webnovel

Me is me

rannaya · Urban
Not enough ratings
108 Chs

pelajaran kali ini...

riri membalas pandangan suaminya dengan sebuah senyuman melengkung di bibirnya. Zhi han tak mampu meredam hatinya lagi, di raih nya tubuh istrinya dan dikecupnya bibir mungil istrinya. riri yang merasakan sentuhan magis tersebut membalasnya kembali. sambil mendekap erat tubuh Zhi han. entah apa yang riri rasakan saat ini, hatinya bergetar hebat, ini memang berbeda. Zhi han yang begitu sangat antusias pun merasakan hal hebat yang serupa, inilah yang ia nanti selama ini. rasanya ia ingin melampiaskan semua isi hatinya pada riri istrinya, ingin ia menceritakan semua kejadian yang telah ia korbankan untuk riri di masa lalu. agar riri tau betapa besar rasa cintanya dan ia tak ingin kehilangan riri sedikitpun, sekalipun ini hanya pernikahan sementara. tekad yang mantap di hati Zhi han, hingga perasaan yang berlebihan pun akan ia jalani semua demi riri istrinya. ia akan menjadi apapun yang di inginkan istrinya.

"yaaa...bibirmu berdarah sweety..apa aku terlalu antusias" ucap Zhi han yang melihat sudut bibir istrinya dengan memar dan bercak darah.

riri hanya menggeleng. " akulah yang sepertinya saat ini terlalu berantusias dengan ciumanmu Mr.Zhi" ucap riri yang melanjutkan kecupan tersebut tanpa berfikir terdahulu. Zhi han kembali membalasnya dengan lebih lembut karena tak mau menyakiti bibir istrinya, ia bahkan menjilati bekas memar tersebut menghapus sisa darah di sudut bibir riri. sebelum mengakhiri kecupan tersebut. riri memandang suaminya saat ini dengan kekaguman luar biasa.

"sebesar inikah perasaanmu" bisik riri.

Zhi han pun membalas bisikan istrinya " lebih,,bahkan..dari yang kau duga selama ini " ucapnya sambil menggigit lembut daun telinga istrinya.

riri yang merasa geli segera melepaskan pelukan suaminya. ia pun duduk di gundukan rerumputan sambil memandangi bintang di langit yang bertebaran dengan kerlipan cahayanya. Zhi han pun mengikuti cara istrinya memandangi langit tersebut.

"indahnyaaa..." ucap Zhi han sambil merangkul pundak istrinya. riri menyandarkan kepalanya di pundak Zhi han dengan pelan karena ia tahu seharian ini suaminya pasti sangat lelah dengan pekerjaannya terlebih dengan kejadian tadi. riri memegang tangan Zhi han yang memar dan meniupinya. Zhi han pun terkesima dengan sikap yang di perlihatkan riri padanya. dalam hati ia mengucap syukur, namun juga ada kegundahan di hatinya, akankah istrinya mempercayainya ataukah mempercayai ucapan dua pembantunya, akankah riri selalu bisa bersamanya seandainya ia tahu bahwa Zhi han sedikit ikut campur dengan pekerjaan istrinya. namun bagi Zhi han ia tak akan menyerah begitu saja, ia akan berusaha meyakinkan istri nya bahwa ia layak untuk di percayai.

melihat riri yang menguap sambil menutupi mulutnya dengan kedua tangannya, Zhi han perlahan menarik tangan istrinya dengan pelan sambil berdiri. " kita pulang ya..." ucapnya pada istrinya yang mulai mengantuk. riri menggelengkan kepalanya, " aku tak mau pulang ke rumahmu " ucap riri sambil melepaskan tangan Zhi han. riri yang ingin melangkah mendahului Zhi han terhenti saat tangannya dicegat Zhi han." aku sudah memecat mereka" ucap Zhi han yang tak ingin istrinya pergi begitu saja. riri berbalik menoleh dengan wajah yang keheranan.

" maksudmu... " ucapnya.

" aku sudah tau mereka berbicara hal yang tak baik denganmu, maafkan aku..yang tak bisa mendidik karyawan rumah tangga ku dengan baik, ke depannya aku akan menyerahkan semua nya padamu, apapun yang kau inginkan demi kebaikan rumah tangga kita, tapi..percayalah apa yang mereka omong kan semua itu tak benar" ucap Zhi han menjelaskan.

