webnovel

AI "Ball"

HALAMAN 2

Ketika aku membuka mata dan menengok di jam tanganku, waktu hanya berlalu sepuluh menit semenjak aku memejamkan mata.

"Ball." Kucoba bisikkan nama AI yang ditanamkan oleh dimensi.

Syalalalala [Ciluk Ba!! ^Δ^]

Kurasa ada yang salah dengan AI ku. Melihat emoji di tubuh bulat proyeksi AI aku jadi teringat perkataan terakhir dimensi. Dimensi juga memproyeksikan emoji itu di kepalaku. Yang bermasalah bukan AI nya tapi yang membuatnya.

"Ehem, kenapa pakai background musik? Kan jadi nggak kaget." Ujarku.

[Pahlawan selalu keluar dengan background musik.<(°^°)>]

Aku menepuk dahi melihat tingkahnya. Entah ini benar-benar AI atau hanya penyemangat dari sistem. Sikapnya itu lho. Norak.

"Tapi kita bukan pahlawannya, tugas kita Cuma mengawasi."

[( °Д° )]

[(ㄒoㄒ)]

Tingkahnya membuatku geli. Ku ulurkan tanganku dan menangkap bola yang sedari tadi bergerak melayang-layang memutari kepalaku. Tekstur dan besarnya seperti bola tennis. Bulat dan empuk seperti squisy.

[Ampun ... Tolong ...(✖╭╮✖)]

[Aku... Mati... (✖﹏✖)]

[AI Ball mematikan fungsi proyeksi.]

Aku tertawa terbahak-bahak. Lucu sekali. Selesai tertawa aku melihat lagit tanpa bintang dari kaca mobil.

"Hahaha. Dimensi ini sifatnya perhatian juga." Aku tersenyum setelahnya. Memandang lagit mengembalikanku pada kenyataan. Aku sudah tidak ketakutan lagi, dan tidak merasa kesepian. Aku merasa diriku sanggup untuk menjalani hari kedepannya. "Ayo pulang dulu." sembari menyenandungkan nada, aku mencari lagu yang sedang populer saat ini.

Lagu dan sinetron tidak mati di saat seperti ini adalah sesuatu yang menakjubkan. Walau dari luar mobil ini terlihat biasa, tapi tidak mungkin di dunia yang seperti ini tetap seperti mobil biasa. Dungeon muncul lima tahun yang lalu. Berawal dari penyerangan monster dimana-mana. Tiga bulan kemudian muncul orang-orang berkekuatan super. Mereka yang berkekuatan superlah yang mampu membunuh monster-monster itu. Di awal pemerintah berusaha mengontrol monster-monster yang menyerang, tetapi pasukan yang dikirimkan tidak berhasil membunuh sebagian monster itu. Seringkali monster-monster itu tidak dapat ditembus bahkan dengan meriam. Beberapa negara bahkan menggunakan bom nuklir. Tetapi penggunaan bom nuklir lebih banyak memberikan kerugian sehingga setelah melihat dampaknya negara-negara lain yang berniat memakai bom nuklir mengurungkan niatnya. Setelah setahun dan banyak orang bangkit menjadi berkekuatan super, dunia mulai stabil. Penyebab banyaknya monster juga ditemukan. Di berbagai wilayah timbul retakan dimensi. Di seberang retakan itu ada wilayah yang orang-orang setelahnya menyebutnya dungeon. Monster-monster itu setelah mati mayatnya dapat di bawa keluar dan dimanfaatkan bagian-bagiannya. Bahkan di dalam dungeon itu orang-orang menemukan batuan mineral yang beberapa sampai sekarang tidak diketahui bagaimana memprosesnya. Dungeon yang tidak rutin di basmi monster di dalamnya akan terjadi monster outbreak, yaitu keluarnya monster-monster dalam jumlah banyak. Jika outbreak terjadi di hutan maka hutan itu dapat berubah menjadi habitat monster dimana bahkan tumbuhannya secara perlahan berubah. Jika bertemu manusia mereka akan membunuh atau menangkap manusia itu. Penelitian hingga kini membuktikan bahwa beberapa jenis monster berkoloni dan seperti manusia, tetapi hingga sekarang belum ada yang dapat memahami bahasa mereka. Pemerintah memilih untuk membasmi mereka tanpa pandang bulu. Di dalam monster-monster tersebut terdapat batu inti yang dapat digunakan untuk menambah kuat, tetapi jarang sekali monster yang mempunyai batu inti. Dari yang ditemukan di dalam dungeon dan monster, teknologi manusia juga berkembang. Mobil sekarang dibuat dengan fungsi barrier. Kekuatan barrier tergantung batu mana yang dimasukkan dan komponen dasar pembentuk barrier. Magic caster sangat diperlukan di industri ini karena itu mobil dan rumah ataupun perumahan dengan fungsi tersebut sangat mahal harganya. Bahkan mobil yang kugunakan sekarang tidak berbahan bakar minyak, tetapi batu mana. Batu mana berasal dari dalam dungeon dan dari wilayah yang menjadi habitat monster karena monster outbreak. Sekarang jalan di darat hanya berfungsi sebagai jalan pejalan kaki. Itu pun jalanan lama yang sudah lama tidak diperbaiki. Pemerintah sekarang sedang memperbaiki jalanan itu kembali dan memasang barrier di jalan.

