webnovel

MANTAN TERINDAH !

Amanda baru saja dikhianati kekasihnya Arman, sampai akhirnya bertemu Andrian tanpa sengaja, dia adalah seorang bad boy, suka balapan motor liar dan punya masalah dengan keluarganya ... akhirnya jatuh cinta, sayang tidak di setujui oleh kedua orang tua Amanda ... dengan Andrian merasa nyaman dan keluar dari zona nyamannya sebagai perempuan pendiam dan pemalu ... sampai sebuah tragedi memisahkan mereka berdua ...

pangeran_Biru · Urban
Not enough ratings
39 Chs

Menerima Perjodohan

Setelah pertemuan dengan Bu Dewi, Amanda menjadi lebih banyak melamun, apalagi ditambah pernyataan cinta dari Wahyu yang diluar dugaannya selama ini.

"Maaf Bu, rapat akan segera mulai ?" pertanyaan sekretarisnya menyadarkannya.

"Oh maaf Fit !" jawabnya sambil melirik ke arah Fitri sekretarisnya.

"Tidak apa-apa kok Bu, maaf saya yang mengganggu !"

"Sudah tidak apa-apa ! oh iya rapat dengan siapa ya ? Fitri ?" tanya Amanda.

"Anu Bu dengan PT Persada ! pak Bondan sudah ada disini !" jawab sekretarisnya.

"Oh pak Bondan ya ! ya udah kita kesana !" Amanda tertegun.

"Iya Bu !" mereka pun menuju ruang rapat.

Akhirnya mereka pun menuju ruangan rapat, Bondan Winarmo berusia 40 tahun seorang duda kaya, bertubuh tegap, berkumis tipis dan berwibawa. Mantan istrinya seorang model terkenal dikaruniai seorang putra menginjak remaja yang kini tinggal bersama mamanya.

"Bu Amanda, apa kabar ?" sapanya dengan sopan kepada Amanda yang baru datang ke ruang rapat.

"Baik pak Bondan, maafkan saya !" jawab Amanda meminta maaf atas keterlambatannya.

"Tidak apa-apa kok, Bu Amanda !" Pak Bondan tersenyum. Dan mereka pun mengadakan rapat tentang kerja sama bisnis hotel di Bali dan semua setuju dengan rencana yang di tawarkan.

"Saya harap kerja sama ini tetap terjalin baik Bu Amanda !" mereka bersalaman.

"Tentu Pak Bondan ! saya harap begitu !" Amanda tersenyum.

"Begini, Bu ... kalau tidak keberatan saya mau ... mengajak Anda untuk makan siang ! itu pun kalau tidak keberatan !" Amanda tertegun dengan ajakan Pak Bondan, dia pun melirik kepada sekretarisnya Fitri, dia mengerti dan mengatakan tidak ada jadwal lain siang ini.

"Baiklah Pak Bondan saya terima ajakan makan siangnya !" jawab Amanda.

"Oh syukurlah, terima kasih ya !" jawab Pak Bondan senang.

----------------

Kini mereka sedang berada di sebuah restoran hotel bintang lima di Jakarta, keduanya terlihat akrab. Sesekali berbicara bisnis, lalu tentang keluarga masing-masing.

"Saya mengenal Pak Andrian ! dia orang baik, sayang dia sudah tidak ada !" Amanda terdiam ketika Pak Bondan membicarakan tentang Andrian.

"Saya mohon maaf, Bu Amanda ! bila saya ... kembali membuat anda bersedih !" Pak Bondan meminta maaf.

"Tidak apa-apa, Pak Bondan !" jawab Amanda tersenyum.

"Cukup sulit, ketika seseorang yang begitu kita cintai pergi secepat itu ! kalian beruntung saling mencintai ! tidak seperti saya ... !" Pak Bondan yang kini gantian terdiam.

"Iya betul pak ! memang kenapa Pak Bondan ?" tanya Amanda sambil menatap lelaki di depannya.

"Kami dulu saling mencintai tanpa perduli apapun, aku menerima dia begitu pun sebaliknya ! sayang ketika kariernya sudah menanjak mantan istri saya berubah ! dia menjadi pencemburu dan lebih mementingkan karir dibanding keluarga ! kami sering bertengkar dan berakhir dengan perceraian ! putraku semata wayang lebih memilih dengan mamanya dibanding dengan saya ! banyak gosip tentang saya berselingkuh dengan wanita lain, dan itu tidak benar membuat Sandi membenci saya ! maafkan saya jadi curhat !" jelas pak Bondan.

"Tidak apa-apa kok Pak Bondan !" jawab Amanda.

Itulah pertemuan pertama mereka, setelah dikenalkan oleh papanya. Amanda dan Pak Bondan berpisah. Setelah itu hubungan mereka menjadi lebih dekat setelah sering bertemu di Bali sambil melihat proyek kerja sama mereka. Pak Bondan sudah bertemu dengan Anissa putri dari Amanda dan keduanya cukup dekat karena Pak Bondan beberapa kali mengajaknya jalan-jalan walau kedua masih formal.

Akhirnya Amanda tahu, sesekali Wahyu selalu menjemput Anissa di sekolah TK nya, itu ia dapatkan ceritanya dari sopir yang ditugaskan antar jemput putrinya. Amanda tertegun mendengarnya. Tapi ia harus melupakan Wahyu, dia tidak ingin mengganggu kehidupan adik ipar dan mertuanya.

--------------

Suatu ketika Amanda sedang berada di sebuah butik terkenal, dia sedang memilih baju yang akan dikenakan pada acara sebuah pesta.

