Hujan baru saja reda, menyisakan dingin yang syahdu. Setelah berbincang-bincang dengan om Firman. Rafi pun pamit pulang. Supir Om Firman mengantarnya.
'Jadi selama ini, om Firman berhubungan dengan ayah ketika ayah mulai kritis. Kasih kenapa aku lagu jika surat itu dari Ayah. Tidak mungkin Ayah mengetahui kalau dia akan kecelakaan. Walaupun sumpah nya masuk di akal. Jika benar Ayah yang mengirim surat itu jelasnya walaupun kecelakaan ayah masih hidup nyatanya saat itu aku melihat Ayah dibunuh. Kira-kira dari siapa surat ini,' batin Rafi lalu mengambil surat yang berada di sakunya.
'Memang sama si tulisannya dengan tulisan Ayah. Apakah kecelakaan itu juga direncanakan? Salahku juga takut akan jujur kalau aku melihat kejadian saat ayah dibunuh. Masih terlihat jelas ketika orang itu menyumpal di bagian bibir dan hidung ayah, sampai ayah tidak bernyawa.' Rafi meneteskan air mata.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com