webnovel

Me is me

rannaya · Urban
Not enough ratings
108 Chs

Something Beautiful Or...Not

siang ini sehabis makan siang bersama putranya, yang ia jemput dari pulang sekolah, riri kembali ke ruang kerjanya. ia memandangi ke seberang ruangan dan mengetahui Zhi han tidak ada.

"mungkin ia sibuk di perusahaan sebelah" fikirnya.

Riri pun kembali membuka dokumen yang di berikan Pengawal Ali kemarin. matanya benar- benar serius kembali meneliti satu persatu data yang tertera di dokumen tersebut. ia mengambil Handphonenya dan menyuruh Pengawal Ali menyiapkan mobil di bawah. begitu masuk mobil, riri pun langsung meminta Pengawal Ali menuju arah Jakarta barat. Pengawal Ali tau betul kemana arah tujuan yang di maksud bosnya. begitu sampai, dan menginjakkan kaki di perkampungan yang agak sedikit kumuh bersama pengawal Ali ia menelusuri alamat yang tertera di catatan riri.

begitu menemukannya, riri sangat tak percaya dengan keadaan seorang lelaki paruh baya, rumah yang di huninya hanya berdinding kayu dan beratap seng yang bocor. ia dulu adalah seorang manajer bagian pemasaran tempat dimana mantan suami riri bekerja. riri mencarinya hanya ingin memastikan sesuatu yang sangat penting baginya.

"Siang pa.."sapa pengawal Ali

lelaki itu memang tak mengenali siapa Pengawal Ali, dengan wajah yang penasaran karena bingung ada tamu yang menemuinya seperti orang penting berpakaian jas Hitam.

"siang, anda mencari siapa ya". tanyanya dengan pandangan yang sedikit kabur sambil mengucek ngucek matanya.

"maaf, ini bapak ahmad" tanya pengawal Ali.

"ya betul saya sendiri, anda siapa, kenapa mencari saya ya.."Tanyanya lagi.

"ohh...bos saya ingin bertemu.." pengawal Ali pun mempersilahkan bosnya menghampiri lelaki itu.riri membuka kacamata hitamnya, dan mengulurkan tangannya kepada pa ahmad yang bingung seperti telah mengenalnya.

"kamuu...ibu Meyrikan.." tanyanya seakan tak percaya dengan penampilan Riri yang sekarang. berbeda sekali dengan dulu yang ia kenal.

" bapak..ingat sayaa.." tanya riri meyakinkan.

" tentu..kamu istri Rifah kan". jawabnya sambil mempersilahkan riri dan pengawalnya duduk di kursi kayu.

" ada apa ya bu mey ada yang bisa saya bantu.." tanya pa ahmad penasaran karena sudah sangat lama tak bertemu dengan istri dari temannya.

" saya..ingin menanyakan sesuatu pa" tanya riri sambil menyodorkan sebuah dokumen. Pa Ahmad yang menerimanya, dan membaca isinya seolah tak mempercayai apa yang di bawa riri untuknya.

" maksud bu meyri..". tanyanya dengan tangan gemetar.

"pa ahmad tak usah takut, saya hanya meminta kejujuran bapak, benar apa tidak bapak dipecat tanpa pesangon sedikitpun, bahkan pemecatan bapak tanpa alasan yang jelas. bapak difitnah kan". ucap riri sambil sesekali memperhatikan kondisi rumah yang di huni pa ahmad. sangat jauh dari perkiraan riri.karena riri tau dulu ia tak tinggal ditempat seperti ini. bahkan riri tak melihat anak istrinya sekalipun.

pa ahmad yang di beri pertanyaan itu hanya diam. bingung harus menjawab apa terlebih lagi kedatangan tamunya sangat mendadak tak ia kira sekalipun.

pa ahmad dulu adalah seorang manajer bagian pemasaran di mana mantan suami riri bekerja, beliau sangat aktif dengan pekerjaannya, bahkan perusahaan developer tempat ia bekerja mengalami kemajuan pesat pada waktu itu karena sangat banyak orang yang memesan rumah kepadanya. namun kini... riri tak mengira kehidupannya akan berbalik, kesuksesan pekerjaannya tak membuahkan hasil, ia hidup melarat terlebih di tinggal anak dan istrinya karena perubahan hidup ekonomi rumah tangganya yang menurun drastis. ia jatuh miskin setelah dipecat tak jelas oleh perusahaan.

riri sangat prihatin sekali karena beliau adalah orang yang baik. bahkan pernah menolong riri sewaktu kecelakaan di serempet mobil dulu.

