webnovel

Menikahi Barista Ganteng

Cielo William adalah seorang gadis yang cantik dan bergelimang harta. Hidupnya tampak begitu sempurna karena di usianya yang matang, ia sukses menjalankan bisnis Hotel Poseidon milik ayahnya dan ia pun memiliki seorang kekasih yang tampan, serta kaya raya. Justin Sugiatno, kekasih Cielo yang sempurna dan ia sangat tergila-gila pada pria itu hingga orang tua mereka pun setuju untuk menjodohkan mereka. Awalnya kisah cinta mereka berjalan baik hingga akhirnya Cielo bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan. Graciello Andreas, seorang karyawan di Hotel Poseidon, telah membuat perasaan Cielo jungkir balik. Setiap kali mereka bertemu, selalu saja terjadi masalah dan Cielo sangat kesal pada pria itu. Cielo dan Justin akan segera bertunangan, tapi sesuatu terjadi. Justin mabuk, dan pria itu nyaris menodai Cielo. Graciello pun datang untuk menolongnya. Semenjak kejadian itu, Cielo pun tidak ingin melanjutkan hubungannya dengan Justin, tapi ia terlalu takut untuk mengakuinya pada orang tuanya. Terpaksa, Cielo melakukan kawin kontrak dengan Graciello supaya orang tua Cielo percaya dan menjauhkan Justin dari hidupnya. Demi setumpuk uang untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang barista, Graciello pun setuju melakukan kawin kontrak tersebut. Apa yang akan terjadi jika kucing dan anjing disatukan dalam satu ranjang yang sama? Ikuti kisah perjalanan cinta Cielo. Hanya di Webnovel. PS: Buku ini adalah sekuel dari buku Terima Aku Apa Adanya.

Santi_Sunz · Urban
Not enough ratings
402 Chs

31. Makan Gratis

Sejak kemarin, Marcel mengajak Ello untuk pergi ke pesta ulang tahun Kristal. Namun, Ello tidak menggubrisnya. Hingga akhirnya, sore itu Marcel meneleponnya.

"Ello, ayolah temani aku ke pesta itu. Nanti di sana akan ada banyak wanita cantik. Kita kan sama-sama jomlo. Sudah umur segini, aku masih belum juga berpacaran, aku jadi malu. Kamu juga pasti sedang mencari pacar kan?" desak Marcel.

"Aduh, Marcel, aku itu tidak sedang berpikiran ke sana. Aku bisa kerja dan punya uang saja sudah syukur," ujar Ello sambil terkekeh.

"Hei, jangan merendah begitu. Untuk urusan uang sih aku yakin, kamu tidak akan pernah kekurangan," ucap Marcel enteng.

Ello hanya bisa memasang wajah masam. Untungnya, temannya itu tidak bisa melihat wajahnya. Marcel tidak tahu jika Ello berjuang hidup sendiri tanpa mengandalkan uang pamannya.

"Sudahlah. Nanti aku jemput kamu ke rumah jam lima sore ya."