webnovel

Menikah Dengan Anak Tiri

cerita ini mengandung unsur dewasa atau hanya untuk usia 18+ ( harap bijak dalam memilih bacaan ) Letta gadis cantik dan juga sangat seksi terjebak dalam permainan ibu tirinya yang rakus akan harta kekayaan yang tega menikahkan Letta dengan pria yang usianya sudah setengah abad.

Shon_Tim · Urban
Not enough ratings
7 Chs

Episode 6

"Besok kita akan menikah" ujar Gustav disela makan malam bersama Letta.

"Ap-apa, besok?" Letta tampak kaget mendengar kabar itu.

"Iya kamu keberatan dengan kalau kita akan menikah besok" ujar Gustav  yang menyuapkan sesendok makan terakhir.

"Bukan begitu, memang tidak terlalu cepat ya" ujar Letta berusaha mencari celah.

"Itu sudah keputusan bulat dariku" ujar Gustav lalu pergi meninggalkan meja makan karena dia sudah selesai makan.

Letta hanya bisa mendesah kasar lalu membereskan piring yang mereka gunakan untuk makan. Hari ini para maid di liburkan entah karena apa membuat Letta mau tidak mau harus memasak untuk dirinya dan juga kedua orang yang berada di rumah ini.

Sebenarnya Letta tidak masalah akan tetapi dia merasakan keanehan karena tadi pagi dia masih melihat ada salah satu pembantu yang berada di rumah. "Bukan kah tadi pagi masih ada pembantu di rumah ini" gumam Letta mencuci piring bekas makan malamnya.

"Mereka semua aku liburkan" ujar Seno yang datang tiba-tiba dan memeluk tubuh Letta dari belakang.

"Kenapa kamu pecat?" tanya Letta sembari melepaskan pelukan Seno.

"Agar aku bisa bebas melakukan yang mantap-mantap sama kamu" ujar Seno ditelinga Letta.

"Ini makan malam mu" ujar Letta sembari memberi sepiring lauk pauk untuk dimakan oleh Seno.

"Bagaimana kalau aku memakan mu?" ujar Seno mendekat ke arah Letta yang membawa piring.

"Apa maksudmu?" ujar Letta yang tak mengerti ucapan Seno sedari tadi.

Suara perut Seno membuat Letta mendorong dada bidang milik Seno lalu dia menyodorkan piring yang sudah berisi lauk pauk. "Makan ini saja jangan memakan ku" ujar Letta yang membuat rona merah di wajah Seno.

Seno membalikkan badannya untuk menutupi rasa malunya, "oke aku mau mandi dulu" ujarnya langsung lari menuju kamarnya untuk mandi.

"Dasar nggak jelas" ujar Letta mengambil nasi lalu menaruh piring di atas meja makan dan dia pergi menuju ke kamarnya.

•••••

"Bolehkah aku tidur di sini?" tanya Seno yang datang ke kamar Letta.

"Jangan tidur di sini, nanti kamu mesum sama aku" Letta tiba-tiba bangun dari tidurnya.

Seno langsung ambruk keatas kasur dan dia tak menghiraukan Letta yang memukul punggungnya dengan tangan kecilnya. Letta takut jika tiba-tiba Gustav muncul seperti waktu itu dan memergoki dirinya yang sedang tidur berpelukan bersama Seno.

Letta masih setia duduk dan melihat pria didepannya yang sedang memejamkan matanya entah benar-benar tidur atau hanya memejamkan matanya saja. "Hei jangan tidur disini" ujar Letta yang menggoyangkan badan Seno.

Tak ada pergerakan sedikit pun meskipun dia sudah menggoyangkan badan Seno dengan keras. "Haruskah aku tidur dilantai" Letta berbicara dengan dirinya sendiri, dia langsung mengambil selimut dan juga bantal untuk perlengkapan tidurnya.

Hingga beberapa jam kemudian tetapi Letta masih saja tidak bisa tidur dan dia malah membaca novel miliknya. Suara pintu terbuka membuat Letta menghentikan membaca novel nya dan dia bangun untuk melihat siapa yang membuka pintu.

"Seno" ujar Letta yang melihat Seno yang sedang berada di dapur untuk minum.

Terlihat Seno bercucuran keringat dingin dan itu membuat Letta mendekati nya. "Mimpi buruk ya" ujar Letta mendekat.

