webnovel

Peringatan

Beberapa hari ini, Bian merasa ada yang aneh, dia diikuti oleh orang yang tak di kenal Ny sekaligus diteror oleh surat-surat yang datang yang memintanya untuk meninggalkan kota ini. Bian sendiri awalnya menganggap hal ini hanya lelucon belaka, atau ada orang yang iseng ke dia, tapi setelah dibiarkan beberapa hari sehingga ada orang yang mulai mengikutinya. Hal ini tentu saja membuat Bian semakin cemas.

Bian belum menceritakan hal ini kepada Fio ataupun orang terdekat lainnya. Jadi sepulang dari kerja Bian berencana untuk keruangan Jackran dan memberitahu Jackran, meskipun Bian tidak tahu kenapa dia harus memberi tahu Jackran.

Saat ini Clara tidak terlihat di mejanya, seperti nya dia sudah pulang sedari tadi, Bian masuk ke ruangan Jackran, namun Jackran juga tak terlihat di ruangannya, jadi Bian memutuskan untuk menunggu di meja kerjanya. Sebelumnya Bian sudah mencoba mencari tahu siapa yang melakukan ini kepadanya, Bian menaruh surat yang dia dapatkan ke meja Tiara dan Ria, namun reaksi mereka menunjukkan bahwa mereka bukan pelakunya, Bian sendiri tidak tahu siapa orang yang membencinya atau tidak menyukainya selain mereka berdua, karena yang Bian tahu dia hanya bermasalah dengan mereka.

Bian menjadi semakin tak tenang, dia mengecek ke basement dan beruntung mobil Jackran masih terparkir di sana. Bian kembali keruangan Jackran tapi yang ditunggu tak juga datang, Bian semakin cemas karena saat ini sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Bi, belum pulang," tanya Jackran yang baru saja memasuki ruangannya,

"kamu tu dari mana aja sih, dari tadi aku nungguin tau nggak," jelas Bian, terlihat wajah kepanikan dari ekspresi dan nada bicaranya,

"kamu kenapa," tanya Jackran serius, dia khawatir dengan keadaan Bian,

"Ran, beberapa hari ini aku di terror sama orang yang nggak aku kenal," Bian segera menyodorkan amplop yang berisi surat,

"jadi kamu mau bikin cerita apa lagi Bianatya, " Bian dan Jackran menoleh ke sumber suara, Tiara tampak baru saja masuk membawa tasnya tampaknya dia akan segera pulang,

"maksud kamu," tanya Bian bingung,

"jadi surat ini dari kamu," Tiara mengeluarkan amplop dari tasnya yang sama persis seperti yang diberikan Bian kepada Jackran,

"kamu dapat darimana Ra," tanya Jackran,

"harusnya kamu tanya perempuan ini Ran, Ria juga dapat surat ini dan kita berdua mulai menyelidiki dan ternyata pelakunya disini," jawab Tiara sinis,

"ok, aku memang yang ngasih ini ke mereka, tapi aku Cuma mastiin bukan mereka yang usil ke aku Ran," Bian mencoba untuk menjelaskan,

"Tiara kamu bisa ninggalin kita berdua, aku mau bicara sama Bian," Jackran meminta kepada Tiara, dan Tiara pun segera keluar.

"kamu tuh kenapa sih Bi, sampai kapan kamu bakalan hidup kayak gini, kamu terus saja mencari masalah dan gangguin orang yang nggak gangguin kamu," bentak Jackran yang sudah tidak sabar menghadapi Bian,

"bukan aku Ran," Bian balas membentak Jackran,

"Ran bantuin aku, aku beneran, ada orang aneh yang ngikutin aku beberapa hari ini," Bian memegang tangan Jackran,

"berhenti Bi, cukup sama cerita kamu. Jangan sampai kamu kehilangan banyak hal hanya karena obsesimu ini," Jackran menghempaskan tangannya dari genggaman Bian. Jackran segera pergi meninggalkan Bian yang terdiam membeku, tentu saja Jackran tidak percaya kepadanya, jika dia di posisi Jackran mungkin dia juga melakukan hal yang sama pikirnya.

Bian segera memasuki rumahnya, hari ini tidak ada orang yang mengikutinya atau yang dia curigai sehingga dia pulang dengan aman meskipun dia masih sedikit takut. Saat selesai mengganti pakaiannya dengan pakaiian rumah, saat dia akan membuka laptopnya tiba-tiba lampu rumahnya padam, jadi Bian berusaha mencari lilin namun saat mencari lilin, Bian melihat sesuatu dari kaca jendela rumahnya, terdapat sosok yang memakai pakaian serba hitam tengah berdiri di dekat jendela. Bian mulai menyadari kalau ada orang lain dirumahnya, saat ini dia tidak sendiri dirumahnya, Bian berusaha untuk tetap tenang, Bian ingin mengambil ponselnya dikasur tapi dia memilih jalan dengan tenang menuju pintu.

