webnovel

Masa Mudaku Kisah Cintaku

Aku jatuh cinta. Cinta terlarang dengan teman sekelas. Seseorang dengan semua perbedaan yang banyak dan sulit. Bisakah aku mempertahankan cinta ini? Tidak banyak angsa pelangi di kelas buaya karena ada satu dua rubah betina dari planet lain yang suka merundung junior mereka. Bukankah itu hal biasa dalam sekolah? Atau masalah utamanya ada pada Anggi sendiri? Bagaimana rasanya setiap tahun berpindah sekolah? Itu adalah yang selalu dirasakan Anggi, ngenes kata orang. Lalu, ketika kamu sudah merasa telah menemukan kehidupan baru dan memiliki beberapa teman yang mengerti dan nyaman akan hal itu. Tiba-tiba kamu harus pindah sekolah lagi? - cover is mine

Ningsih_Nh · Urban
Not enough ratings
314 Chs

MKC 25 Ulangan

"Ann, lo marahnya ke siapa? Kok gue ikutan kena semprot..." omel gue tidak terima. Walau gue tahu Ana kalau marah cuma sebentar saja. Beberapa jam kemudian setelah menenangkan diri bakalan kembali seperti semula.

Tapi Ana tidak menjawab pertanyaan gue. Dia sudah terlanjur pergi.

"Uda Nggi...nggak usah dipikir. Lo, nant gue kasih lihat hasil pemburuan konten hari ini. Enggak bakalan bikin lo kecewa, gue jamin." ucap Jono lalu menarik tangan gue menuju mobil.

Di perjalanan pulang gue pura-pura tidur di jok depan, menghindari rangkaian rengekan Stefie jilid kedua. Bahkan Edi dan Ebi yang berusaha membungkam mulut cewek bawel satu ini dengan sebungkus Silverqueen tidak bertahan lama.

"Besok Minggu kita ke Menganti. Janji ya." bisik Jono disela-sela kebisingan.

Setiap orang mempunyai rahasia dalam hidupnya, begitu juga dengan gue. Salah satu rahasia gue dipegang oleh Budi.

Ya Budi, cowok absurd hitam keriting jauh dari kata layak diantara spesies sejenis di kelas. Dari semua anak hanya Budi yang tahu betul tentang ban sepeda gue yang hilang, mungkin Budi juga yang tahu siapa tersangka perbuatan tidak terpuji itu.

"Nggi...kemarin Santi liat ada cewek liatin sepeda lo terus. Kayaknya dia deh yang ngelakuin." sapa Budi mencoba menjajarkan langkahnya di sebelah gue.

"Lo tau siapa cewek itu?" tanya gue penasaran. Bukan rahasia kalau Santi sering meminjam sepeda gue untuk sekedar membeli pulsa di konter dekat stasiun.

"Belum. Tapi dari gambaran yang Santi cerita dia senior kita." lanjut Budi serius.

"Lo bisa cari tau siapa dia? Nama kek, kelas berapa kek." tukas gue mulai gemas sendiri. Jika benar pelakunya adalah seorang cewek lalu apa motifnya?

"Tentu. Tapi gue nggak janji bisa cepet ya." balas Budi menganggung-angguk.

"Terima kasih ya Budi."

"Sama-sama Anggi. Karena sup buntut dari ibu lo enak juga rica-rica belut masakan lo sedep gue dengan senang hati. Kapan-kapan kirimi lagi ya..." ujar Budi sambil mencoba mengerlingkan salah satu matanya namun gagal.

"Oke sip." balas gue paham. Titik lemah Budi ada pada makanan. Apa pun akan cowok itu lakukan demi makanan. "Tapi lo nggak bakal kasih tau siapa-siapa soal cewek itu loh ya. Awas ajah kalo sampai gue tau lo buka mulut gegara dikasih makan lebih dari gue." ancam gue, buat jaga-jaga.

"Ya elah. Gue emang suka makan Nggi...tapi nggak gitu juga kali... Gue masih punya rasa setia kawan." sanggah Budi tidak terima.

"Ya kali lo tetiba khilaf."

Sesampainya di kelas gue langsung merebahkan kepala diatas meja. Puyeng. Semalam ada obrolan seru di grup.

-Jono telah membuat grup 'AAS.JEE'-

-Jono menambahkan Anda-

Jono : Ana, lo udah tidur ya?

Ana : Dah tau masih nanya.

Edi : ciee...ada yang ngambek nih.

Ana : Diem lo kambing bule !

Edi : Kambing? Jaga tuh mulut ya! Gue barusan mandi tauk.

Jono : Anggi... besok Minggu ikut ke Menganti kan?

Stefie : gue gak diajak?

Ebi : yaelah ni bocah. Nggak ajak juga nyosor ngikut kan?

Stefie : Ebi ! Jaga lo punya mulut.

Anggi : Tauk deh. Liat nanti ajah...

Ana : Kalo Anggi nggak ikut...gue juga nggak.

Stefie : Ntar gue sendiri dong

Ana : derita lo !!!

Stefie : ih.. galak amat sih? Ana...kalo jadi cewek itu lemah lembutan dikit napa?