Setelah setengah jam aku sampai di apartemen. Apartemen Amy terdiri dari satu kamar. Begitu masuk setelah tempat sepatu dan gantungan jas hujan aku menemukan dapur, setelahnya ruangan tengah langsung tempat tidur. Sebelah dapur yang sempit ada kamar mandi. Sempit tapi efisien. Aku suka dengan apartemen ini. Lagipula aku akan lebih sering di lapangan.

Setelah ku kunci pintu, kulihat isi kulkas. Lumayan, ada cup mie. Kumasak cup mie dengan telur rebus. "Hmm, enak." Selesai makan aku langsung mandi dan merebahkan diri di kasur sambil menyalakan televisi. Berita monster outbreak kali ini masuk tv. Ketua guild ku mengadakan konferensi pers sebagai guild yang menangani wilayah ini. Ketua guild ku memang tampan dan elite. Aku teringat adiknya yang satu sekolah dengan Amy. Adiknya merupakan primadona sekolah dengan grade SS. Karena kakaknya memaksa untuk dia menyelesaikan minimum SMA , adiknya seperti gangster. Waktu itu Amy sekelas dengannya hanya sering menyapa dan sesekali mengobrol tapi dia menganggap Amy teman dekat. Sayangnya grade Amy hanya C jadi setelah lulus jarang berada di satu party, tetapi dia sering mengajak jalan-jalan dan shopping.

"Ball." Panggilku.

Syalalalala [Ampun Boss ( >_<)]

Ball muncul dan terbang ke pojok dekat kamar mandi. Aku tersenyum geli.

"Hehehe. Maafkan aku. Kemarilah, ada yang mau ku tanyakan."

[Tidak mau! Ball takut di remat lagi. Ball bukan squisy.

ヽ(`⌒´)ノ]

"Ehh. Tapi squish Ball menyembuhkan hatiku. Gimana dong." Hehehehehe."Sini Ball, nggak akan kuremat lagi. Aku cuma mau mengamati proyeksimu. Orang lain bisa lihat kamu nggak?"

Ball melayang naik turun mendekatiku.

[Selain boss tidak ada yang bisa melihatku, kecuali boss meng aktifkan fungsi terlihat.

\(○^ω^○)/]

"Apa bentukmu hanya bola? Tidak bisa berubah menjadi bentuk lain?"

[Ball bisa berubah menjadi kubus, kerucut, balok, maupun bentuk-bentuk lain. V(=∩_∩=)フ]

"Bagaimana dengan menyerupai makhluk hidup?"

[Ball tidak di program untuk dapat berubah ke wujud makhluk hidup.(っ´▽`)っ]

"Hmm. Berikan informasi tentang pemeran utama dan dunia ini."

[d=(´▽`)=b

Siap Boss!!]

