Haidar mengerutkan wajah terheran heran melihat Ken berlarian dari lantai atas ke bawah, wajah Ken tampak sangat panik.
Ya, sebab dia tahu. Ada orang yang akan bunuh diri, Ken adalah si penelpon itu. Dia tak berpikir panjang begitu mendengar Kaila ingin mati tadi.
"Ken, mau ke mana malam malam begini?" tegur Haidar agak keras sebab jika pelan dia yakin, Ken pasti tak akan mendengar suaranya.
"Ada yang harus kulakukan, Pa!" seru Ken tak memberikan jawaban pasti pada papanya, bahkan dia tak berhenti untuk bicara baik baik pada Haidar.
Haidar ingin marah, tapi. Jika, dilihat dari ekspresinya. Sepertinya memang sedang ada masalah yang serius.
Begitu Ken sudah keluar dari rumah, Haidar hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dia kembali sibuk berkutat dengan laptop, bekerja dengan giat. Memangnya apa lagi yang bisa dirinya lakukan jika bukan bekerja sepanjang hari.
"Apa lagi masalahnya sebenarnya," seru Haidar tak habis pikir.
***
Support your favorite authors and translators in webnovel.com