***
Pintu kamar ku terbuka perlahan,
Masuk ibuku dan seorang gadis cantik
Yang wajahnya tak asing bagiku,
Tentu saja karena dia itu teman sekelasku dan juga gadis yang kusukai,
Kayla Daveena
Tapi...
Ini pasti mimpi.
Yah lebih baik sekarang aku segera terbangun, daripada keadaan pikiranku semakin kacau dan khayalku semakin tinggi.
Tunggu, apa ini nyata? Bagaimana kalau ini nyata?
"hai.. Umm.. Aku.. Turut bersedih dengan apa yang terjadi padanya juga padamu"
"Huh?"
Suara lembut ini, tidak salah lagi suaranya
Aku menampar nampar pipiku memastikan bahwa semua ini nyata
"Eh.. Hwaaaaaa!"
Sial jadi ini nyata!
Detak jantungku yang gila, membuatku hampir terlempar dari ranjang
" Ada apa.. A.. Apa aku sa.. salah bicara?" suara kecil Kayla bertanya pada ibuku yang juga keheranan melihat reaksiku
Ia pasti kebingungan
Melihat kebodohan ku yang menyangka semua ini hanyalah mimpi
"Ma.. Maaf kan aku, aku hanya sedikit terkejut dengan kedatanganmu.."
Entah mengapa, reflek aku menggaruk pipi ku yang tidak gatal
"Ti.. Tidak, ini, salahku yang datang tanpa memberi tahu terlebih dahulu, jadi maaf ya"
Sial.. Dia menatap langsung ke arahku
Kenapa aku tak sanggup menatap nya balik ya?
Kenapa aku malah menunduk?
Padahal kesempatan berbicara dengannya seperti ini,mungkin tidak akan ada lagi di kemudian hari
"A..aku hanya bingung, soalnya.. yahh kalau aku sakit biasanya hanya Reno yang datang menjenguk.. Ja.. Jadi ku pikir bahwa kamu itu.. Dia"
Aku memberanikan diri menatapnya sedikit
Seperti orang sedang mengintip
Aku hanya ingin tahu bagaimana ekspresi wajahnya setelah aku mengatakan sesuatu yang menyedihkan seperti itu
Dia menatap ku penuh dengan kesedihan
"Ma.. Maaf apa kata kataku mengganggumu?"
Bukannya menjawab pertanyaanku dia hanya menggelengkan kepalanya pelan lalu memelukku
"Wha.."
Pelukannya erat..
Jadi seperti ini rasanya di peluk oleh gadis yang kau cintai ya?
Indera penciuman ku kegirangan
Itu karena dari jarak sedekat ini siapapun dapat mencium aroma tubuhnya
Ah, wangi sekali
Tubuhnya Kayla
Ehh, sial apa yang ku pikirkan sih
"Kamu mau minum apa Key?"
Tanya ibu, yang mengakhiri pelukan hangat ini
Ku harap wajahku tidak menunjukkan ekspresi wajah kecewa
"Tidak perlu kok bu, aku juga takkan berlama lama,orang tuaku pasti kawatir kalau aku pulang terlalu larut "
Jawabnya dengan senyuman favoritku itu.
Terlalu larut?
Memang nya jam berapa ini?
Aku menoleh ke arah jam
Pukul 17.00?
Yang benar saja
Berapa lama aku tidur?
Seharian...ya?
Aku melirik ke arah jendela,
Di lihat dari kondisi di luar
Ku kira ini masih siang dan mendung makannya gelap
Ternyata memang sudah sore ya.
Setelah semua ini pasti aku sembuh, terima kasih ya Kayla !
Semoga saja wajahku tidak terlihat seperti wajah seseorang yang sedang tersipu malu
"Baiklah kalau begitu ibu ke dapur dulu.. "
Suara petir tiba-tiba menggelegar
Mengaggetkan kita bertiga
Deraian hujan mulai menetes
Kian menderas.
Di iringi petir yang bersahut sahutan
"Nak, yakin mau pulang sekarang? "
"So..Soal itu... Umm.."
"Kalau begitu kita telpon saja ibumu, nanti kalau sudah mereda, aku yang akan mengantarmu pulang ke rumahmu ya Key"
"Uwhaa jangan bu, itu terlalu merepotkan, aku pulang sendiri saja kalau sudah reda hujannya"
"Baiklah kalau begitu mari kita telepon ibumu"
Kayla menatapku dengan tatapan lembut
Jika ku artikan mungkin seperti
"Aku pergi sebentar yaa, jangan merindu kan aku.. Hahaha"
Lagi lagi fantasi bodoh nan liar berhasil menguasai isi kepalaku.
Mereka pun pergi meninggalkanku sendiri di kamar ini,
Setelah pintu itu tertutup
Aku guling guling kan badanku di kasur
"Ah terima kasih dewa, kau telah memberkati hari ini!!"
bayangkan saja di jenguk oleh Kayla?? Di peluk olehnya
lalu... Cuaca menghentikannya untuk pulang cepat
Ah sial..
Khayalan ku kian meninggi.
I.. Itu berarti.. Ka.. Kalau ibu menyiapkan makan malam.. Maka aku dan Kayla akan berduaan di kamar ini??
Jika aku dapat melihat wajahku sendiri pasti ia benar benar memerah
Aku membenamkan wajahku ke bantal
Ooh iya.