Ball mendekatiku dan mendarat di atas kepala. Lalu berbagai informasi bermunculan di dalam kepalaku.

Hero atau pemeran utama dimensi ini namanya Sivasa. Keluarganya dapat bertahan hidup, tapi ayahnya terkena racun tingkat 6. Orang biasa pasti langsung mati, tetapi ayahnya dulu adalah pemburu kelas tanker grade B sehingga dapat bertahan. Sayangnya hingga sekarang belum ada ahli ramuan yang dapat menyembuhkan racun tingkat 4 keatas. Bahkan bagi Amy yang penyembuh grade S hanya punya skill yang dapat menyembuhkan racun hingga racun tingkat 5. Selain Amy hanya satu orang lagi yang kemampuannya menyembuhkan racun sampai racun tingkat 5, tetapi ada desas-desus dia mampu menyembuhkan racun diatas tingkat 5. Hanya saja sifat orangnya agak sulit. Kalau tidak ada keuntungan dia tidak mau turun tangan. Siva yang saat ini masih berumur 18 tahun sudah membantu ibunya menjadi tulang punggung keluarga. Siva putus sekolah dan tiga tahun ini menjadi pengangkut. Pekerjaan ini dipilihnya karena sebagai anak putus sekolah dalam keadaan dunia yang seperti ini tidak banyak pekerjaan yang bisa dia pilih. Dia membangunkan kemampuannya saat umur 15 tahun. Saat itu ayahnya masih aktif sebagai pemburu, tetapi menjadi pemburu saat itu beresiko besar. Walaupun mempunyai kemampuan khusus, kemampuan siva sangatlah rendah. Ayahnya lega dan berharap Siva tidak menjadi pemburu yang bertaruh nyawa seperti dirinya. Sehingga ketika dunia mulai stabil, Siva yang merupakan jenius disekolahkan oleh ayahnya. Sayangnya ayahnya terkena racun oleh monster. Walaupun teman satu tim nya berhasil membawanya keluar dungeon, tetapi nyawanya hanya dapat dipertahankan dengan mesin dan obat-obatan. Siva yang tiba-tiba kehilangan ayahnya harus membanting tulang untuk membiayai pengobatan serta perawatan di rumah sakit. Itu adalah latar belakang sebelum Siva terlahir kembali. Dimensi melihat potensi Siva dan memutar kembali waktu untuk Siva. Siva merupakan taruhan terakhir dimensi ini. Aku datang setelah Siva terlahir kembali. Siva dikembalikan seminggu sebelum ayahnya pergi ke dungeon. Dengan kesempatan ini Siva tetap tidak berhasil mencegah ayahnya pergi ke dungeon, tetapi Siva ikut pergi ke dungeon. Ternyata dengan ikutnya Siva, ayahnya lebih berhati-hati dan tidak mengambil resiko. Sekarang setelah tiga tahun berlalu, Siva sudah melakukan banyak hal. Termasuk menolong seorang yang dikenalnya sehingga secara tidak langsung menolongku juga. Kalau Siva belum diputar kembali waktunya, maka Amy akan mati saat itu. Tebakku ketika kematian itu pula Amy menjadi ambassador. Seperti halnya denganku, ketika aku membuka pintu kamar mandi fakultas. Saat itu aku menjadi saksi mata pembunuhan mutilasi. Aku melihat dengan jelas pelakunya sedang memutus kaki korban. Ketika pelaku pembunuhan itu mengetahui keberadaanku, aku segera berlari tetapi sepertinya pelaku itu berhasil menusukku dengan pisau. Karena aku dapat merasakan panas di dadaku dan hangatnya darah yang mengalir. Kurasa aku kurang cepat melarikan diri, tetapi aku sempat berteriak. Jadi aku sendiri tidak tahu apakah aku dapat kembali ke tubuhku karena aku tidak tahu apa aku masih hidup.

