Tak lama setelah Troy masuk ke dalam rumah Seno, Rain menunggu di pintu depan sambil mendengarkan situasi di dalam.
"Akhirnya kau datang juga …" Seno berkata menyambut Troy. "Aku sudah menyiapkan banyak orang untuk menyambutmu. Troyan Suryatama si Mesin Pembunuh." Seno lantas tertawa keras.
"Di mana Carol?" tanya Troy, tak sedikit pun gentar.
"Yang jelas di rumah ini. Dan kau baru bisa membawanya pergi setelah mengalahkan semua orangku."
"Troy! Pergi dari sini! Ini jebakan!" Rain mendengar suara teriakan Carol.
Ya. Troy harus tahu bahwa ini jebakan. Rain tahu, Troy tidak bodoh. Pria itu menjadi Mesin Pembunuh bukan hanya dengan kekuatannya saja, tapi juga dengan otaknya yang cerdas.
Kemudian, terdengar Seno memberikan aba-aba, "Serang dia!"
Hanya terdengar suara pukulan, tongkat besi yang jatuh ke lantai, dan erangan-erangan kesakitan dari dalam.
"Apa yang kau lakukan? Lawan mereka!" Terdengar teriakan marah Seno.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com