MKC 58
...
Mereka, kakek dan nenek seolah-olah tidak merasa bersalah karena cucu laki-laki kesayangannya sering pulang. Itu tidak akan terjadi jika gue yang melakukan hal semacam itu.
Gue akan dicap sebagai anak nakal dan harus dihukum lebih keras.
Dunia semakin tidak adil.
Diskriminasi antara cucu perempuan dengan cucu laki-laki yang terjadi di keluarga gue itu terlalu nyata dan bukan tipu-tipu iklan sabun colek.
Sepenuhnya adalah benar. Dibuktikan dengan teori angin yang bergerak sepoi-sepoi menerpa bunga ilalang di tepi lapangan. Anggoro masih sibuk dengan ciloknya. Sedangkan gue sibuk memandangi anak kecil yang berlarian di sepanjang mata memandang.
"Teh, jujur ini loh. Anggoro senang banget teteh pulang kampung. Anggoro di rumah sendirian dan itu sangat kesepian tahu teh." kata Anggoro, menatap ke arah gue dengan wajah serius dan polos.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com