Jadi menurut laporan Siva sudah melakukan quest yang diberikan oleh dimensi. Sudah satu dua tahun Siva kembali. Saat ini Siva sudah selesai dalam proses membangun tubuh. Tidak seperti di novel ternyata. Kupikir kalau statusnya tinggi maka badan akan terbentuk dengan sendirinya sesuai status. Dimensi membuat hal yang bijak. Kalau tiba-tiba orang kurus bisa punya otot karena statnya tinggi, maka saat bertambahnya status badan orang tersebut dipaksa untuk tumbuh. Menumbuhkan massa otot, kapasitas otak. Bayangkan saja betapa menyakitkannya hal itu. Membayangkannya saja membuatku begidik.

Hal yang sama berlaku bagi yang punya kekuatan super. Menurut berita dan pengalaman Amy, setiap orang yang berhasil membangkitkan kemampuannya mengalami demam tinggi, bahkan ada yang mengalami pembentukan ulang tubuh. Di saat itu banyak orang yang mengalami hal tersebut tidak selamat. Dari yang ditinggalkan saat monster outbreak maupun mati karena tidak tahan akan rasa sakit yang dialaminya. Orang yang akan bangkit sekarang sudah dapat diketahui ciri-cirinya dan dengan segera diberikan bantuan medis.

Kembali kepada Siva. Saat ini Siva sedang berkeliling di dekat sini untuk membunuh monster-monster yang dapat di bunuh dengan kemampuannya. Dia sudah berhasil menghentikan beberapa monster outbreak bahkan menghilangkan field dungeon atau habitat monster di luar dungeon. Walaupun Siva dapat mencegah ayahnya tetapi ayahnya tetap terluka parah sehingga sudah tidak dapat lagi menjadi pemburu. Tetapi hal itu  lebih baik daripada ayahnya terkena racun. Siva memutuskan untuk tidak meneruskan kuliah dan membiayai sekolah adiknya. Walaupun ayahnya tidak menjadi pemburu lagi, tetapi ayahnya masih dapat pekerjaan di guild.  Dan kebetulan ayahnya bekerja di guild ini sebagai pelatih anggota baru. Bagaimanapun ayahnya kan pelatih beladiri dulu nya. Dengan hasil yang di dapat sebelum berhenti menjadi pemburu , ayahnya membantu Siva menaikkan grade nya. Dan dengan membunuh monster sekarang Siva sudah naik hingga grade B. Dengan sistem game, Siva dengan mudah belajar dari menguliti hingga menganalisis Bagian monster yang dapat diambil. Dia bahkan sudah dapat membuat senjata untuk digunakannya.

"Hmm. Hebat betul dia. Kenapa sih dia dipilih? Apa karena dia jenius?"

[Lapor Boss, hero dipilih karena nasibnya setelah itu sedih banget. Tapi seperti tebakan Boss, karena dia punya IQ sama EQ tinggi dan punya potensi. Nggak seperti boss, ditusuk aja lama loadingnya. Ya kan... ╮(╯▽╰)╭]

Ku raih bola yang melayang, layang di atas kasur. Tapi dia menghindar terus.

[Bweek... Gak kena

♪\(*^▽^*)/\(*^▽^*)/]

"@$#*@$*"

Kuambil pemukul nyamuk dan kuayunkan sekuat tenaga.

Bzzzzzttttttt…

[@$*#*$@

(✖╭╮✖)

Proyeksi AI off]

"Tidur saja. Capek. Toh kena tusuk belom tentu mati. Hump."

Kumatikan lampu kamar dan kupejamkan mata. Masih ada rasa kesal, tapi aku tidak bisa membantah kata-kata Ball. Sedari dulu aku memang agak lola. Makanya walaupun aku pernah ikut beladiri, waktu ketemu pembunuh ya tetap syok terpaku lalu reflek lari. Pelatihan beladiriku tidak berguna. Waktu ditusuk pun, aku agak tidak yakin. Tapi aku yakin tubuhku masih hidup. Kalau dianalisis waktu itu aku sempat menjerit minta tolong, terus masih ada orang di beberapa kelas yang kulalui. Yang jelas aku lari masuk kelas yang seingatku banyak orangnya. Lalu aku masih ingat dibawa ke ambulans kok. Atau mungkin halusinasiku saja. Sudahlah, istirahat dulu.

Next chapter