19 Dia hanya main-main...

Matahari mulai memperlihatkan kekuatannya,,,, hari semakin panas, dan kinan telah berada di dalam bis menuju kampus, tapi ia melupakan semua persyaratan yang akan ia berikan ke sekretariat kampus sebagai awal pendaftarannya di kampus itu karena terlalu terburu-buru dan melupakan maksud awal kinan untuk pergi ke kampus, tapi karena seiring berjalannya waktu niat kinan ke kampus hari itu berubah bukan hanya untuk mendaftarkan diri tapi dia justru ingin bertemu adam terlebih dahulu pagi itu sesuai dengan janji mereka kemarin dan akhirnya niat awal terlupakan begitu saja. "sebenarnya apa yang aku lakukan sekarang? aku bahkan tidak membawa data diri dan ijazah SMA ku, apa benar aku hanya akan menemui lelaki itu di kampus nanti?, ah aku sudah benar-benar gila, ini bukan aku, ini bukan kinan yang sebenarnya, aku sudah termakan permainan lelaki kurang kerjaan itu", kinan bahkan enggan menyebut nama adam karena menyadari bahwa ia sedikit goyah dengan perasaannya kepada adam. Kinan bahkan bisa tersentuh hanya karena adam menyebut namanya secara langsung kemarin, itu membuat kinan merasakan bagaimana rasanya seseorang menyebut namanya dengan lembut, selama ini ia sangat jarang melakukan interaksi dengan orang lain, bahkan teman-teman sekolahnya semua memanggil dia gadis angkuh dan sombong, tidak ada yang memanggil kinan karena ingin berbicara dengannya, mereka hanya ingin menggoda kinan karena memang walaupun di panggil dia tidak akan menanggapi orang yang memanggilnya sama sekali.

Tak terasa bis sudah tiba di halte bis, kinan mulai merasa ragu untuk turun dari bis karena berpikir bahwa yang dia lakukan saat ini sangat tidak mencerminkan dirinya yang selama ini menutup diri dari semua hubungan dengan orang lain, menjauhi hal-hal yang akan membuatnya bahagia, kinan yang asli tidak membutuhkan hubungan lain kecuali hubungan keluarganya, itu yang kinan pikirkan. Sampai akhirnya, walaupun ia sebenarnya sudah melangkah akan turun dari bis, kemudian dengan segera dia mundur menarik langkah kakinya dan duduk kembali di bangkunya dan memutuskan untuk tidak menemui adam. Kinan juga mengira adam pasti juga tidak akan datang, lelaki itu hanya sedang main-main dengannya, tidak mungkin ada keseriusan dari kata-katanya kemarin. Bis melanjutkan perjalanannya menuju halte berikutnya, dan akhirnya kinan turun di halte berikutnya dan pergi ke toko kue ibunya, karena dia juga sudah terlanjur tidak membawa persyaratan daftar ke kampus, hari ini dia berniat menghabiskan waktu hiatusnya di toko kue ibunya saja. Di dalam Bis menuju toko kue, kinan memasang hadset ke telinganya dan memutar lagu kesukaannya, yang kemudian dia teringat hari dimana saat adam mengambil satu bagian hadsetnya dari telinga kinan dan memasangkannya di telinga dia sendiri, hari itu pertama kali kinan melihat adam dari dekat, lebih tepatnya menyadari keberadaan adam di sekelilingnya setelah sekian lama adam hanya menjadi bayang-bayang yang selalu mengikuti kinan tanpa kinan sadari. "dia tidak mungkin menungguku di sana bukan? dia pasti hanya main-main dengan janji kemarin, aku bahkan memikirkannya semalaman itu sangat menggelikan, mungkin dia menertawakanku di dalam hatinya kemarin, kenapa aku bisa tersipu bahkan saat dia hanya tersenyum padaku, itu sangat konyol" kinan mengobati rasa ragu-ragu di hatinya karena tidak datang menemui adam di taman kampus, dia berusaha berpikir bahwa adam juga tidak datang.

Ditaman kampus jam 11.30 siang, matahari mulai menunjukan taringnya sebagai penguasa siang,,,, sinarnya betul-betul menyilaukan setiap mata yang bahkan hanya ingin menyapanya di atas sana. "adam kamu dimana nak?" suara dari ujung telepon bersuara, itu ibu adam yang sedari pagi menunggu anak lelakinya pulang ke rumah. Setelah akting drama tadi pagi di rumahnya, adam langsung bergegas siap pergi ke luar rumah, dengan membawa tas dan memakai baju rapih sekali, itu membuat ibu bingung, sebelumnya dia marah-marah dengan ayah dan ibunya kemudian pergi dengan sangat rapih dan wangi sekali. jam 8 pagi adam sudah pergi dari rumah, setengah jam setelah ayahnya berangkat kerja pagi itu, adam tiba di kampus jam 8.45 karena sempat mampir di toko souvenir untuk membeli sesuatu yang akan ia berikan kepada kinan nanti setelah bertemu di taman. Ia mengendarai mobilnya yang selama ini terparkir rapi di garasi rumahnya karena tidak pernah disentuh oleh sang empunya setelah lebih memilih menaiki bis ketimbang mobil mewahnya itu. Sepulang sekolahpun jika akan bermain ke luar adam memilih menggunakan taksi online karena di rasa lebih cepat dan praktis. Hari itu untuk pertama kalinya ia menggunakan kembali mobilnya karena merasa sudah memiliki ijin mengemudi dan dia sudah akan menjadi mahasiswa sekarang, dan sebenarnya karena ingin terlihat mempesona di depan kinan nanti saat bertemu. Setelah kurang lebih 2,5 jam adam menanti kedatangan kinan di kursi taman, dengan peluh yang mulai terasa semakin membuatnya tidak nyaman karena sangat panas hari itu, adam mulai sedikit gelisah, kenapa kinan tidak juga datang, ia sangat yakin kalau kinan akan datang, tadi pagi dia sangat percaya diri bahwa kinan akan menepati janjinya hari ini untuk bertemu, karena hari itu adam akan memberitahu kinan bahwa ia mungkin akan jadi dikirim ke luar negri dan ingin kinan menunggunya hingga dia selesai kuliahnya disana. atau mungkin adam akan meminta kinan untuk ikut bersamanya jila memungkinkan. Yang adam pikirkan, bahwa kinan harus tahu rencana ayahnya yang akan mengirimnya ke luar negri, karena tidak mungkin dia pergi tanpa memberitahu kinan, itu akan membuatnya seperti lelaki bajingan, yang kemarin menyatakan cinta sedangkan keesokan harinya lenyap entah kemana dan bisa sampai bertahun-tahun, belum tentu adam diperbolehkan pulang ke indonesia jika sudah berada disana sebelum sekolahnya selesai, itu pernaj terjadi saat proses pengobatan penyakit adam sewaktu kecil. adam memiliki riwayat paru-paru dan harus mengalami pengobatan intensif selama hampir 1tahun, karena agar fokus pada pengobatan, ayahnya memboyong istrinya, asisten rumah tangga dan semua keperluan anak dan istrinya ke luar negri dan membiarkan kita hidup di negara asing sampai proses pengobatannya selesai. dan itu memungkinkan hal yang sama akan terjadi

avataravatar
Next chapter