Jeanna membuka mata setelah Rain pergi. Tatapannya tertuju ke layar televisi yang masih menyala. Ia tak tahu siapa yang dibicarakan Rain, tapi … apa yang dibicarakan Rain tadi …
Jeanna menggeleng. Toh, ia yang memilih jalan ini. Siapa yang Jeanna salahkan? Dia memang sudah menjual jiwanya pada iblis. Dengan kata lain, dia benar-benar sudah menjadi bagian dari para iblis itu. Jeanna harus menerima itu.
Jeanna kembali memejamkan mata. Namun, terlepas dari apa pun yang dilakukan Rain, Jeanna hanya berharap, pria itu baik-baik saja. Karena … iblis seperti Rain … tentu punya banyak musuh yang mengharapkan kehancurannya.
Jeanna berharap, dia bisa memenuhi permintaan papa Rain. Untuk tetap berada di samping pria itu, apa pun yang terjadi.
***
Ketika Rain bangun pagi itu, ia mendengar suara berisik dari luar. Rain mengembuskan napas kesal. Apa lagi yang dilakukan Jeanna? Apa gadis itu berniat menghancurkan apartemen Rain?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com