webnovel

MBA (Married By Accident)

Pernikahan yang disebabkan karena sebuah "kecelakaan" belum tentu berakhir buruk. Rexa salah seorang mahasiswa ternama di Jakarta harus bertaruh masa depan akibat perbuatannya. Ia pun kini berpindah universitas atas kemauan orang tuanya. Pertemuannya dengan gadis asal Yogyakarta menjadi babak baru dalam cerita hidupnya.

HarryKurniallah · Teen
Not enough ratings
24 Chs

Datang lagi

"Tuh, kontrakan aku yang warna temboknya putih" ungkapku mencari celah agar terus bisa berbincang denganya.

"Lho, kamu punya mobil kenapa ke kampusnya jalan kaki ?"

"Deketkan, manja banget beberapa meter aja harus pake kendaraan"

"Kamu humble ya orangnya"

Aku pun tersipu malu mendengar kalimat yang dilontarkan dari bibir mungilnya.

"Jangan ge er ya, aku ga muji kamu" lanjutnya dengan senyum tipisnya. Mendengar dia berkata seperti aku merasa dipatahkan semangatnya.

"Kamu mau masuk dulu atau..... ?"

"Aku pulang aja deh, ga enak diliat orang nanti"

"Siap, nyonya muda Lika" lanjutku sembari melempar senyum padanya.

"Aku ngambil kunci dulu ya"

Saat diperjalanan pun, aku masih gugup mau berbicara apa dengannya.

"Liat deh, traffic light nya ada yang warna merah" ah bodoh, apalagi yang sedang aku bicarakan, dasar bodoh.

"Kamu lagi nyari topik buat ngobrol ya ?" Lanjutnya melihatku sedikit aneh

"Hmm"

"Ternyata orang seperti kamu yang katanya orang playboy bisa jaim juga sama perempuan" tawanya terdengar seperti mengejek, benar-benar mematahkan set up ku.

"Nggak gitu Lika, cuma aku lagi bingung aja merangkai kata buat kamu"

"Kamu pinter ya ngerayunya" lanjutnya lagi melihat ke arahku.

"Itu tempat kost ku" teriaknya sambil memegang lenganku

"Eh maaf Rexa, ga sengaja"

Wtf, dia tau namaku ? Sejak kapan dia tau aku, apa dia mulai menyukaiku.

Tanpa disadari, diapun melihatku secara sinis

"Kamu pasti lagi ge er ya ? Atau lagi mikirin hal-hal negatif ?"

"Enggak kok" sambungku masih tersenyum kecil.

"Sebentar" ucapku sembari memegang punggungnya

"Kamu ngapain ?" Dia pun menghindar, seperti terlihat risih

"Enggak, aku mau mastiin aja, berarti Raka bohong, kata Raka bidadari itu punya sayap dipunggungnya, tapi kok kamu enggak ?" Ucapanku pun langsung direspon dengan senyum dan pipi kemerahannya

"Pantes kamu di cap playboy, ternyata pinter ngerayu, yaudah aku masuk dulu yah, byeeee" dia pun melangkah pergi dariku.

Sepertinya tidak buruk berkenalan dengannya, dia juga tampak manis, senyumnya pun indah.

Setibanya dikontrakan aku mendapatkan sekotak pizza dibawah pintu depanku.

"Kakak sayang, kalo kakak lagi ga sibuk, nanti video call aku ya, Maudy" begitu tulisan dari potongan kertas diatasnya.

Akupun membuang kertas dan membawa pizzanya masuk kerumah.

Hari pun telah berganti.

"Hallo Ka ? Gue nitip absen ya, mager banget nih ngampus!" Aku pun langsung mematikan ponselnya.

"Krrriiiiinggggggg Kriiiinnnggggg"

Kulihat dilayar tertulis nama Raka

"Ah ribet nih, apaan sih nelpon balik Ka"

"BANGKE LU NELPON GUE CUMA BUAT NITIP ABSEN!!!"

"Raka gabteng deh, baik hati, jujur dan tidak sombong, terima kasih Raka"

Kucabut baterainya setelah kumatikan ponselku agar Raka tidak mengganggu tidur pagiku.

