MKC 162
...
Gue sebenarnya enggak heran kenapa Jono bisa tiba-tiba nongol di belakang Anna dari entah mana. Yang enggak gue suka adalah senyum culas Jono yang seakan mengejek gue untuk berbicara lebih banyak lagi. Memaksa gue untuk memonyongkan mulut sendiri.
Jono sudah seperti pendekar bayangan akhir-akhir ini. Selalu datang dan pergi tiba-tiba tanpa permisi. Gue sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan baru Jono tersebut.
"Kalau elo masuk OSIS juga seperti akan jadi ramai itu." celetuk Anna tanpa melihat gue atau Jono.
Anna sibuk mengaduk-aduk tes manisnya sementara pandangannya menerawang jauh ke langit biru. Jelas, bisa gue tebak kalau Anna masih memikirkan senior basket yang gue lupa siapa namanya sedang menimba ilmu di negeri orang.
Atau Anna sedang menyindir gue untuk berhadapan langsung dengan Lestari?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com