MKC 185
...
Hal yang paling mudah gue katakan kepada Stefie adalah supaya dia tetap sabar dan terus mendoakan gue. Sedangkan gue tidak punya cara untuk menghibur diri sendiri yang lambat laun terasa semakin oleng seiring semakin banyak orang yang menaruh simpati ke gue.
Air mata gue pun enggak bisa keluar meski gue terus melihat Stefie menangis sendirian. Air mata gue seakan tidak sudi keluar untuk menunjukkan betapa lemahnya gue. Atau gue sendiri yang tidak mau menunjukkan diri lemah dan butuh belas kasihan?
"Nggi, gue pulang dulu ya. Semoga operasi elo lancar." Bisik Stefie berdiri dan pergi.
Tepat saat Stefie menutup pintu dan langkah kakinya sudah tidak terdengar lagi, gue menangis sejadi-jadinya. Bukan karena gue takut dengan operasi besok atau pemikiran berlebihan gue tentang kemungkinan gue enggak bisa lagi berjalan normal. Bukan itu, gue hanya sedang menangisi perhatian Stefie yang sangat jarang gue temukan di sekolah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com