Lagi-lagi tidur pagiku diganggu dengan suara ketukan pintu di depan

"Siapaaaaaa" suaraku pun masih sedikit lemas

"Kak, kakak"

"Kak Rexaaaa"

Tak tahan mendengar suara ketukan pintu yang terus menerus mengangguku, aku pun langsung berjalan menuju depan untuk mengetahui siapa disana.

Begitu pintu sudah kubuka alangkah terkejutnya mendapati Maudy langsung memelukku

"Kakak sayang, aku kangen"

"I-iya dek, kakak juga hehe"

"Yaudah yuk kak ke kamar kakak" pintanya manja

"Anu baby, kakak lagi ada tugas kuliah, eh maksudnya ngerjain tugas kuliah, kamu kalau mau tidur ke kamar aja, soalnya kakak beneran sibuk banget" raut wajahku pun memelas agar dia mengerti maksudku

"Yaudah deh, tapi aku main ke kamar kakak sayang boleh ? soalnya aku lagi ga ada tugas sekolah, ada classmeet" dia pun langsung bergegas menuju kamarku.

Ya, berpacaran dengannya mungkin harus sedikit menelan ego, sifatnya yang masih polos dan kekanak-kanakan memang kadang merepotkanku.

Setelah mandi kulihat kamarku untuk mengintip apa yang dia lakukan. Ternyata dia sedang tertidur diatas kasurku, akupun menghela nafas lega. Kututupi tubuh indahnya dengan selimut yang biasa kupakai.

Aku yang masih sedikit mengantuk langsung merebahkan diri di sofa dekat tempat tidurku.

Flashback On

"Cekiiiiiiittttttttttttt......"

"Kalo nge-rem jangan dadakan dong Rexa"

"Uhhhhh hampir aja nabrak orang"

"Kamu kenapa ?"

"Ga tau, tadi kaya ada orang lari nyebrang, sialan tuh emang"

Flashback Off

"Kak, kakak, kakak."

Aku pun terbangun dengan sedikit bingung, melihat Maudy yang sudah sedari tadi gantian menyelimutiku.

"Kakak gapapa, tadi kakak menginggau makanya aku kebangun"

Entah apa yang ada dipikiranku saat ini, aku hanya bisa terdiam sesaat

"Kak, jalan yuk, sekalian kita nyari novel yang romantis, eh kita makan dulu aja kali ya, atau kita ke tempat hiburan, ada wahana yang menarik kata orang, kak ?..."

"Kakak kok diem aja ?....."

"Hahhhhhhh"

Tanpa berpikir panjang aku langsung mengiyakan ajakan Maudy.

Selama diperjalanan pun aku hanya terdiam dan tidak bisa memikirkan apa yang terjadi dalam mimpiku tadi.

"Kak, dari semalam aku kurang enak badan"

"Kamu sakit ?"

"Enggak, bukan gitu maksudku, kakak ga keluarin di dalem kan ?"

Mana mungkin aku lupa memakai pelindung, belum pernah aku berhubungan dengan wanita lain tanpa pengaman, selain untuk berjaga-jaga, aku juga sedikit takut jika nanti akan kecolongan.

"Enggak kok baby, kakak kan pakai pelindung"

"Terus kapan kakak mau nyentuh aku seperti kemarin lagi ?"

"Nanti dulu ya baby, kakak juga lagi kurang enak badan, mungkin hawa nya lagi ga mendukung" lanjutku.

Semakin kesini aku sudah sedikit merasa bosan karena harus bergonta-ganti pasangan tidur, walau kadang memang menyenangkan untukku. Tapi tetap saja seperti ada yang mengganjal, entah itu hanya perasaanku saja atau memang aku sudah tidak menyukai wanita.

"Kak, kakak kenapa ? Kok wajahnya pucat gitu"

"Hahh gapapa dek, cuma lagi mikirin tugas kuliah aja"

Setibanya kira di Guramedia, Maudy langsung menuju tempat novel berada, dan aku mengatakan ingin keluar untuk mencarikannya minum.

"Silahkan pesanannya, mau minum disini atau dibawa pulang" sahutnya

Begitu melihat wajahnya memang tampak tak asing bagiku.

