webnovel

Pergi Untuk Kembali

Pagi itu setelah shalat Subuh, dengan motornya Bila pergi ke pasar ia hendak berbelanja karena ia telah berjanji pada pak Baroto untuk membuat makanan, ia berencana membuat sup dan pepes ikan menurutnya makanan yang tidak banyak mengandung minyak baik untuk sesrorang yang sedang kurang sehat.

Setelah mendapat semua bahan yang ia butuhkan, Bila segera pulang dan mengolah bahan-bahan tersebut.

Ibu yang sedari tadi memperhatikan anak gadisnya merasa heran, karena sudah cukup lama Bila tidak seantusias itu untuk memasak ahirnya ibupun mendekati bila.

"Tumben kamu masak nduk, ada apa to?"

"Ga papa buk, ini Bila kemarin janji sama seseorang mau masak"

Ibu begitu penasaran, karena setahu ibu dua tahun terakhir ini Bila tidak memiliki seseorang yang sepesial, dan tiba-tiba ia begitu bersemangat untuk memasak sepagi ini "nduk kamu punya pacar po?"

"Ibuk... memang kalau Bila masak, harus pas punya pacar po?" Bila tersenyum kecut diantara aktivitas memasaknya "gini lho buk, kemarin pas Bila sama Fani njenguk Rina Bila ketemu sama bapak pasien bandel" Bila bercerita tentang kejadian kemarin ketika bertemu pak Baroto, dan akhirnya berjanji mebawakan masakan buatannya sendiri.

"Oalah.... ibu kira kamu sedang jatuh cinta"

"Jatuh cinta sama kakek-kakek"

Rasa penasaran ibu telah hilang, beliau meninggalkan anak gadisnya untuk membersihkan rumah.

Pukul 08.00 Bila sudah selesai memasak dan membereskan dapur,makanan yang akan.ia bawapun sudah terbungkus rapi, setelah mandi dan berpakaian ia segera bergegas menuju rumah sakit.

Diruangan pak Baroto dirawat, beliau sedang duduk dengan tesah seolah menunggu seseorang, Diana istri anak ke duanya Erwin melihatnya dengan heran.

"Papa sedang menunggu seseorang?" dengan penasaran Diana bertanya.

"Ya papa lagi nunggu seorang gadis"

Diana mengerutkan alisnya "Gadis pa?"

"Ya kemarin pas kalian ke bandara nganter Edwin, bapak ditemani seorang anak gadis yang baik"

"Owh.... terus kok papa nunggu gadis itu?"

"Iyo dia janji mau nengok papa, sama mbawa masakan buatannya"

"Oh....ya pantesan papa ga mau makan ternyata sudah delivery" Diana meledek mertuanya "pa maaf diana pulang dulu ya, mau berangkat kerja, papa ga masalah kan kalau Diana tinggal, sebentar lagi mbak Miranti pasti dateng"

"Ya... ga papa"

Setelah menjabat tangan.mertuanya Diana segera pergi dari ruangan itu.

Benerapa saat kemudian pintu kamar pak Baroto terbuka, ia mendengar ucapan salam dan sapaan ramah seorang gadis yang sedang ia tunggu walau namanyapun belum ia ketahui.

Melihat kedatangan Bila yang membawa kotak makanan, wajah pak Baroto menjadi ceria.

"Masuk nak"

"Baik pak" Bila meletakan bawaannya, ia tersrnyum letika melihat nampan berisi sarapan yang belum tersentuh "bapak bandel lagi ya, ga mau makan?"

"Ya ga to, bapak nunggu kamu lho"

"Ya pak, tapi saya bilang sama suster yang merawat bapak, bapak diperbolehkan makan makanan yang saya bawa"

Muka pak Baroto kembali muram, sesaat kemudian seorang perawat cantik masuk dan membawakan obat, Bila memperlihatkan makanan yang ia bawa setelah suster itu memberi ijin Bila segera menyiapkan sarapan untuk pak Baroto.

Pak Baroto memakan sarapannya dengan lahap, ditengah kegiatan sarapannya ia bertanya pada Bila "nduk namamu sopo, kemarin bapak lupa"

"Nama saya khoirunnisa"

"Oh...bagus ya nama kamu,bapak manggile Nisa saja ya" belum selesai Bila berbicara pak Baroto menyela.

Bila hanya tetsenyum "Iya pak, boleh nama tapk nama saya Khoirunnisa Salsabila biasa dipanggil Bila, kalau bapak mau panghin Nisa ya ga papa"

Pak Baroto menghabiskan makananya lalu dengan patuh meminum obatnya. setelah selesai merapikan tempat makanannya Bila memohon ijin untuk berangkat kuliah.

"Bapak saya pergi kuliah dulu, lain waktu kalau ada kesempatan insyaallah saya berkunjung lagi"

"Nak bapak minta nomor telpon kamu"

Bila memberikan nomor telponnya pada pak Baroto lalu segera pergi.

