58 bab 58 Mengaku pada Ayya

" raffi...tolong antar habib mustofa dan umi farida sampai bandara, ajak kang ndalem untuk menemani mu nak..." kirana menyuruh menantunya mengantar orang tua angkatnya ke bandara secara pribadi,

" baik umi...." rafi memenuhi permintaan kirana, pemuda itu tidak pernah menolak keinginan orangtuanya.

" kirana...umi sama abahmu pergi dulu ya sayang...kamu tidak boleh bersedih,kamu adalah wanita yang kuat,oleh karena itu allah mengujimu...do'akan suamimu sayang....kami permisi dulu.." umi farida memeluk tubuh kirana dengan erat, diciumnya kedua pipi tirus putrinya itu, dan kirana mencium tangan umi dan habib mustofa sebelum mereka meninggalkan pesantren.

" hati- hati umi...abah...selamat jalan ..tolong kabari kirana saat anda berdua sudah tiba di mesir." kirana melambai pada dua orang tua yang baik hati itu.

" umi...mari kita masuk..." ayya menggandeng uminya masuk ke kamar, sementara ahfaz masih menemui beberapa teman- temannya yang datang mengucapkan bela sungkawa.

" terima kasih ayya....nak...ada yang mau umi sampaikan padamu sayang..." kirana menggenggam tangan putrinya yang kini sedang memeluknya.

" ada apa umi...kalau umi meminta ayya untuk kembali dan menemani umi disini...maka ayya baik- baik saja dengan itu...ayya akan kembali untuk umi..." ucap ayya sambil menyandarkan kepalanya di bahu uminya.

" bukan itu sayang...tetapi ini tentang dirimu dan rafi kakakmu itu.." kirana menghela nafas sebelum menjelaskan semuanya pada putrinya.

" memang nya ada apa dengan kak rafi, umi?"

tanya ayya penasaran.

" ayya...sebelumnya umi minta maaf, umi juga mewakili almarhum abimu meminta maaf padamu...kamu ikhlas kan memaafkan kami..?kirana masih meyakinkan dirinya.

" abi dan umi tidak melakukan apapun, kenapa minta maaf...?" tanya ayya merasa ada sesuatu yang penting yang akan disampaikan uminya.

" begini sayang,,,sebenarnya rafi itu sudah menjadi suamimu nak..." ayya langsung melepaskan pelukannya dan kini duduk didepan uminya yang tertunduk menahan airmatanya.

" umi...tolong jelaskan pada ayya...insyaAllah...ayya dapat menerimanya." ayya menggenggam erat tangan uminya yang masih terlihat muda dan cantik itu.

" sayang...apakah kamu ingat sewaktu kyai bashori dan umi hana juga rafi datang menjemputmu dua tahun yang lalu?" tanya kirana yang diangguki putrinya.

" ingat umi...itu kan sebelum ayya berangkat ke pondok pesantren ..." ayya menunggu kata- kata uminya.

" saat itu rafi memintamu langsung pada abi,nak...dan abi menyetujuinya, bahkan abi sendiri yang menikahkan kalian." kirana merasa hatinya sudah lega, kini dia tinggal melihat reaksi putrinya.

" umi...insyaAllah ayya ikhlas...kak rafi orang yang baik, dan dia juga seorang yang alim...insyaAllah dia akan menjadi imam yang baik...terima kasih umi, juga untuk abi..." ayya tersenyum kepada uminya.

" alhamdulillah nak...kau dan ahfaz adalah anak- anak umi yang sholih dan sholihah..." kirana mencium kening putrinya.kemudian ahfaz masuk menemui mereka.

" umi...ada tamu,katanya mereka teman abi saat di pesantren dulu, beliau ingin bertemu dengan umi.." afhaz kemudian keluar lebih dulu disusul kirana dan ayya.

saat tiba diruang tamu, kirana melihat ada dua orang lelaki seusia ziyad, kirana menangkupkan kedua tangannya dan mengangguk kearah mereka.

" ning kirana, perkenalkan kami teman kyai ziyad saat di pesantren dulu, kami turut berbela sungkawa atas berpulangnya kyai ziyad, sekaligus kami mewakili teman- teman dari angkatan kami untuk menyerahkan ini sebagai tanda kasih kami pada almarhum, mohon ning kirana menerimanya." kedua teman ziyad itu menyerahkan sebuah amplop dan sebuah kotak yang terbungkus rapi, seperti sebuah figura atau semacamnya.

" terima kasih sebelumnya, kami menerima dengan senang hati, sampaikan terima kasih kami dan juga mohonkan maaf untuk suami saya apabila semasa hidupnya ada salah baik yang disengaja maupun karena lupa." kirana tersenyum,melihat banyaknya perhatian yang datang untuk almarhum suaminya, setelah keduanya pamit rafi tiba dan ikut menemani kirana dan ayya yang sedang mengobrol tentang rencana mereka setelah ini.

" nak rafi...kapan kalian akan pulang ke kudus? " tanya kirana pada rafi, karena ayya tidak bisa memutuskan.

" belum tau umi, tergantung ayya mau kembali kapan." rafi melirik ayya yang masih terlihat sedih.

" sebenarnya ayya masuk sekolah tiga hari lagi umi. tetapi ayya belum tega meninggalkan umi sendirian." ayya tertunduk takut melihat uminya karena airmatanya akan keluar saat ini.

" kalau begitu kalian kembali besok, nanti kalau acara empat puluh harinya abi, kalian bisa kembali lagi." kirana akhirnya yang memutuskan karena rafi dan ayya sama- sama enggan.

" tapi umi...ayya takut umi akan kesepian." air mata ayya tak dapat ditahan lagi kali ini.

" ayya...umi tidak selemah itu, lagi pula abimu tetap berada di hati umi, bagaimana mungkin umi akan kesepian?" kirana tersenyum dan menghapus airmata putrinya itu.

" sebentar lagi kamu ujian nak, jangan sering ijin..." akhirnya ayya mengangguk.

ahfaz juga sebenarnya harus segera berangkat, tetapi dia ingin menemani uminya dulu, setidaknya seminggu lagi, kemarin kyainya juga sudah memberi ijin,karena ahfaz adalah anak lekaki dari ziyad maka dia masih harus menyelesaikan hal- hal yang belum terselesaikan.

avataravatar
Next chapter