webnovel

pemberontakan yang sia-sia

Hujan sudah mulai reda sejak tadi malam, udara sejuk di pagi hari seakan menjadi bukti bahwa air hujan membawa imbas pada udara yang menyegarkan, debu halus lenyap, tanah lembab, dedaunan masih memiliki bola-bola kristal air yang bersinar tersinari matahari pagi, sisa tetesan hujan yang masih belum kering sepenuhnya.

Kinan membuka matanya ketika ia mendengar ibu membangunkan dari balik pintu kamarnya, sayup terdengar tapi sangat terbiasa diingatan, ibu rutin membangunkan kinan setiap pagi meskipun kinan tidak pernah langsung bangun dan membuka pintu kamar untuk ibu. Tapi pagi itu disaat ibu membangunkannya, kinan dengan perlahan membuka matanya dan yang langsung ada dalam benaknya saat itu tidak seperti hari-hari sebelumnya. Setelah kinan mempertanyakan apa yang ada dipikirannya saat itu, kenapa ini bosa terjadi, kenapa aku terus mengingat itu, bahkan sangat sulit hanya untuk berpura-pura tidak mengingatnya. "Apa ini yang dia maksud Selanjutnya? selanjutnya kisah yang ada antara Adam dan Kinan adalah Cinta?, apa benar ini rasanya memiliki cinta dalam hati kita?, aaaah aku bahkan tidak mengerti bagaimana merasakan rasa itu" tetap terbaring di ranjangnya, kemudian kinan menutup kembali selimutnya menutupi seluruh tubuh mungilnya.

Suasana di kediaman Adam pagi ini. Seorang ayah yang sangat sibuk dengan semua pekerjaannya yang tidak memiliki banyak waktu bersama keluarga, pergi meninggalkan rumah dengan diikuti 2 orang ajudannya, mereka semua memasuki mobil mewah keluaran terbaru dengan gaya elegan dan berkelas, sang supir pertama membukakan pintu untuk sang tuan, diikuti ajudan yang ikut masuk ke mobil dengan membawa masing-masing dokumen penting milik atasannya. Sampai akhirnya mobil akan melaju, dari dalam rumah seorang lelaki yang kelihatannya baru terbangun dari tidurnya berlari mencoba menghentikan laju mobil di depan pintu rumah, masih dengan piyama yang ia gunakan dan tanpa alas kaki " ayah, jangan pernah mengirimku ke luar negeri atau aku akan benar-benar pergi dari rumah ini karena tidak mungkin aku akan mengikuti kemauan ayah itu, itu konyol kau tahu, bahkan sekolah di dalam negeripun aku belum tentu bisa serius, apalagi di luar negri, apa kau pikir aku akan menjadi anak baik jika kau mengirimku ke sana? itu tidak akan terjadi ayah, ayo turun dari mobilmu dan bicara dulu denganku" adam meneriaki ayahnya yang akan berangkat kerja tepat di depan mobil dengan terus memukul-mukul bagian depan mobil mewah itu, karena ia terlalu kesal dengan keputusan ayahnya, semalaman ia berpikir bagaimana caranya agar bisa membujuk sang ayah, jika bujukan tidak berhasil, maka ancaman akan menjadi opsi berikutnya. Ayah meminta supir untuk tetap maju secara perlahan agar adam menyingkir dari depan mobil itu, begitu juga adam ikut keras kepala seperti ayahnya, tetep berdiam tak bergeming meski mobil memaksa akan melaju. Ibu tidak bisa berbuat apa-apa, ia tahu jika ayah dan anak ini sudah mulai bersitegang seperti saat itu, maka keberadaan ibu tidak begitu berpengaruh, meskipun ia cukup memohon kepada anaknya untuk mengerti maksud dari semua keputusan ayahnya, ia akan tetap berteguh pada keinginannya dan begitu juga dengan suaminya, ia tidak pernah mau kalah dari anaknya, adam sudah terlalu banyak di manjakan sedari kecil, tapi saat ini adam sudah dewasa seharusnya, dia ingin putranya menjadi lelaki bertanggungjawab, bukan lagi seenaknya dengan terus membuat ulah di luar sana, dan ibu tidak mungkin bisa mempengaruhi keputusan ayah yang sudah sangat bulat itu. Akhirnya langkah yang ibu ambil dia pura-pura jatuh pingsan, yang membuat adam berlari menghampiri ibunya, dan ayah langsung melajukan mobilnya dengan cepat, ayah tahu betul tipu muslihat istrinya. Tak lama setelah adam memangku kepala sang ibu agar bisa bernafas dengan lancar secara bersamaan ayahnya pergi dengan mobilnya, ia baru sadar kalau saat itu sedang ditipu oleh ibunya yang membuat adam sangat khawatir karena sang ibu jatuh pingsan di depan matanya. Segera ia meletakan kepala ibunya kembali ke lantai dan pergi meninggalkan ibunya yang tergeletak di lantai. "aaaarggghhhh siapa aku di rumah ini" adam berteriak sambil memasuki rumahnya dan lari ke lantai atas menuju kamarnya, dan ibu bangkit dari kepura-puraannya pingsan dilantai. Ia langsung berdiri dan merapikan kembali baju dan rambutnya yang lumayan berantakan karena aktingnya tadi, dan berjalan dengan elegan ke dalam rumahnya tanpa memerdulikan putranya yang sedang kesal dengannya. Cara terbaik saat ini memang tidak mengganggu adam atau dia hanya akan membuat adam semakin marah karena tidak bisa membantunya.

