webnovel

Me is me

rannaya · Urban
Not enough ratings
108 Chs

Aku Ingin..

riri membawa Zhi han ke sebuah hotel dekat The Bund, di pinggiran kota shanghai. ia memesan hotel di Wanda Reign On The Bund. yang terletak di jantung kota shanghai. dihotel ini menampilkan pemandangan The Bund, Sungai Huangpu, dan cakrawala Pudong yang spektakuler. sesampainya di kamar hotel yang luas dan megah riri menghempaskan tubuhnya di sebuah sofa yang langsung berdekatan dengan kaca bening yang memang memperlihatkan pemandangan cakrawala pudong.

Zhi han hanya memandangi istrinya penuh dengan tanda tanya. ' ini istriku kenapa ya..ada apa dengannya, apa ia lagi bahagia atau lagi banyak masalah, aneh...sangat aneh..bahkan ia sekarang nampak sangat manja..' fikir zhi han.

"apa kau tak menyukainya...atau ada yang sedang kau fikirkan" ucap riri sambil melepaskan baju atasannya karena kegerahan.

" mmm...aku lagi memang banyak fikiran." ucap Zhi han yang tergoda dengan pemandangan yang ada di depan matanya sekarang, karena riri melepaskan baju dan roknya tanpa rasa malu pada Zhi han hingga yang terlihat hanya pakaian dalaman saja sekarang, namun ia sengaja cuek pada suaminya.

"mmmm...berenang yukk" ucap riri polos.

" berenang...kamu gak salah..ini malam Mrs.Zhi han, gak takut masuk angin.." ucap Zhi han terkejut mendengar keinginan istrinya. riri pun mendekatinya

"kalau sehabis berenang aku kedinginan..bukankah kau yang akan menghangatkan becandy.." ucap riri berbisik dan melepaskan kancing baju Zhi han satu persatu.

" maksud kamu..kitaa..tunggu...kamu mau kita MELAKUKaNnya" Zhi han tak percaya apakah ini nyata atau hanya harapan palsu.

" maumu bagaimana...bukankah kau bilang kita memang sah jadi suami istri..mr.Zhi han..becandy..aku sudah tau semuanya.." ucap riri memandang tajam bola mata Zhi han, yang tak mengerti ucapan riri.

"maksudmu...tauu..tauu soal apa" ucap Zhi han setengah menyelidik dengan perkataan istrinya barusan.

" bahwa kamu memang jatuh cinta padaku...iyakaann" ucap riri Zhi han bernafas lega begitu tahu istrinya tak berkata bahwa ia tau pernikahan mereka memang sah, bukan pernikahan palsu. zhi han menarik nafas sebentar membuat riri bingung..." apa kamu gugup.." ucap riri yang cemas takut Zhi han tak menyukai ajakannya.

" ok..kita berenangnya besok saja..ini sudah MALAM " bisik Zhi han memperjelas kata malamnya.

Zhi han menarik pinggang riri kepelukannya.

" bukan kau saja yang memerlukan kehangatan tapi aku juga..aku ingin.." ucap zhi han memandang wajah riri dan menarik dagu istrinya menuju bibirnya hingga kecupan manis bertubi tubi menciumi bibir riri. riri pun merapatkan tubuhnya ke pelukan Zhi han.ia membalas ciuman itu penuh dengan nafsu. Zhi han yang merasakan ciuman lain dari biasanya dari istrinya menghentikan ciumannya. ia memandang wajah istrinya sekali lagi, mencari jawaban apakah ini memang kenyataan. hingga ia tak mampu berbuat apapun begitu riri kembali menciumi bibirnya. tentu saja zhi han membalasnya penuh dengan dengan nafsu yang ia pendam selama ini. walaupun ia masih sedikit tak percaya apa yang terjadi pada riri malam ini. hingga Zhi han perlahan membaringkan tubuh riri di tempat tidur. hingga posisi riri tepat di bawah tubuh Zhi han. Zhi han membelai lembut wajah riri mengusap dahinya dan menciumi pipi riri. riri terbuai dengan perlakuan Zhi han saat ini, iapun mengaitkan tangannya di leher Zhi han, dan mendorong maju wajah Zhi han tepat di depan wajahnya. riri pun tersenyum penuh kepasrahan. Zhi han yang memperhatikan senyuman menawan istrinya mulai mencumbui tubuh istrinya, mulai ciuman dan lumatan di bibir riri, menciumi wajah riri penuh nafsu hingga tengkuk leher indah riri, riri tak tinggal diam iapun membalikkan tubuhnya dan tepat kini Zhi han yang berada di bawah tubuh riri. riri melakukan hal yang sama seperti yang Zhi han lakukan. namun riri berangsur jauh dengan serbuan ciuman ke bagian tubuh Zhi han lainnya. Zhi han yang merasakan gairah istrinya di luar kendalipun tak mau tinggal diam hingga aksi saling membalas terjadi diantara keduanya. malam yang larut hari itu membuai keduanya dalam gejolak asmara yang tak tertahankan. desahan dan kecupan diantara keduanya sedang berpacu panas dan erotis. hingga aksi malam pertama sedang terjadi diantara mereka. kenikmatan tak terelakkan lagi. Zhi han dan riri merasakan kebahagiaan yang hakiki sebagai sepasang suami istri malam itu hingga tiga ronde berhasil mereka lalui. karena memang rasa lelah sedang tak mendukung untuk keduanya berbuat lebih. jam dinding terus berdetak. Zhi han memandangi wajah istrinya yang sedang kelelahan setelah pertempuran malam ini. Zhi han sangat bahagia apa yang sebenarnya ingin ia miliki sudah terjadi malam ini. bukan hanya nama riri yang terpatri tapi segalanya tentang riri yang ia miliki saat ini. riri terusik dengan pandangan Zhi han yang memang dekat di wajah nya. riri tersenyum cerah walau harinya memang belum cerah karena masih sekitar jam 3 menjelang subuh. " kamu kelelahan atau kepuasan memandangi kayak gitu lagi.." ucap riri yang risih terus dipandangi suaminya. Zhi han mendaratkan ciumannya kembali sambil berbisik " aku sangat puas dan bahagia nyonya Zhi han"

