74 Maaf

Ivanka merasa kecewa dengan ucapan Ryan. Dia tidak menyangka ternyata Ryan memandangnya begitu rendah.

"Ada apa dengan hari ini? Kenapa semua orang membuat ku marah?."

"Lany aku akan kembali ke gudang. Yang mencari ku selain untuk urusan pekerjaan, kamu sampaikan saja kalau aku sibuk dan tidak bisa diganggu" ucap Ivanka ke staf nya lalu beranjak pergi menuju gudang stok.

"Baik cie. Tapi cie, kamu belum makan apapun. Apa tidak lebih baik kamu makan dulu?" Ucap staf nya mengkuatirkan Ivanka.

"Sudah hilang selera makan ku. Tidak apa, lagi pula aku tidak merasa lapar. Tapi terima kasih."

Saat di gudang stok Ivanka melihat Riqky sedang membantu para karyawan buruh dan staf yang sedang menyiapkan barang.

Ivanka lalu menuju team yang lain. Dia membantu mereka.

Para bawahan nya yang melihat kekompakan atasan membuat mereka bekerja dengan semangat. Mereka bekerja dengan hati yang riang

Saat jam pulang kantor telah lewat, mereka belum selesai karena banyaknya orderan yang di dapatkan Ivanka dan Riqky.

"Baiklah, sekarang atur ganti shif. Yang shif ini silakan istirahat kembali pulang ke rumah. Terima kasih sudah bekerja keras."

Menunggu shif pengganti, Ivanka saat ini hanya berdua bersama Riqky.

"Iguana..."

"Hmmm..."

"Maaf atas perbuatan ku yang kekanak-kanakan."

Ivanka hanya membalas dengan tersenyum manis.

"Ini makanan lah sekedar mengganjal perut."

Ucap Riqky menyodorkan roti yang diambil dari dalam sakunya.

"Beberapa banyak roti yang kamu punya?"

"Maaf hanya satu, mau ku belikan lagi?"

"Tidak usah"

Ivanka membuka bungkusnya lalu membagi nya menjadi dua bagian.

"Ini, kita makan bersama. Kamu juga belum makan apapun kan."

"Tidak usah, aku tidak lapar. Kamu habiskan yah. Gara-gara aku, kamu jadi tidak makan siang."

"Kalau kamu tidak menerima, aku pun akan menolak roti ini."

"Baik lah. Kamu ini memang keras kepala."

"Ha..ha..ha.. "

Mereka berdua tertawa bersama.

Mereka tidak menyadari di ujung koridor sana ada sepasang mata yang melihat mereka berdua dengan tatapan kemarahan.

Hari sudah gelap saat Ivanka dan Riqky beranjak pulang.

"Iguana, seperti Ryan tidak menjemputmu. Bagaimana kalau aku mentraktirmu makan di warung depan? Anggap aja sebagai permintaan maaf ku padamu. Oke ??"

"Maaf Ky, aku masih ada nasi bungkus yang Ryan kirim kan tadi siang. Akan sayang jika di buang. Dan lagi saat ini aku sedang merasa sangat lelah. Besok kita juga harus berangkat lebih awal. Jadi aku ingin istirahat lebih awal. Kamu makan lah dulu. Lainkali aku yang mentraktirmu. Maaf buat makanan mu yang terbuang sia-sia."

"Jangan pikirkan itu. Lagi pula makanan tadi tidak terbuang sia-sia. Aku membagi nya untuk para staf yang lembur tadi. Baik lah kalau kamu lelah. Ayo kita langsung pulang ke mess."

"Kamu belum makan, pergi lah makan dulu."

"Apa saat ini kamu sedang mengkuatirkan ku?"

"Apa...

Tentu saja bukan seperti itu" jawab Ivanka dengan wajah yang memerah.

"Ha...ha...

Terima kasih sudah peduli pada ku."

"Siapa yang peduli pada mu?"

"Iguana, apa di mess mu ada mie ?".

" Ia tentu saja ada. Itu makanan favorit di tanggal tua." ucap Ivanka dengan tertawa.

"Baiklah, bagaimana kalau kamu bantu aku dengan memasak satu mangkok mie untuk ku. Baru kamu istirahat."

"..."

"Baiklah, ayo kita pulang. Dan Tunggu lah Sekitar lima belas menit. Jika sudah siap aku akan memberitahukan mu, jadi Kamu bisa menunggu ku di bawah tangga."

"Oke."

Ucap Riqky dengan senyum lebar.

Setiba di mess, Ivanka melakukan apa yang dikatakan nya. Saat selesai dia mengantar mie itu dan memberikan ke Riqky yang sudah menunggu nya di bawah tangga.

Dan saat Ivanka sedang memberikan mie itu kepada Riqky, sepasang mata tadi melihatnya lagi. Dan kali ini pandangan mata itu lebih kelam dan dalam. Kebencian dan rasa cemburu di tambah bumbu kemarahan bercampur disepasang mata itu.

avataravatar
Next chapter