" mmmm..baiklah...aku akan mencoba mempercayai mu kali ini, tapi jangan pernah kau sekali kali berbohong padaku ya.." ucap riri yang membalikkan badannya tapi dengan cepat Zhi han menggendong tubuh riri ke pangkuannya. "lalu kita akan kemana" ucap Zhi han

"hotel" balas riri sambil mendekatkan dahinya ke dahi Zhi han.

*****

riri dan zhi han menempati sebuah hotel megah berbintang yang dipesan oleh uncle lee untuk mereka. uncle lee yang sudah menunggu dilobi melihat kedatangan kedua majikannya segera menyambut mereka.

"nona...tuan maaf saya terlambat datang" ucapnya

"uncle lee sudah makan" ucap Zhi han.

"tentu sudah tuan, kalau boleh tau kalian habis dari mana" ucap uncle lee yang melihat memar di bibir riri dan di lengan Zhi han. ia mencurigai ada hal yang tak beres menimpa kedua majikannya.

"oughh...jalan jalan uncle" ucap riri yang kembali menguap.

"nona..sebaiknya kalian berdua beristirahat, besok akan saya kirimkan jadwal kalian" ucap uncle lee yang menunda memberitahu jadwal acara dan pekerjaan mereka di shanghai.

"baiklah..kami akan beristirahat" ucap Zhi han dengan mengedipkan kedua matanya tanpa sepengetahuan riri kepada uncle lee yang menandakan terjadi sesuatu.

riri beranjak dari duduknya dan pamit pada uncle lee dan pengawalnya. di lift riri benar benar tak kuasa menahan kantuknya. hingga ia mendekatkan kepalanya ke dinding lift yang sedang berjalan menuju lantai atas. Zhi han yang melihatnya segera memeluk riri dan menggendongnya hingga memasuki kamar hotel yang telah di pesan. ia merebahkan tubuh istrinya pelan, sambil sedikit meringis kesakitan karena pergelangannya yang mulai agak memerah riri sempat mendengar ringisan kesakitan dari mulut suaminya barusan, namun masih tak kuasa menahan kantuk. ia pun menarik tangan Zhi han hingga Zhi han jatuh di sampingnya.

"istirahatlah" ucap riri yang perlahan membuka matanya. Zhi han yang memang merasa lelah tak kuasa menolak ajakan istrinya untuk beristirahat. riri lalu bangun perlahan dan segera mengambil air dingin dikulkas dan saputangan ditasnya. ia mencelupkan saputangan ke dalam air dingin,memerasnya kemudian mengompreskan ke tangan Zhi han sambil meniupi lengannya yang memar, zhi han tak tau harus berbuat apa melihat istrinya mengobati sakit nya dengan wajah yang lelah.

"sssstttt...diamlah sebentar" ucap riri begitu Zhi han ingin berbicara. setelah selesai ia kembali berbaring di samping suaminya.

"lihatlah..kali ini kita sama sama lengah..dan..hadiahnya ini" ucap riri yang menunjuk memar di sudut bibirnya. Zhi han yang memandangi wajah istrinya akhirnya seolah mengerti dengan apa yang dirasakannya dulu dan sekarang. baginya cara yang terbaik menebak masa depan adalah dengan menciptakannya sendiri. karena waktu adalah pencuri yang cerdas yang tak akan mau mengulang waktu yang lalu. dan Zhi han tak mau mengulang masa lalu yang sempat ia sia siakan untuk tak mengejar riri. karena kepasrahan dalam dirinya. kini wanita itu ada di sampingnya. dihadapannya bahkan di pelukannya.

sedang di fikiran riri ia selalu memikirkan hari esok, bahkan esok dan esoknya yang entah apa yang bakal terjadi yang tak bisa di tebak. melihat sosok lelaki yang kini mulai menguatkan hatinya kembali, pria yang mampu berangsur angsur membangkitkan semangat hidupnya setelah putranya satria. walau ia sangat merindukan bocah cerdas itu. bagi riri wanita yang kuat memang mampu menangis namun tak menyerah. terlebih banyak hal yang menguatkan hidupnya walau sesekali banyak rintangan tajam yang akan menghancurkannya. ia sudah mempersiapkan diri dengan berbagai rencana hidupnya. karena buatnya belajar adalah anugerah, meski yang menjadi gurumu adalah kepedihan.

***

please...bintangnya buat kalian yang menyukai novel saya... salam hangat dan cinta untuk kalian..💞💞