Aruta dan junoi itu mengitari ruangan dan mereka saling bertatap tatapan. Cahaya matahari yang masuk menyinari ruangan itu dan memperlihatkan tulang belulang manusia yang berada di sekitar ruangan itu. Terlihat pula rupa junoi itu menyerupai seekor serigala besar dengan mulutnya yang sobek memperlihatkan gusinya dan matanya yang bewarna merah darah. Mereka berdua bertatap tatapan beberapa menit menunggu siapa yang akan menyerang duluan.
Aruta mulai menyerang duluan dengan menerjang junoi itu secara langsung. Junoi itu mulai bersiaga dan mencakar kearah Aruta. Aruta dapat merasakan gelombang yang dihasilkan oleh cakaran junoi itu terus merambat mendekat. Aruta membatalkan serangannya dan menjatuhkan diri ke arah belakang. Aruta berhasil menghindari gelombang itu dan melihat gelombang cakaran itu menembus tembok di belakangnya.
Aruta dengan cepat berdiri dan melompat mendaratkan pukulan ke junoi itu. Junoi itu dengan cepat melompat menghindari serangan Aruta membuat pukulan Aruta meleset dan memukul lantai kayu di sana hingga hancur.
"Cepat juga," gumam Aruta.
Junoi yang berada di belakang Aruta itu langsung menerjang Aruta dan membuka mulutnya dengan lebar. Gigi gigi tajamnya siap melahap Aruta. Aruta reflek menendangkan kakinya ke arah belakang mengenai dagu Junoi itu. Aruta berbalik melompat dan menendang kepala junoi itu. Junoi itu sedikit terpental karena tendangan Aruta. Junoi itu mulai melolong dan matanya memerah. Junoi itu mulai marah sekarang.
Kuku junoi itu mulai memanjang. Junoi itu mencakar cakarkan kukunya ke segala arah membuat gelombang cakarannya menyebar di mana mana. Aruta dengan sekuat tenaga berusaha menghindari semua cakaran itu. Cakaran junoi itu membuat ruangan itu mulai hancur berkeping keping. Baju Aruta juga sedikit tercabik cabik karena cakaran junoi itu. Junoi itu berhenti mencakar cakar setelah ruangan di sekelilingnya hanya tersisa lantai kayu yang rusak.
Junoi itu kembali membuka mulutnya dan menerjang Aruta. Aruta sempat terkejut namun berhasil melompat ke samping untuk menghindari serangan junoi itu.
"Sial cepatnya," gumam Aruta. "Aku harus bertahan paling tidak sampai Sako dan Anak kecil itu menjauh dari sini," gumam Aruta.
Tiba tiba junoi itu menggigit sebuah tembok dan melemparnya kearah Aruta. Aruta yang tidak bisa menghindarinya pun melapisi tangan kanannya dengan energi LYNK dan memukul tembok itu hingga hancur. Namun tepat setelah Aruta menghancurkan tembok itu, Aruta melihat mulut junoi itu yang terbuka lebar sudah berada di depannya. Beruntung Aruta masih sempat menjatuhkan diri ke samping menghindari serangan junoi itu membuat junoi itu menabrak tembok di belakang Aruta. Efek tabrakan itu membuat Aruta sedikit terhempas.
Aruta yang terhempas mulai membuka matanya dan melihat beberapa tulang belulang manusia berserakan di sekelilingnya. Aruta melihat pemandangan itu dan kembali melihat ke arah junoi itu.
"Orang orang tidak bersalah ini... Dia tidak boleh membuat lebih banyak korban. Aku harus membunuhnya di sini, sekarang!" gumam Aruta.
Aruta kembali bangun dan memasang kuda kuda. Tangan Aruta mulai diselimuti energi LYNK dan Aruta langsung berlari menerjang junoi itu. Junoi itu kembali melakukan cakaran ke arah Aruta dan menimbulkan gelombang cakaran. Aruta melompat melewati sela sela cakaran junoi itu dan mendaratkan pukulan kepada junoi itu. Aruta memukuli junoi itu berkali kali dengan tangannya yang diselimuti energi LYNK. Pukulan terakhir Aruta meledak tepat di kepala junoi itu membuat junoi itu terpental.
Junoi itu semakin marah dan meraung. Junoi itu membuka mulutnya dan menembakkan energi LYNK dari mulutnya. Aruta berhasil menghindar namun energi LYNK itu meledak di belakang Aruta membuatnya terhempas mendekati junoi itu. Junoi itu mulai melompat mencoba menerkam Aruta yang baru saja terhempas. Aruta dengan cepat bangun dan meninju perut junoi itu yang masih melayang belum sempat melakukan terkaman. Tinjuan itu membuat junoi itu memuntahkan beberapa tulang manusia dari mulutnya.
"Ternyata benar. Aku harus membunuhmu," ujar Aruta.
Aruta sedikit melompat ke belakang dan menendang kepala junoi itu. Tendangan Aruta membuat junoi itu sedikit terpental ke belakang. Aruta mengambil pipa panjang di belakangnya dan kembali menerjang junoi itu. Junoi itu masih berusaha berdiri dan mencakar cakar ke arah Aruta. Namun dengan lihai, Aruta berhasil melewati gelombang cakaran dari junoi itu. Aruta terus berlari mendekat dan menusukkan pipa yang dia bawa ke arah mata kiri junoi itu. Aruta tidak berhenti dan mendorong junoi itu hingga terpojok di tembok. Aruta langsung melompat ke atas dan melapisi tangan kanannya dengan energi LYNK. Dengan tangan kanannya yang dilapisi energi LYNK, Aruta menghantam kepala junoi itu dari atas dan meledakkan energi LYNK di tangannya. Pukulan Aruta pun membuat kepala junoi itu hancur berkeping keping. Junoi itu pun tewas di tangan Aruta.
"Kau tidak bisa membunuh orang orang seenakmu sekarang."