webnovel

Menikahi Barista Ganteng

Cielo William adalah seorang gadis yang cantik dan bergelimang harta. Hidupnya tampak begitu sempurna karena di usianya yang matang, ia sukses menjalankan bisnis Hotel Poseidon milik ayahnya dan ia pun memiliki seorang kekasih yang tampan, serta kaya raya. Justin Sugiatno, kekasih Cielo yang sempurna dan ia sangat tergila-gila pada pria itu hingga orang tua mereka pun setuju untuk menjodohkan mereka. Awalnya kisah cinta mereka berjalan baik hingga akhirnya Cielo bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan. Graciello Andreas, seorang karyawan di Hotel Poseidon, telah membuat perasaan Cielo jungkir balik. Setiap kali mereka bertemu, selalu saja terjadi masalah dan Cielo sangat kesal pada pria itu. Cielo dan Justin akan segera bertunangan, tapi sesuatu terjadi. Justin mabuk, dan pria itu nyaris menodai Cielo. Graciello pun datang untuk menolongnya. Semenjak kejadian itu, Cielo pun tidak ingin melanjutkan hubungannya dengan Justin, tapi ia terlalu takut untuk mengakuinya pada orang tuanya. Terpaksa, Cielo melakukan kawin kontrak dengan Graciello supaya orang tua Cielo percaya dan menjauhkan Justin dari hidupnya. Demi setumpuk uang untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang barista, Graciello pun setuju melakukan kawin kontrak tersebut. Apa yang akan terjadi jika kucing dan anjing disatukan dalam satu ranjang yang sama? Ikuti kisah perjalanan cinta Cielo. Hanya di Webnovel. PS: Buku ini adalah sekuel dari buku Terima Aku Apa Adanya.

Santi_Sunz · Urban
Not enough ratings
402 Chs

332. Makan Malam Dengan Risti

"Aku mungkin akan memberi ide pada pamanku untuk membuka kedai kopi. Aku ingin memperluas perusahaan pamanku. Aku yakin sekali dia akan setuju dengan ideku ini," kata Ello.

Risti mengangguk. "Baguslah kalau begitu. Kamu harus mengejar apa yang menjadi cita-citamu. Dengan begitu, kamu tidak lagi terlarut dalam kesedihanmu. Tenang saja, suatu hari nanti kamu akan menertawakan dirimu yang lama. Mana mungkin kamu jatuh cinta pada saudara tirimu sendiri, ya kan?"

Ello terkekeh. "Ya, kamu benar."

Tak berapa lama kemudian, pesanan makanan mereka sudah datang. Ello terkesima melihat iga bakar yang mengepulkan asap dan aromanya begitu gurih dan nikmat. Ia mencabut daging iga yang empuk dan mudah dilepas tanpa perlawanan. Risti pun menyantap pastanya dengan lahap.

"Hmmm, enak sekali," ujar Ello sambil mengunyah.

Risti tersenyum. "Ah, syukurlah. Aku senang bisa melihatmu makan dengan lahap."