Ana : Ke elo? Ogah.

Anggi : Ann, lo udah kerjakan PR bahasa Inggris?

Ana : Barusan kelar.

Anggi : Ya udah. Selamat bobo.

Ana : Iya. ...

Edi : Gue mana Nggi?

Ebi : Gue juga pengin Nggi?

Stefie : Anggi rasis !

Jono : Minggu latihan lo libur kan Nggi?

Anggi : Iya libur. Kok tau?

Jono : Tadi denger dari Amad. Jadi berangkatnya pagian ya, biar bisa lama disana.

Stefie : Mau ngapain lama-lama disana Jon?

Jono : ada deh...

Edi : ehem ehem ehem

Ebi : uhuk uhuk uhuk...Nggi bikin sushi dulu ya? Ntar gue ajarin

Edi : woi jangan nyalip gitu bro...

Ebi : jamannya persaingan bebas bro...

Jono : Stef... Lo bawa makanan yang banyak ya... project kali ini lumayan menantang

Stefie : okey

Anggi : project apaan sih?

Edi : RHS

Anggi : dih main rahasia-rahasian

Ebi : konsepnya belum kelar. Besok lo juga tau

Edi : rasis

Anggi : Dah ya..gue mau ke alam mimpi ...

Jono : Good night, Nggi...

Stefie : Gue mana?

Edi : gue?

Ebi : gue?

--

Kantin sekolah merupakan sarang biangnya gosip atau tempat segala kejadian yang menimbulkan gosip, mulai dari gosip recehan hingga gosip yang mengarah ke fitnah. Dari pada jajan di kantin gue lebih suka pergi ke depan atau minta beberapa potong bekal sushi punya Ebi yang melimpah, atau gue memilih puasa jajan.

Budi bilang gue anti sosial. Bukan juga, padahal kita sering ngobrol bareng terutama saat jalan menuju kelas tetap saja tidak merubah persepsi Budi ke gue. Katanya lagi, gue harusnya terlahir sebagai cowok dan berteman dengan Amad and the Rohis dari pada menjadi cewek yang absurd. Kenapa sesama absurd harus saling menjelekkan?

Tapi hari ini gue ada di kantin. Duduk berdesakan diapit oleh trio kibul, Ana dan Stefie. Untuk apa lagi kalau bukan membahas rencana ke Menganti yang dinanti-nanti.

"Project apaan sih Jon?" desak gue penasaran. Walau sudah ada semangkuk mie ayam terhidang didepan, gue belum bisa terima kenyataan kalau gue diajak paksa ke kantin.

"Lebih seperti dokumentasi sebenarnya." ucap Jono masih sok misterius.

"Serah lo." dengus gue mendengar jawaban yang tidak sesuai ekspektasi gue tadi.

"Lo mau bawa anak lain berapa?" tanya Ebi sudah siap dengan buku catatan.

"Masih gue kalkulasi." sahut Jono.

"Jangan gitu Jon. Dipastikan berapa biar gue bisa bawa makanannya pas." timpal Stefie, seksi konsumsi dadakan.

"Gue dan Anggi cukup bawa badan doang kan?" ujar Ana untuk ketiga kali.

"He em." angguk Jono tengah makan bakso.

Jadi begitulah rapat dadakan membahas project misterius Jono yang tidak ingin gue tahu lebih lanjut. Selama tidak melibatkan gue terlalu banyak oke-oke saja lah.

Dan, setelah menjajal suasana serta makanan di kantin ternyata tidak mengecewakan. Kecuali kantong gue. Sadar gue menelan ludah dan harus menabung supaya bisa jajan layak di kantin, harganya memang masih dalam kategori standart anak sekolah tetapi uang saku gue lah yang membuat gue ishtighfar.

Gue mendesah lumayan keras mendapati sepeda yang gue taruh disamping sepeda gunung tua ternyata tidak ada ditempat.

"Tadi dibawa Santi mbak. Katanya mau ambil buku di rumah temannya dekat stasiun." kata ibu Budi dari dalam rumah. Beliau adalah seorang penjahit turun temurun selama tiga generasi. Sedangkan bapak Budi petani yang mempunyai 2 hektar sawah warisan nenek Budi.

-TBC-

cerita Masa Mudaku Kisah Cintaku versi lengkap hanya ada di Webnovel dengan link berikut ini: https://www.webnovel.com/book/masa-mudaku-kisah-cintaku_19160430606630705

Terima kasih telah membaca. Bagaimana perasaanmu setelah membaca bab ini?

Ada beberapa cara untuk kamu mendukung cerita ini yaitu: Tambahkan cerita ini ke dalam daftar bacaanmu, Untuk semakin meriah kamu bisa menuliskan paragraf komen atau chapter komen sekali pun itu hanya tulisan NEXT, Berikan PS (Power Stone) sebanyak mungkin supaya aku tahu nama kamu telah mendukung cerita ini, Semoga harimu menyenangkan.

Yuk follow akun IG Anggi di @anggisekararum atau di sini https://www.instagram.com/anggisekararum/