"Hmm" jawab Seno setelah menghabiskan segelas air putih.

"Are you oke?" tanya Letta dan kali ini dengan raut wajah yang khawatir.

"I am fine" ujar Seno yang tampak terusik dengan wajah khawatir Letta.

Seno melangkah dari hadapan Letta dan dia kembali ke kamar diikuti oleh Letta, "kenapa kamu tidur di bawah"  tanya Seno melihat lantai yang terdapat selimut dan juga bantal untuk tidur.

Senyum tercetak dibibir Letta dengan kepala yang menggaruk kepalanya tanda tak bisa menjawab, "naik ke atas kasur" ujar Seno kemudian membaringkan tubuhnya di atas kasur.

"Sini" Seno menepuk kasur disebelahnya.

Letta mengangguk dan mengambil barang-barang yang digunakan untuk tidurnya. Kemudian Letta langsung tidur di samping Seno yang masih berbicara sendirian.

Cup

Kecupan singkat di pipi Letta, "selamat tidur" ujar Seno dan dia keluar dari kamar bekas ibunya dulu untuk menuju kamarnya yang berada di lantai satu.

•••••

Suara burung berkicau dan juga matahari yang mengeluarkan cahaya hingga menembus ke kamar Letta membuat nya terbangun dari tidur nyenyak nya. "yawn" Letta menguap dan merenggang kan tubuhnya yang memakai pakaian tidur.

Lalu dia mandi dan bersiap-siap untuk pernikahan nya hari ini yang akan diselenggarakan di halaman rumahnya, Letta menengok ke arah jam dinding di kamar dan menunjukkan pukul delapan pagi.

"Sudah jam delapan" teriak Letta melesat menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tiga puluh menit dia selesai mandi langsung menuju lantai bawah yang sudah di penuhi tamu undangan kurang lebih ada lima puluh orang. "Bagaimana ini" Letta kebingungan ingin kemana dan juga apa yang harus dia lakukan.

"Nona Letta?" Seorang perempuan datang menghampiri dirinya.

"Iya" jawab Letta.

"Ikuti saya, saya akan mendandani mu" ujar wanita itu lagi.

Letta mengangguk mengiyakan dan mengikuti nya dari belakang menuju ke ruangan yang sudah disediakan oleh Gustav untuk dirinya berdandan. "Ohh sudah bangun" ujar Gustav meledek Letta.

"Maaf" ujar Letta sambil menundukkan kepalanya.

"It's oke, sekarang kamu dandan yang cantik saya akan menunggu di bawah" ujar Gustav pergi meninggalkan Letta dan juga wanita yang akan merias wajah nya.

Dua puluh menit berlalu dan sekarang Letta sudah mengenakan pakaian pengantin dan juga wajah nya yang sudah di poles cantik. Dia menuruni tangga yang berada di rumah itu kemudian semua mata tertuju pada dirinya.

Terdengar bisikan-bisikan yang membuat Letta merasa minder dan juga malu, "ayo" ujar Gustav yang datang menghampiri Letta setelah sampai di bawah.

Pernikahan pun berlanjut dengan meriah dan juga membuat Letta merasa sedih karena dia menikah dengan orang yang tidak dicintainya. "Oke sekarang kita foto bareng" ujar Gustav menarik tangan Letta lembut dan mengajak berfoto.

Letta hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh Gustav yang sekarang sah menjadi suaminya, acara berlangsung cukup lama hingga Letta merasa letih karena semenjak tadi dia di ajak ke sana kemari oleh Gustav karena ingin memperkenalkan dirinya. Letta duduk di bangku halaman rumah dan dia merenung akan masa depannya.

"Apakah aku sudah mengambil keputusan yang tepat?" Tanya Letta kepada pohon yang berada di depannya.

"Belum" seseorang menjawab pertanyaan Letta.

"Kenapa belum" tanya Letta tak sadar jika pertanyaan nya dijawab oleh seseorang.

"Karena pria itu bukan pria yang kau cintai dan kamu menikah karena hutang mamah mu kan" kali ini Letta mendongak melihat seseorang yang menjawab pertanyaan nya.

"Seno" ujar Letta.

"Mau kabur" tanya Seno menawarkan tangannya.

Letta tersenyum dan dia ingin membebaskan diri dari segala penat yang sedang ia rasakan dan mungkin kabur dari pernikahan adalah solusinya.