti di rebonding dan berwarna kecoklatan. Seperti cerita di novel harem saja. Malas banget. Kami semua berkumpul untuk mendaftarkan nama kami agar mendapatkan bagian dari hasil monster itu.

Aku masih merasa tidak nyata. Kudekati mayat monster itu. Seperti raksasa, telapak kakinya saja besar sekali. Saat aku mendekat tiba-tiba seseorang berseragam polisi mencegahku.

"Maaf, tolong jangan mendekat. Monster ini akan segera dipindahkan. "

"Cuma pegang sebentar kok. Aku baru kali ini melihat monster. Boleh ya?"

Kami beradu pandang. Dan petugas itu mengangguk lalu menemaniku mendekati mayat monster. Saat aku menyentuh monster itu aku bisa merasakan tekstur kulitnya yang kasar dan bulu nya yang panjang.

"Nyata. Bukan mimpi?"

"Penyerangan pertamamu?" tanya petugas itu. Aku memandangnya terbelalak. "Orang yang baru pertama kali ada dalam misi penyerangan biasanya begitu. Seakan tidak nyata. Saya dulu pernah seperti kamu, tapi setelah melihat anggota tim saya separuhnya meninggal dibunuh monster di depan mata saya sendiri, semua baru berasa nyata. Saya sendiri  terkadang masih merasa tidak nyata. Kehidupan lima tahun yang lalu semua berasa seperti mimpi."

Aku hanya bisa mendengarkan kata-kata bapak petugas itu.

"Kalau anda sudah selesai mendaftarkan nama anda, sebaiknya anda pulang dan istirahat." Bapak itu tersenyum padaku dengan simpati di matanya.

Aku akhirnya kembali dan antri di belakang untuk mendaftarkan namaku. Disini namaku tetap Amy, tetapi nama panjangku Mamy West. Bagaimana aku tahu? Saat diminta untuk mendaftarkan namaku dengan spontan aku mencari tas. Saat aku membatin tas tiba-tiba tubuhku mengontrol mana dan membentuk mana seperti lubang, lalu tanganku bergerak sendiri dan mememukan kartu lisensi pemburu dengan nama tersebut.

Di kartu tersebut di tulis kalau aku penyembuh kelas C. Setelah aku mendaftarkan namaku, aku berjalan pulang. Tepatnya mencari mobilku yang kutinggalkan entah diparkirkan dimana. Aku berusaha menemukannya dengan menekan remot kunci mobil.

"Tuit!Tuit!"

Itu dia mobilku, mobil tipe sedan berwarna hitam. Sulit dibedakan dengan mobil lain yang parkir. Walau aku lebih suka mobil jeep, tapi inilah kemampuan finansialku. Menjadi pemburu bukan berarti kaya. Apalagi penyembuh, kami banyak kena makian. Pantas pemeran utama novel jarang sekali seorang penyembuh. Kalaupun penyembuh mereka pasti bisa menjadi penyerang, seperti paladin kalau di game. Tapi yang murni penyembuh sangatlah jarang. Kubuka pintu mobilku dan kujatuhkan tubuhku di jok mobil. Hari yang melelahkan. Mungkin aku cepat sekali menerima bahwa aku berada di dunia lain. Kenapa dunia lain? Karena negara tempatku berada, budaya, wajah dan rambut orang-orang, semuanya berbeda. Bahkan wajahku berbeda jauh. Kupejamkan mataku, rasanya capek sekali.

 

'Amy... ' seseorang memanggilku. Suaranya jelas dan seakan seorang teman yang sudah lama tidak bertemu. Kucari asal suara itu, tetapi di sekitarku yang kulihat adalah pedar putih. Kemanapun aku menoleh semuanya berwarna sama. 'Amy! Aku disini!' panggil seseorang itu. Aku merasa pernah mendengar suaranya, tetapi dimana dan siapa. Sambil mencari asal suara itu aku berusaha mengingat siapa yang memanggilku. Ibuku? Suaranya beda. Adikku? Adikku laki-laki sedangkan suara itu adalah suara perempuan. Bibi? Bukan. Teman di kuliah? Tidak ada yang suaranya mirip. Teman SMA? Aku sudah lupa karena sudah lama sekali. Mungkin teman SMA.

"Dimana sih?" sahutku.