Bila sedang mengendarai motornya dengan santai melewati jalan alternatif kampung karena pagi ini ia tidak ada kelas, ketika ia hendak melewati belokan ia hampir saja bertabrakan dengan sebuah mobil yang sedang melaju kencang, hingga membuatnya terjatuh.

Pemilik mobil itu langsung keluar dan membatu Bila, sebenarnya Bila sangat kesal ia mengomel pada pengendara mobil itu "kalau nyetir hati-hati dong, masa dijalan sempit seperti ini ngebut untung saya ga apa-apa"

Pria yang hampir menabrak Bila memperhatikan dengan seksama "Bila ini kamu?"

Bila menoleh, ia tersenyum karena bertemu teman SMKnya "Khafiz..."

Khafiz terlihat bahagia bertemu dengan Bila, gadis yang sampai saat ini masih ia harapkan "kamu ga apa-apa?"

"Sakit sih tapi sedikit, ga papa"

"Maaf ya Bil"

Bila kembali berdiri walau tubuhnya tidak terluka, tapi motornya mengalami sedikit kerusakan.

Khafiz memeriksa motor tersebut dan membawanya ke bengkel, karena Bila tidak membawa kendaraan ahirnya walau enggan.ia menerima tawaran Khafiz untuk mengantarnya ke kampus.

Diperjalanan mereka hanya terdiam, jika ada pertanyaan Bila akan menjawabnya dengan singkat, akan tetapi dari obrolan singkat itu pula Khafiz tahu kalau Bila telah berpisah dengan Edwin tepat diakhir pertemuan mereka yang terahir dua tahun lalu.

Wajah Bila jadi lebih mendung karena harus mengingat luka yang dua tahun lalu membuat hubungannya kandas.

Tapi disisi lain Khafiz begitu bersemangat karena kini ia bisa kembali mendekati Bila "lalu gimana kabar Edwin, kamu masih bertemankan sama Edwin?"

"Ya... kak Edwin baik kok kan sekarang dia juga sedang berencana meneruskan S2nya di Jepang" ketika mengucap kata jepang tiba-tiba Bila teringat bahwa kemarin Edwin berangkat ke negara tersebut "Astaughfurullah Fiz, aku lupa kemarin kak Edwin terbang ke Jepang, aku lupa ngucapin selamat jalan"

Ada raut kepuasan dalam wajah Khafiz karena Bila sudah benar-benar tidak memikirkan Edwin lagi, bahkan dihari terakhir sebelum kepergiannya saja Bila sampai lupa mengucapkan selamat jalan, untuk menutupinya Kgafiz berbasa-basi "wah parah kamu Bil, kirim pesan sekararang"

"Ya ini juga lagi nulis"Bila menjawab datar sambil mengetik pesan untuk Edwin.

Disebuah kamar apartemen sederhana di prefectur Kyoto Edwin sedang menatap keluar jendela, hari itu di Jepang sedang musim semi, ia melihat ke daerah sekitar ada beberapa pohon sakura yang sedang tumbuh, benar-benar pemandanagan indah.

Tanpa memperdulikan tiga temannya yang sedang sibuk membereskan barang-barang Edwin yang sedari kemarin terus memikirkan Bila tak bergeming dari lamunannya.

"Win barang-barang lo sudah beres?" Hadi bertanya.

"Sudah dikamar gua kok bray" Edwin menjawab dengan kaget.

"Bray kita mau makan apa nanti siang" seorang pria gemuk berkacamata bertanya

"Makan mulu lo ndut " seorang teman lain menjawab dengan nada meledek.

Riuh apartemen itu membuat lamunan Edwin buyar, akhirnya ia juga menyibukan diri dengan merapikan barang-barangnya.

Ia masih begitu kelelahan dengan aktivitasnya ia sedang membuat noodle cup, setelah menuangkan air panas ia duduk didepan jendela menikmati ramainya kota kyoto disiang hari, ketika ponselnya berbunyi.

Segera ia membuka pesan masuk tersebut, dan wajahnya seketika berubah cerah melihat nama Bila.

đŸ“©"Kak maaf kemarin aku sedang di rumah sakit, sampai lupa kakak berangkat, selamat berjuang kak semoga dilancarkan dan sukses "

Dengan semangat Edwin membalas pesan Bila.

đŸ“©"Ga papa Bil makasih, aku harus sukses dan tunggu aku kembali" walau tak ditulisnya Edwin bertekat bahwa ia memang harus berpisah dengan bila akan tetapi Kepergiannya hanya untuk kembali menjemput cinta Bila.

Setelah membaca balasan dari Edwin rasa lega menjalar dalam hati Bila, ia tersenyum lalu menutup kembali ponselnya.

Khafiz melirik ke arah Bila ada rasa kesal yang ia tutupi melihat senyum cerah Salsabila karena Edwin.

Wah papanya Edwin keknya langsung setuju deh kalau tahu gadis yang mengurusnya itu wanita yang Edwin ingin nikahi.

Sementara Khafiz datang lagi, ancaman besar nih buat Edwin apalagi Edwin dan Salsabila sekarang terpisah jarak yang jauh.

happy reading, and love you all ???

Bubu_Zaza11creators' thoughts
Next chapter