Ken dengan wajah kesalnya duduk di balkon hotel sembari bersedekap dada, sementara Kaila tengah mengobati lutut Ken yang memar karena berusaha mendobrak pintu yang tidak dikunci.
"Dasar bodoh, siapa coba yang orang dobrak pintu yang nggak dikunci?" cerca Kaila sembari fokus mengoleskan salep, ya. Hanya salep, itu saja pasti akan cukup.
Ken mencibir, ingin sekali rasanya dia menjambak rambut Kaila yang berantakan itu.
"Aku begini juga karenamu, aku terus bicara melalui telepon, tapi. Kamu hanya diam, aku hampir gila karena jarak rumahku dengan hotel lumayan jauh, ah. Aku tidak kecelakaan hanya keberuntungan saja," omel Ken melampiaskan rasa kesalnya.
Kaila itu, Ken panik gara gara dirinya. Tapi, malah mengatai Ken seburuk itu, siapa yang tidak kesal?
"Lo takut gue mati?" tanya Kaila menatap Ken dari samping, pria itu enggan melirik Kaila karena masih kesal.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com