Lagi lagi aku hampir terbawa ekspetasi ku sendiri
Lagian kalau kita berduaan disini memang kenapa?
Kayla juga tidak mungkin merasakan apa yang kurasa seperti ini
Salah tingkah
Canggung
Serba salah
Tiba-tiba
Suara pintu kamar ku yang di ketuk di ikuti suara lembut Kayla yang indah
Bertanya mengagetkan ku
"ini aku, boleh aku masuk?"
"Ya, silahkan"
Jawabku
Pintu terbuka perlahan
Menghasilkan suara decitan
Yang entah kenapa menyenangkan
Mungkin karena seseorang yang masuk
Adalah seseorang yang sangat ku idam idamkan
Aku menelan ludahku
Masih tak percaya bahwa sang ketua kelas memasuki tempat ini,
Kamar kecilku.
Hujan bukannya mereda
Malah makin deras
Ah Dewa, aku mencintaimu
Dia duduk di kursi meja belajarku
"Apa kamu sudah baikan?"
"Ah.. E.. Eyya, sangat baik ketua! Hehehe"
Sial, jawaban bodoh apa itu
Kenapa harus keliatan gugupnya
>\\\<
"Kita sedang tidak di sekolah tahu, berhenti lah memanggil ku ketua,jadi panggil saja aku Key"
"Ah maaf, tapi rasanya sedikit canggung, tapi aku akan mencoba nya.. Ket.. Kk.. Key! "
"Pftt, ahhahaha, Rangga kamu ini lucu deh hahaha"
"Mhehehe"
Apa ini? Pemandangan indah seperti ini..
Bahkan dia malah tambah terlihat cantik saat tertawa terbahak bahak seperti ini?
Ku harap ini selamanya..
Tidak, itu terlalu egois.
Bahkan jika sekarang aku mati pun rasanya tidak apa-apa.
Tiba-tiba suara petir menggelegar
Mengagetkan kita berdua,
Lalu...
"Uwhaaa"
Jeritnya
Ah imut sekali, sehebat apapun dia, dia tetaplah seorang gadis kelas dua smp
Dia tiba-tiba memelukku
Lagi..
"M.. Ma.. Maaf, aku takut petir"
Ujarnya sambil menunjukkan ekspresi wajah malu >\\\<
"Ya aku mengerti Key, kalau begitu tenang lah, ada aku disini" ^~^
Aku pun perlahan mengusap punggung nya
Lalu
°_°!
Ehhh apa ini yang mengganjal di punggungnya!
Mungkin dia sadar aku tidak sengaja menyentuh tali itu,
Apa dia tidak merasa nyaman?
Apa aku harus minta maaf?
Sialan
Situasi macam apa ini?!
Sudah kuduga
Dia pun melepas pelukan nya
"Umm apa matamu masih sakit?"
Kata kata yang langsung terlontar setelah kejadian itu, membuatku sedikit lebih tenang,
Huffttt berarti ia tidak menyadari nya?
Atau dia menyadarinya tapi tidak marah?
"Tidak terlalu, untuk sekarang, mungkin karena kau datang menjenguk.."
Hening menyerang kami
"Syukurlah"
Ucapnya sembari tangan kiri kecil nya menyentuh kelopak mata kananku yang bengkak
Telapak tangannya, kenapa bisa selembut ini sih?
Batinku bertanya tanya
"Apa saat ku sentuh ini sakit?"
"Tidak, sama sekali tidak, malah aku akan sembuh kalau kau sentuh seperti ini"
Dia tersenyum hangat
Di iringi hujan yang mereda
Artinya dia.. Akan pulang?
Tidak, dia harus pulang
Kenapa.. hujan kenapa kau reda!!
Apa kau benci melihatku berbahagia
Kenapa kau harus reda secepat ini
Sekarang dalam hidupku
Aku sangat mencintai hujan
Dan benci saat ia reda...
Kayla pun berpamitan
Ia bilang sangat menantikan kehadiranku di sekolah
Rasanya aku terbang ke angkasa
Tapi aku tidak ingin terlalu termakan ekspetasi lagi
Kau tahu?
Hal yang paling melelahkan adalah berekspetasi kan?
Aku harus tahu batasanku
Mungkin saja kedatangannya sebatas tugasnya sebagai Ketua Kelas yang mengumpulkan informasi tentang bagaimana keadaan murid kelasnya yang sakit kepada Wali kelas
.
.
.
.
Ini sudah empat hari dari hari terjadinya peristiwa mengerikan itu
Sahabatku Reno....
Aku melihat pantulan ku di cermin
Mata kananku memang sudah tidak bengkak
Tapi
Ini aneh
Aku menutup mata kiriku
Dan melihat menggunakan mata kananku saja
Blur...
Aku memang minus tapi
Yang kanan kenapa jadi separah ini?
Lalu aku menutup mata kananku
Ehh???
Apa yang ku lihat... Ini...
Semuanya nampak begitu jelas
Jadi aku sembuh?
Tidak
Kenapa hanya sebelah..
Aku pun mencuci wajahku
Saat itu lah aku menangis tersedu sedu
Itu karena
Setelah air di wajahku melewati kedua mataku
Saat ku buka
Aku sembuh
Semua begitu jelas dan tajam
Selamat tinggal kaca mata!
Selamat tinggal julukan mata empat!
Besok ku putuskan untuk masuk sekolah
Aku tidak sabar bertemu dia
Reno, doa kan aku ya!
***