"Apa ada yang lain mba ?" tanya seorang perempuan, memakai kacamata hitam rambut ikal terurai cantik, anggun dan berkelas sayang sedikit angkuh.

"Ini model terbaru semua Bu !" jawab pelayan toko.

"Mba saya ini anggota ekslusif butik ini ! biasanya kalau kesini tuh ! dilayani dengan khusus dan saya bisa mendapatkan baju yang orang lain tidak dapatkan !" ujar wanita itu, merasa tidak puas.

"Saya mengerti bu ! waktu itu saya sudah melakukan itu kepada anda ! tapi tidak ada yang disukai ! selain itu, belum ada lagi !" jawab pelayan dengan sabar melayani perempuan khusus di depannya itu.

"Ya sudah, saya akan cari dulu !" perempuan itu berkata ketus kepada pelayan, dan dia hanya mengangguk dan pergi.

"Mba, coba lihat yang ini dong !" Amanda menunjuk sebuah gaun yang menarik hatinya, si pelayan mengangguk dan mengambil serta memberikannya kepada Amanda.

"Ini lagi discount loh mba !" si pelayan memberikan info, Amanda melihat di kaca hanya di tempel ke tubuhnya untuk melihat cocok atau tidak.

"Mau di coba mba ? silahkan ?" si pelayan menunjuk ruang ganti, Amanda mengangguk tersenyum dan pergi untuk mencoba gaun itu. Tak lama Amanda datang dan langsung membelinya.

"Discount 20 % ya mba !" si pelayan memberikan nota pembelian.

"Baju discount saja bangga !" tiba-tiba terdengar celetukan dari belakang, membuat Amanda dan si pelayan menoleh. dan itu adalah si wanita yang tadi.

"Ya udah saya pilih yang ini ! tidak usah di coba, sudah pasti pas di saya !" wanita itu melempar baju yang di ambilnya ke pelayan dan pergi.

Amanda membayar gaun yang di belinya, walau discount tetap saja mahal harganya untuk gaun itu ia beli seharga 4 juta, harga aslinya 5 juta lebih tidak sedikit uang yang harus dikeluarkannya,

"Terima kasih, mba Amanda !" ucap si kasir ramah.

"Oh, jadi kamu Amanda ya, pacar suami saya !" tiba-tiba perempuan itu sudah ada di depannya.

"Maksud anda siapa ya ?" tanya Amanda bingung dituduh merebut suami orang.

"Alah jangan sok lupa deh ! dasar pelakor !" ucap wanita itu tiba-tiba marah.

"Dengar ya mba ! saya tidak tahu mba ! apa lagi suami mba !" Amanda pun tersulut api amarahnya.

"Oke, gue beritahu ! suami gue Bondan, puas !" jawab perempuan itu, Amanda tertegun, kini ia mengerti siapa wanita dihadapannya ini.

"Dengar ya mba ! Pak Bondan itu duda ! dan kami tidak ada hubungan apapun hanya rekan bisnis ! mba jangan asal menuduh !" Amanda menatap perempuan itu tajam dan langsung pergi.

"Pelakor tetap pelakor !" ejek perempuan itu tidak perduli orang memperhatikan dirinya.

Muka Amanda merah padam, Pak Bondan sudah memberitahu sikap mantan istrinya yang bernama Wulan itu seperti apa, kini ia tahu dan Pak Bondan benar.

--------------

Pak Bondan beberapa kali menelponnya, ia menanyakan kepastian mereka berdua pergi ke pesta. Amanda sudah memberitahu dia tidak akan hadir di pesta itu juga soal insiden di butik kepada pak Bondan.

"Bu Amanda, pesta ini sangat penting ! pesta ini diadakan oleh klien kita juga !" Pak Bondan menjelaskan kepada Amanda yang pada akhirnya mengangkat ponselnya dan menjawab telpon pak Bondan.

"Saya minta maaf, atas kelakuan mantan istri saya ! dia memang seperti itu ! bila ada perempuan yang dekat dengan saya !"

"Ya sudah pak Bondan ! saya akan pergi !" Akhirnya Amanda membuat keputusan untuk tetap pergi.

Pak Bondan menjemputnya ke rumah, Amanda sudah siap dengan gaun barunya. Dia tampak cantik, anggun. Pak Bondan pun terpana, harus di akui olehnya Amanda berbeda dengan perempuan lain. Dia yakin semua lelaki termasuk dirinya akan terpesona dengan kecantikan Amanda.

"Anda cantik sekali Bu Amanda !" Pak Bondan dan Amanda memang masih bersikap formal walau sudah akrab.

"Pak Bondan, bisa saja ! anu pak, bisa tidak panggil saya nama saja !" pinta Amanda.

"Kalau begiu, panggil saya mas saja !" Amanda pun mengangguk.

"Mama cantik sekali !" puji Anissa putrinya yang berdiri disamping mamanya.

"Terima kasih sayang ! mama pergi dulu ya ? kamu sama bi Sumi dulu !" Anissa mengangguk, dia sudah terbiasa dengan kesibukan mamanya. Amanda mencium kening Anissa.

"Om juga pergi dulu ya gadis cantik !" pak Bondan pun pamitan kepada putri Amanda.

"Iya om !" jawab Anissa, pak Bondan mengusap rambutnya,

"Bi saya pergi dulu ya, jaga Anissa !" ujar Amanda kepada pembantunya.

"Baik Nyonya !" jawab Bi Sumi.

Mereka pun pergi ke pesta, untuk menghadiri undangan kliennya. Mereka tidak tahu ada seseorang yang juga hadir di pesta itu ... tidak dua orang ...

Bersambung ....