"Rexa ? Apa kabar mantan ? Sedang apa kau kemari ?"

Ada sedikit rasa bangga yang menghampiriku, sekiranya masih ada wanita cantik yang mengingat namaku

"Eh anu, yang rasa vanilla ada ?"

"Ada, minum disini atau dibawa pulang ?"

"Dua ya, take away aja hehe"

Ya, dia memang cantik, ingin sekali aku menyapa balik, tapi yang sangat disesalkan aku lupa namanya.

"PESANAN ATAS NAMA REXA SI PLAYBOY"

Seketika semua mata mencari tau siapa orangnya.

Wtf! Apa-apaan namaku dipanggil seperti itu. Aku pun menahan malu sembari berjalan menuju kasir mengambil pesananku. Sesaat aku membalikan badan banyak wanita yang menahan tertawa melihatku

"Terima kasih atas kunjungannya. Mantan..."

Tanpa memperdulikan omongannya, aku pun mengambil langkah menuju pintu keluar.

"Gubrakkk......"

Wanita didepanku tersandung hingga kacamatanya lepas dan tubuhnya jatuh dipelukanku.

"Maaf, aku yang ceroboh"

"Ga perlu minta maaf, aku seneng kok diginiin sama kamu, Lika"

"Lho"

Dia membangunkan diri dari pelukanku dan mengambil kacamatanya yang sedari tadi tak sengaja kuinjak.

"HAHHHHHHHHH!!!!!!!"

"Eh, maaf ga sengaja"

Brekk.... Terdengar makin hancur kacamatanya

"Gapapa, aku selalu bawa cadangannya kok" sembari mengenakan kacamata yang baru tepat dihadapanku.

"Kamu kok disini" tanyaku

"Aku sering kesini, soalnya kakakku kerja disini" sembari menunjuk wanita dikasir yang tadi menjelekkan nama baikku.

"Hah, itu kakakmu ?"

"Iya, semenjak kedua orang tuaku cerai, aku diasuh oleh kakakku"

"Kamu mau aku kenalkan dengan kakakku ?" lanjutnya lagi

"Enggak, makasih, nanti aja"

Entah kenapa aku merasa dunia ini sempit, kenapa dia harus jadi adik dari mantanku, ini bisa berbahaya kalau sampai kakaknya berbica buruk tentangku didepannya.

"Kamu mau ? Aku ada dua rasa vanilla" aku pun menyodorkan satu gelas kepadanya. Persetan dengan Maudy, nanti aku bisa belikan lagi, tapi untuk saat ini Lika akan kuperioritaskan lebih dulu.

"Rasa vanilla ya ? Boleh, ini salah satu kesukaanku, dulu kakakku juga suka rasa vanilla, tapi entah mengapa setelah beberapa bulan dia putus dengan pacarnya, dia jadi benci rasa vanilla" sahutnya polos

"Nanti malem kamu sibuk ga ? Aku main ketempat kamu ya" ucapku membuka obrolan

"Sslluuurrpppp sibuk banget, soalnya nanti malem aku ga di kost, mau kerumah kakakku" sahutnya sembari meminum minumannya.

Sepertinya dia sadar saat ekspresi wajahku menunjukan rasa kekecewaannya.

"Tapi lusa aku kosong, kalau mau main silahkan aja, tapi jangan malem-malem, soalnya ibu kostku galak kaya nenek lampir" candanya

Lesung di pipinya pun terlihat jelas saat ia sedikit menahan tawa

"Kamu indah Lika"

"Hah, kamu ngomong apa ?"

Pipinya terlihat mulai memerah seperti tomat. Oh Tuhan bagaimana kau bisa menciptakan bidadari seindah ini tepat dihadapanku.

"Enggak, yaudah lusa aku ketempatmu ya"

"Kriiiingggg kriiinggggggg"

"Kak, kakak dimana, kemana aja, aku udah ditempat parkir nungguin kakak"

Tanpa menjawab obrolan Maudy, kumatikan ponselku dan langsung bergegas menuju tempat mobilku diparkirkan.

"Kakak sayang kemana aja ?"

"Tadi habis cari angin baby, kamu manis kalo lagi ngambek gini deh"

"Awwwwww...." dicubitnya bagian putingku

"Ga usah ngerayu deh" wajahnya yang sedikit memerah seakan ingin meledak membuatku bergairah.