Genta pagi itu di rumah kinan, sedang berjemur dengan merentangkan kedua kakinya ke batu besar di halaman rumahnya sambil memandangi bunga warna warni yang segar setelah terguyur hujan kemarin malam. "aaah ini sangat nyaman sekali" genta berkata sambil mengerak-gerakkan tangannya seperti melakukan peregangan dalam gerakan olah raga. Baru beberapa saat genta menikmati perasaan senyaman itu di pagi hari, sebenarnya itu tidak begitu pagi, karena matahari sebentar lagi akan semakin tinggi. teriakan dari dalam rumah cukup membuatnya keluar lagi dari mode nyamannya. "Ibuuuuuuuu,,,,,,," kinan berteriak sambil tergesa-gesa menuruni tangga dan segera menghampiri ibunya di dapur, Kenapa ibu tidak membangunkanku lagi, ibu tahu aku tadi pagi tidak segera keluar dari kamar. Ini sudah jam 10 dan ibu tidak segera membangunkanku lagi? apa ibu tidak khawatir aku yang selalu bangun pagi sampai jam 10 tidak keluar dari kamar, aaah sungguh tidak bisa dipercaya" sambil mengambil sepotong roti di meja kinan berlari keluar dan duduk di teras segera memakai sepatu ketsnya, dan tiba-tiba genta memarahinya "kenapa kau berteriak sepagi ini, membuat ketenangan di rumah ini hancur pagi-pagi kau tahu, bahkan ibu belum berangkat ke toko gara-gara menunggumu bangun, dan sekarang kau meneriakinya?" kinan dengan juga nada marah menjawab "apa kau pikir ini pagi? mana ada orang berjemur saat matahari akan membakarmu sebentar lagi karena panasnya, ini sudah mau tengah hari kak, dan kalian tidak membangunkanku", sambil berlalu kinan meninggalkan rumah dan berlari menuju halte bis. Kinan kaget setelah bangun dari tidurnya yang tidak sengaja itu, pagi tadi sebenarnya dia sudah bangun saat ibu mengetuk pintunya, tapi karena bayangan adam mengganggunya dan kemudian dia kembali tidur karena cuaca pagi itu sangat sejuk dan nyaman yang membuatnya lupa bahwa hari semakin siang. Dan yaaa,, dia punya janji akan bertemu adam di taman kampus pagi ini. "apa ini masih bisa disebut pagi, jam 10 yang hampir menuju jam 11 siang, ya ampun kenapa aku harus tidur lagi tadi pagi?", di halte bis dia duduk sendiri dengan terus melihat jam di Hpnya.