riri pun mulai melawan kantuknya dan memperjelas pandangannya pada wajah Zhi han. " sejak kapan kamu mulai mencintaiku be'candy..." tanya riri pada Zhi han.

" tentu saja pertama kali aku melihatmu..." jawab Zhi han sambil menciumi punggung riri.

" apa itu sudah bertahun tahun yang lalu " ucap riri bertanya kembali.

" maksudmu... dari mana kamu mengetahui hal itu.." ucap Zhi han tak mengerti rahasia yang ia pendam tentang riri akhirnya terbongkar, tentang perasaannya selama ini, selama bertahun lamanya.

" heyy..untuk apa kamu mesti tahu aku tahunya dari mana..sudah jelas dari semua yang terlihat di dirimu lah CINTA".. ucap riri dengan suara yang agak mulai serak.

"lalu kamu...apa kamu mencintaiku..." tanya Zhi han pula.

"menurutmu...dengan kejadian tadi, apa tak menjawab rasa penasaranmu... cinta..apa kamu fikir aku wanita yang tak waras sembarangan meyerahkan diri pada lelaki,..??"

" sstttt...jangan dilanjutkan...aku mengerti, sangat paham ok..maaf" bisik zhi han yang tak mau merubah suasana hati mereka dan keadaan yang sekarang mereka nikmati bersama. hingga mereka terlelap malam ini dengan posisi berpelukan satu sama lain.

*****

jam setengah enam pagi riri terbangun tatkala mencium aroma wangi kopi hangat bikinan Zhi han yang sudah menyapanya dengan senyuman yang tampan.

" pagi...cintaa" ucap riri terbangun dengan bau asap di pagi hari. " ini kabut ya ..." tanyanya pada Zhi han yang melihat sedikit gumpalan awan memasuki ruang kamar hotel yang mereka tempati. riri beranjak dari pembaringannya dan membuka jendela memandangi sudut perkotaan yang memang masih terselimuti kabut pagi dengan sedikit sembulan cahaya matahari yang mulai membuka jendela dunia. riri pun menguap sedikit panjang dan menutupi mulutnya. Zhi han yang memperhatikan gaya istrinya menguap dan mulai meregangkan otot otot tubuh sepagi ini, tampak tersenyum bahagia. ia pun mendekat sambil membawa secangkir kopi hangat dan memeluk riri dari belakang sambil terus memegangi secangkir kopi. riri pun menoleh kesamping kiri bahunya di mana dagu Zhi han menumpu pada pundaknya dan ciuman mesra mendarat di bibir riri. "apa kamu menyukai pagi ini" ucap Zhi han sambil meminumkan kopi hangat ke mulut istrinya.

" sangat...bangett syuuukaaa" ucap riri manja sambil meneguk kopi hangat yang di arahkan Zhi han ke mulutnya. hingga sedikit menempel sisa minuman kopi di bibir riri. Zhi han yang melihatnya dengan tangan yang kosong memalingkan wajah riri ke depan wajahnya dan melumat sisa kopi yang menempel tersebut sambil berkali kali menciumi bibir istrinya. riri terdiam kemudian tersenyum dan mendaratkan ciuman balasan ke bibir Zhi han. hingga Zhi han menghabiskan sisa kopinya dan menaruhnya di samping meja yang terletak di sisi tempat tidur. kemudian melanjutkan pelukannya di tubuh riri yang molek.

" mulai sekarang panggilan yang tepat apa buat kita,bukankah kau senang memberi gelar" ucap Zhi han pada riri.

" apa perlu kita rubah lagi panggilan yang kemarin,mulai mr. n Mrs. be'candy,, sweety..menurutmu mana yang imut" ucap riri.

" apa ya..." balas Zhi han sambil berfikir..