'Di sini!!' aku melihat seorang wanita melambai di kejauhan. Aku berlari ke arahnya. Semakin dekat dan jelas aku melihat wanita itu. Tinggi kami hampir sama, lebih tinggi wanita itu sedikit. Wajahnya bulat kecil, wajah wanita Asia Tenggara dengan mata besar dan bibir mungil. Warna kulitnya kuning langsat, lebih putih daripada warna kulitku. Rambutnya Bergelombang indah dan bervolume membingkai wajahnya yang mungil. Wanita itu tidak cantik bila standar cantik adalah tinggi, putih, langsing, hidung mancung. Tetapi wanita itu sangat manis. Semakin dilihat semakin tidak bosan, senyumnya seperti matahari dan menular kepadaku. Tapi siapa wanita itu? Aku tidak merasa pernah berkenalan ataupun bertemu dengannya. Ku perhatikan pakaian wanita itu. Dia memakai celana longgar tiga perempat, dan atasan longgar dengan ikat pinggang sebagai hiasannya. Sepertinya aku pernah melihat baju itu. Baju yang wanita itu pakai sama seperti yang kupakai saat ini. Aku berhenti dan mengamati baju yang kupakai. Baju yang kupakai ternyata berbeda. Aku memakai blouse lengan panjang dan rok lipit yang sedang populer. Baju yang kupakai adalah baju sebelum aku memasuki kamar mandi di gedung fakultas.

Wanita itu berlari menghampiriku. Sepertinya hanya aku yang terkejut.

"Hai. Maaf membuatmu terkejut." Sapanya.

"K...kau? Mamy West?"

"Ya, namaku sebelumnya Mamy West."

"Sebelumnya?"

"Kulihat kamu tidak terlalu terkejut menghadapi peristiwa seperti ini. Dulu aku sangat terkejut dan ketakutan. Pendahulu ku orangnya pendiam dan sulit untuk berkata-kata. Aku harus menunggu lama sebelum dia mengatakan sesuatu. Itu pun haja beberapa patah kata yang dia ucapkan. Membuatku sangat bingung." Cerocos Mamy. Sepertinya dia tipe orang yang kalau sudah berbicara tidak ada berhentinya. Aku memutuskan untuk mendengarkannya sementara ini. "Oh, ya. Namaku sebelumnya, namaku sekarang belum diputuskan karena aku belum tahu kemana aku akan dilahirkan. Tenang saja, kalau semua sudah selesai kamu bisa memilih sesukamu. Kamu bisa kembali ke tubuh asalmu di waktu kamu pergi kesini atau tetap tinggal di dimensi ini, maupun dilahirkan kembali di dimensi lainnya." Jelas Mamy sembari bersemangat.

"Apa maksudmu dengan semua sudah selesai?" tanyaku curiga.

"Aizz, aku lupa bagian pentingnya. Selama berkelanjutan berbagai dimensi memilih orang untuk membantu mereka memastikan kehidupannya tetap berlangsung serta mencatat jalannya tokoh utama di dalamnya."

"Dimensi itu hidup?"

"Ya, dimensi-dimensi itu hidup dan mereka dalam ekosistem berperan sebagai tempat hidup makhluk hidup."

"Apa hubungannya dengan tokoh utama?"

"Ketika dimensi di ambang kehancuran atau berbenturan dengan dimensi lain, dimensi itu secara intuitif melahirkan makhluk yang dapat membantunya untuk bertahan hidup. Nah makhluk itu adalah pemeran utama. Kita juga termasuk makhluk yang dilahirkan untuk itu, tetapi peran kita beda."

"Tapi aku tidak lahir di dimensi ini. Bukannya dirimu lebih pantas untuk melakukan itu?"

"Aku sudah melakukan itu. Aku bertugas sebelum dirimu, tugasku berada di dimensi lain. Boleh dibilang kita adalah ambassador dari dimensi asal kita."

"Apakah nanti tubuhku akan digunakan oleh penerus tugas ini?"

"Tidak, tidak. Yang seperti kita hanya terjadi beberapa kali saja. Semuanya serba kebetulan saja. Kebetulan dimensiku sedang diambang kehancuran saat aku menjadi ambassador di dimensi lain, dan aku tidak berminat untuk kembali ke dimensiku. Jadi dari serba kebetulan itu tubuhku dimanfaatkan oleh dimensi ini. Tubuh dan peranku kebetulan sangat cocok sehinggal sangat efisien. Nah, setelah ini mungkin dimensi ini akan memberitahumu lebih detailnya. Sekarang aku akan mentransfer igatan hidupku hingga sebelum kejadian hari ini." Mamy mengulurkan tangannya ke dahiku.