Tampaknya orang yang saat ini dirumah Bian, menyadari bahwa Bian akan menuju keluar dari rumahnya, dia pun mengejar Bian dan menarik Bian. Orang tersebut menggunakan hoodie hitam dan semua serba hitam, dia membanting tubuh Bian hingga terpental ke antara sofa dan meja, Bian meringis kesakitan. Bian menendang kaki orang tersebut saat dia memegang Bian, laki-laki tersebut meringis sakit dan dia menampar Bian, dan terus memukul Bian, hingga wajah Bian menjadi berantakan, Bian terus melawan orang tersebut agar melepaskan diri, dan dia juga bertubi-tubi mendapatkan pukulan dan tendangan, akhirnya Bian berhasil melepaskan diri setelah menyemprotkan parfum yang berada di atas meja ke mata laki-laki tersebut.

Bian terus berlari tanpa menggunakan sendal, jalanan saat ini sepi, Bian mencoba mencari tempat yang ramai orang, dia semakin mempercepat langkahnya, laki-laki tersebut mengejarnya. Bian menuju ke apartemen Jackran, Bian saat ini tidak memikirkan bagaimana bentukannya atau bagaimana orang lain akan melihatnya, dia juga tidak ingin mengendarai kendaraan karena dia tidak bisa berpikir apa-apa, saat ini yang ada dipikiran Bian hanya terus lari menuju apartement Jackran beruntung Bian sampai di apartement Jackran, dan keadaan disini cukup ramai, Bian terus berjalan di keramaian dan menuju ke lantai tempat tinggal Jackran, Bian terus membunyikan bel rumah Jackran, namun Jackran tak juga kunjung membukakan pintu,

"Ran buruan," Bian gemas sendiri, dan membunyikan secara brutal,

"Bian," Jackran kaget melihat Bian malam-malam gini keapartementnya, terlebih lagi penampilan Bian yang saat ini sangat terlihat berantakan, terdapat cakaran di lengan Bian sekaligus wajahnya yang membiru di bagian pipi,

"kenapa lama banget sih," Bian segera masuk keapartement Jackran bahkan Jackran belum sempat mempersilahkannya. Jackran mengikuti Bian masuk kedalam, Jackran segera menelpon dokter dan membuatkan Bian minuman, wajah Bian terlihat sangat pucat.

Setelah Bian diperiksa dokter, Jackran memilih untuk tidak menanyakan apa-apa, Jackran membawakan minuman untuk Bian agar dia bisa meminum obatnya. Bian sendiri tengah asyik menonton tv, sebenarnya Bian hanya melihat ke tv dengan pikiran kosong, Bian masih berpikir siapa yang bisa melakukan hal ini kepadanya, Jackran duduk di sebelah Bian, dia melihat lengan Bian penuh dengan bekas tangan, dan lebam.

"kenapa nggak nanyain apa-apa," tanya Bian saat Jackran tengah asyik memperhatikan dirinya,

"kenapa, karna kamu nggak percaya sama aku," Bian tersenyum kepada Jackran yang juga tampak memikirkan sesuatu, mungkin Jackran juga memikirkan hal yang sama,

"Ran, aku nggak mau pulang, malam ini aku boleh nginap disini kan," tanya Bian, Jackran hanya mengangguk dan beranjak meninggalkan Bian.

"apa sekarang kamu percaya sama aku," ucap Bian menghentikan langkah Jackran, namun Jackran tak berbalik dan berlalu meninggalkan Bian.

Baru sepuluh menit ditinggalkan Jackran, Bian terlelap dalam tidurnya. Jackran yang melihat itu segera mengangkat Bian dan memindahkan Bian kekamarnya, Bian terbangun di gendongan Jackran, dia tersenyum dan kembali tidur. Saat ini Jackran hanya berpikir ini adalah orang suruhan neneknya, tapi dia sendiri tidak tahu alasan neneknya melakukannya, meski Jackran tidak begitu yakin, tapi kalau dilihat dari isi surat yang diperlihatkan Bian, dimana isi surat tersebut meminta Bian untuk meninggalkan kota ini dan juga perusahaan tentunya ini kerjaan Bian, lagian Tiara ataupun Ria tidak pernah mengganggu Bian lagi, atau mungkin Bian yang gangguin mereka sampai buat mereka marah pikirnya, malam ini sepertinya tidur Jackran akan sedikit terganggu, karena dia tidak bisa tidak memikirkan siapa yang melakukan ini kepada Bian, gadis yang dicintainya, dia harus menemukan pelakunya dan melindungi Bian, dia harus menemukan pelakunya agar Bian tidak hidup dalam ketakutan dan kejadian seperti ini tidak terulang lagi.

...

Terima kasih teman-teman yang sudah membaca cerita ini, semogan menghiburnya.

Jangan lupa berikan apresiasi terhadap cerita ini, bisa berupa comment dan sebagainya, agar penulis bisa lebih memperbaiki tulisannya dan lebih semangat lagi dalam menulis.

Selamat menikmati cerita selanjutnya 👌

Next chapter