Setelah pembicaraannya dengan orang tua tania tadi, ardi terus kepikiran. Bagaimana kalau apa kata dokter itu memang benar-benar terjadi? Bagaimana kalau memang seperti itu yang akan ditakdirkan di hidup Tania? Ardi membuang nafas kasar. Dia duduk di depan meja belajarnya, sambil memukul mukul kan pensil ke kepalanya.
Ardi mulai berpikir, untuk segera menikahi Tania seperti apa yang dia rencanakan sebelumnya, tetapi saat ini dia masih terhalang restu ibunya. Ah, masalah ini membuat ardi tidak bisa belajar dengan tenang. Pikirannya selalu mengarah ke tania lagi dan lagi. Ya, dia harus menyusun rencana agar orang tuanya merestui hubungannya dengan tania. Ardi benar-benar ingin membuat tania bahagia sebelum waktu itu tiba.
"Nak, makan malam dulu. Ibu sudah menyiapkan sambal goreng hati ampela kesukaan kamu," ucap bu Ratih dari luar kamar.
"Iya, Bu. Sebentar lagi arti keluar," ucap Ardi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com