Pa ahmad yang melihat keseriusan riri bertanya, berfikir sejenak, dan beranjak pergi ke dalam sebuah kamar kecil. ia menyodorkan sebuah flashdisk.

riri yang tak mengerti menerimanya dengan ragu-ragu.

"iniii....".tanya riri kebingungan.

"di sana banyak sekali dokumen penting bu meyri, kalau anda ingin mengetahui sebuah kejujuran, itu semua ada dalam flashdisk ini." ungkap pa ahmad sambil memandang di sekelilingnya.

" kenapa bapak memberikan Flashdisk ini ke saya, ada apa sebenarnya pa..?" tanya riri.

" liat lah nanti, ibu pasti paham ucapan saya, saya percaya ibu meyri bisa membuktikan ke tidak bersalahan saya. saya mohon bantu saya membersihkan nama saya". ucap pa ahmad penuh harap.

riri hanya menatap wajah sayu pa ahmad seperti banyak menanggung beban.

didalam mobil sambil memandangi Flasdisk pemberian pa ahmad tadi, fikiran riri melayang kesana kemari, ia sangat tak tenang begitu banyak pertanyaan yang terpendam di benaknya. sungguh tak mampu ia pahami sendiri.

" kita kemana Nona..". jawab pengawal Ali sedikit agak keras membuyarkan lamunan bosnya yang sedari tadi ia panggil untuk menanyakan mereka akan pergi kemana.

"mmmm...chung ta hay di den van Phong,thura ngai (mmmm..Ayo kita pergi ke kantor tuan)." jawab riri sambil berbahasa vietnam.

Pengawal Ali yang mengerti bahasa tersebut segera melaju ke kantor Tuannya.

sementara diperusahaan Zhi han.....

" Paman, aq masih tak mengerti dengan kejadian semalam, kenapa sweety...maksudku riri melukai dirinya sendiri bila lagi marah, sebenarnya ada apa Paman".

tanya Zhi han yang masih tak mengerti sambil melepaskan rompi nya dan melonggarkan dasi nya.

"kau benar! akupun baru sekarang melihat tingkah Agassi seperti itu,ia wanita yang sangat teliti sebelumnya,namun kurasakan ia gegabah belakangan ini. dan tak mungkin kau tak tau tentang perusahaan yang di akuisisinya, bukankah sangat banyak kejanggalan, bahkan aq menemukan beberapa dokumen palsu di dalamnya, tentu saja Agassi marah besar setelah ia mengetahui hal itu." jawab Uncle lee yang duduk bersila di sofa sambil mengupas kacang dua kelinci dan memakannya. mereka asyik mengobrol santai.

" paman..kurasa ini akan sangat rumit kedepannya, kenapa ia tak melepaskannya dari awal". tanya Zhi han yang hendak mengambil kupasan kacang yang ada di tangan Paman nya, tapi segera dimakan paman nya mencegah Zhi han mengambil dari tangannya.

"jangankan kau, aq pun tak tau sebelumnya apa yang menyebabkan istrimu sangat antusias mengakuisisinya". sambung Uncle lee sambil mengunyah kacangnya.

Riri pertama kalinya menginjakkan kaki di gedung yang tepat berada di seberang perusahaannya, dipandanginya sekeliling ruangan di lantai 1, begitu ia masuk. lantai yang cukup luas, dan di samping- sampingnya di kelilingi sofa elegan dengan meja kaca bundar. ada bunga lavender di setiap sisi jendelanya. segera Riri menuju resepsionis untuk bertanya di mana ruang Zhi han.