Ku kecup keningnya dan kuberi pelukan untuk meredam amarahnya.

"Kak, malu lho, balik aja yuk ke kontrakan kakak" wajahnya pun kini memerah bagaikan tomat, membuat detak jantungku berirama lebih kencang dari biasanya.

"Cekrekkk.."

Setelah pintu terbuka, langsung kugendong Maudy menuju kamar dan kuturunkan perlahan tepat diatas tempat tidurku.

"Kakkkk...."

Wajahnya yang masih memerah menahan malu seperti mengajakku untuk menjamah tubuhnya secara kasar.

Sesaat aku membalikan badan setelah mengunci pintu kamar ia sudah melepas pakaian dan hanya memakai bikini. Terlihat jelas bagian dadanya yang mengintip tertahan bra olehku.

Tanpa panjang lebar kugenggam payudaranya yang sedari tadi mulai mengeras.

"Rexa....."

Aku kaget mendengar panggilan namaku dari balik pintu kamar

"Kak, nanti aja, aku udah basah, udah ga tahan"

Kedua kakinya menyilang menahan tubuhku agar tidak bergerak dari atas tubuhnya, membuatku makin bergairah membuka semua helai yang menutupi tubuhnya.

"Rexaaaa....."

Aku tidak menghiraukan suara yang sedari tadi memanggil namaku dari balik pintu kamar.

Kugoyangkan pinggulku dengan cepat hingga membuat Maudy berteriak serak penuh kenikmatan

"Kaakkkkkkk..."

Tubuhnya bereaksi seperti menggelinjang menahan tubuhku, kukecup keningnya yang sedari tadi berkeringat dingin

"Makasih ya kak, aku mau tiap hari kaya gini sama kakak, aku sayang kakak" sembari dia mencium bibirku.

Ku selimuti tubuh indahnya yang sudah terlihat lemas tak berdaya.

Ku kecup lagi keningnya, wajahnya yang mulai tampak kecapekan membuatnya mulai menutup matanya perlahan.

"NAJESSSS!!!!"

Aku terkejut mendengar sedikit teriakan Raka yang sedari tadi memandangi tubuh telanjangku.

"PAKE BAJU LU NAJESSS!!!!!"

Aku pun sedikit tertawa melihat ekspresi wajahnya.

"Ka, kok lu bisa masuk kontrakan gue"

"Lu habis ngapain najesss, begituan ama siapa lu?" Dia seperti mengintrogasiku, bahkan pertanyaanku pun tak terlalu digubris olehnya

Sebenarnya kunci kontrakan cadanganku kuberikan pada Raka, begitu juga sebaliknya, tapi aku hanya sedikit berbasa-basi saja dengannya.

"Oh, ama pacar gue lah, emang elu, dari dulu ga pernah pacaran" candaku memecah keheningan antara kita berdua

"Dian, Kayla, Rossy, Fatma, Foppy, Cindy, yang mane nih ?" Tanyanya heran

"Bukan, Adiknye Renata"

"Wah gila lu adek mantan lu ditidurin juga" dia pun melepas tawa bersamaku.

"Kak ?"

Suara itu berasal dari dalam kamarku.

Langsung saja ku berjalan dan bertemu Maudy yang sudah berpakaian rapi.

Setelah mencium bibir dan pipiku dengan sangat mesra ia pamit untuk pulang, tak mau kuantar karena ada Raka, ia pun pamit kepada Raka juga dan pergi menaiki taksi online yang sudah dipesannya.

"Wah parah, tuh cewek body nye bagus banget, bangke lu, yang kek gini ga dikasih ke gue" ucap Raka sambil tertawa

"Tai lu, kesini mau ngapain lu" lanjutku menghentikan tawanya

"Party game skuy ?"

"Enggak ahh gue mau tidur, capek habis olahraga" sekarang gantian aku yang tertawa

"Yaudeh gue nginep ye, mager nih dikontrakan gue sendirian"

Tanpa menjawab pertanyaannya aku pun langsung menutup pintu kamar dan melelapkan diriku diatas kasur kesayanganku.