"Sebentar, apa kita bisa berbicara lagi setelah ini? Kalau aku ada pertanyaan." Kupegang tangannya dan mundur menjauh.

"Yah, setelah ini adalah perpisahan. Aku akan terlahir kembali, tapi mungkin kalau kau terlahir kembali kita ada kemungkinan untuk bertemu lagi." Ujarnya sambil tersenyum.

"Apa aku hanya tinggal melakukan tugas yang diberikan?"

"Ya, dan nikmati kehidupan di dimensi ini. Aku seorang yatim piatu di dimensi ini karena itu aku tidak ada ikatan. Ibu dan ayahku meninggal dibunuh monster, bahkan saudaraku. Tapi setelah kita berbicara seperti ini aku ingin berteman denganmu. Semoga kita mempunyai kesempatan untuk bertemu. Nikmati hidup di dimensi dengan tubuhku. Walau dimensi ini berbahaya tapi masih ada hal-hal yang bisa dinikmati. Seperti kulinernya . Untung aku sudah cukup mapan disaat tubuhku dirimu pakai. Hahaha. Kalau ditinggal terlalu lama tubuhku yang kau pakai bisa mati. Setelah ini dimensi akan berbicara denganmu." Mamy menyentuh dahiku. "Selamat jalan, jangan lupa nikmati hidupmu dan jaga diri."

Aku melihat ingatan Mamy seperti film dan ingatan itu sekarang terasa menjadi milikku.

Mamy West, 21 tahun, setelah lulus SMA bekerja sebagai pemburu dengan kelas Penyembuh grade C. Sebenarnya grade S tetapi karena kontrak dengan dimensi grade Amy disembunyikan yang merupakan permintaan Amy sendiri. Tinggal selama tiga tahun sebelum menjalankan tugas, yang juga merupakan permintaan Amy untuk diberi waktu. Mempunyai kemampuan menyembunyikan diri, menipu, mana tanpa batas (hadiah dari dimensi), terbang, menghapus jejak, mendeteksi kebohongan, analisis, barrier. Guild HeadStrong, anggota biasa. Punya apartemen di sebelah gedung pusat guild. Termasuk anggota awal guild. Kenal dengan pemimpin guild.

Guild HeadStrong salah satu dari Sepuluh guild terbesar di dunia, mempunyai ribuan anggota, berpusat di kota Satu dan Negara Lingsir. Berdiri empat tahun yang lalu. Ketua guild adalah saudara dari teman sekelas Amy, sehingga Amy beruntung dapat menjadi anggota di rekruitment awal guild tanpa tes.

"Dimensi mengucapkan selamat datang kepada Amy Westeria."

"Dimensi akan memberi tugas ke depannya berupa quest dan memberikan sistem pembantu, silahkan dipilih:

Sistem game atau sistem AI"

"Apa tugasnya tidak di jelaskan sekarang?"

"Dimensi hanya bisa menjelaskan secara abstrak karena tugas diberikan sesuai dengan kebutuhan dimensi."

"Apa bedanya sistem game dengan AI?"

"Sistem game akan memberikan ambassador bantuan dengan adanya icon status window dan penggunaan kemampuan seperti di dalam game. Sedangkan sistem AI akan memberikan ambassador AI yang mempunyai ego dan dapat membantu ambassador secara aktif."

"Berarti mudahnya sistem game seperti game dan sistem AI aku diberi AI yang dapat kusuruh untuk membantu?"

"Analisis ambassador tepat."

"Dimensi, apakah aku nanti akan diberitahukan detil tentang pemeran utama?"

"Ambassador akan diberikan secara detil pemeran utama dan keadaan dunia yang berada di dalam dimensi."

"Apa kemampuan istimewa pemeran utama?"

"Sistem game."

"Apa saja kemampuan AI yang diberikan?"

"Ai yang diberikan dimensi mempunyai kemampuan beragam yang akan dijelaskan lebih detai oleh AI itu sendiri."

"Tugasku mengawasi, bukan untuk menjadi hero. Jadi aku memilih sistem AI."

"Sistem AI telah dipilih. Ambassador dapat memberi nama AI."

"Namanya Ball."

"AI 'Ball' telah di tanamkan di tubuh yang digunakan ambassador. Terimakasih karena telah membantu dimensi. Semangat ^Δ^."