" maaf, ruang CEO di mana.." tanyanya

" Anda mencari Bos Zhi..Anda siapa ya..?"

tanya seorang resepsionis yang tak mengenali riri adalah istri bosnya.

"Sweety...".jawab riri sambil tersenyum usil.

segera saja resepsionis menghubungkan teleponnya ke ruangan Zhi han.

speaker telepon pun bersuara " Bos... Anda ada tamu." terdengar suara resepsionis dari lantai bawah. Zhi han memandangi Uncle lee dengan heran.ia bingung hari ini ia tak ada janji apapun.

"boss...namanya sangat lucu,Sweety..katanya, sekarang sedang di lift menuju ruangan bos, maaf kami tak sempat mencegahnya" sambungnya lagi.

mendengar hal itu zhi han dan uncle lee saling berpandangan, seketika mereka panik tak menyangka ada kunjungan dadakan dari riri ke perusahaan Zhi han. Uncle lee memegangi bungkus kacangnya hingga jatuh berhamburan, Zhi han yang panik segera membereskan meja hingga minuman yang ada di depan mereka tumpah akibat terbentur tangannya sendiri. sementara terdengar langkah sepatu yang berhenti di depan pintu. zhi han tak tau harus berbuat apa lagi hingga menyuruh pamannya bersembunyi di kamar mandi. karena mereka takut kalau ketahuan status mereka tentu riri akan marah sekali. riri yang membuka pintu ruang kerja Zhi han terpana melihat pemandangan Amazing berantakan. kulit kacang yang berserakan di atas meja, kacang tanah yang berserakan dilantai dan tumpahan air minum yang membasahi.serta ada sepasang sepatu di atas sofa. bukan hanya itu saja, riri melihat ada sembulan jambul di balik meja yang tertutup sebagian kursi. riri yang keheranan pun masuk ruangan. ia memandangi Zhi han yang membersihkan kacang yang berserakan di lantai.

"Apa yang kamu lakukan di bawah meja".ucap Riri sambil membungkukkan badannya melihat kelakuan Zhi han.

Zhi han yang kaget di sapa istrinya segera berdiri dari bawah meja dengan senyuman polos. sambil menyodorkan kacang tanah yang ia bersihkan dari dilantai. riri yang kebingungan menerima saja dan membuangnya ke bak sampah.

dan ....

"Wkwkwkwk...." tawa riri pun meledak begitu melihat penampilan suaminya.

"sejak kapan kamu memiliki jambul dan aksesoris rambut dari kulit kacang tanah, apa ini style baru seorang CEo...". ejek riri yang tak mampu menahan tawanya.

Zhi han yang malu di tertawakan istrinya segera saja secara refleks memegang pinggang ramping istrinya dan menyeretnya ke tepi dinding kemudian secara perlahan menjalarkan telunjuknya dari pinggang riri menelusuri belahan dadanya dan tepat berakhir di bagian bibir, ia pun mendekatkan bibirnya di samping telunjuknya, membuat riri tak mampu berkata apapun. riri hanya mampu memandangi wajah dan bibir Zhi han dari dekat. binar mata cerah Zhi han sangat memukau hatinya. hingga rasa gugup menghinggapi jantung riri.

"ssssttttt..." desis Zhi han pada wanita yang sekarang berada di hadapannya, sangat dekat sekali.

hingga mereka saling berpandangan satu sama lain. Perlahan Zhi han melepaskan telunjuknya dari bibir istrinya dan begitu ia mendekatkan bibirnya riri langsung berpaling dan mendorong tubuhnya.

"ingat... itu bukanlah bagian 30% nya" ucap riri menyembunyikan rasa malu dan gugup yang tak terhingga di raut wajah manisnya. ia pun segera duduk di sofa.

Zhi han yang melihat tingkah gugup istrinya hanya menghela nafas panjang, kali ini ia tak berhasil lagi melampiaskan hasratnya....