webnovel

LYTLM (S1) : When Our Love Began

Ada yang hilang sebagai konsekuensi atas hal yang dipilih. Tapi saat hal itu kembali, kenapa aku harus kehilanganmu...lagi? "Aku tak ingin kehilanganmu, kumohon tinggallah." Xiaozhan "Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu tetap di sini?" Xiaozhan "Ada hal yang tak perlu kau ketahui." Yibo "Kau akan mengerti saat tiba waktunya nanti." Yibo "Aku tetap mencintaimu sampai nanti," Yizhan

alinamoey · LGBT+
Not enough ratings
37 Chs

Chapter 3

Xiaozhan membuka pintu UKS dan tampaknya tidak ada yang menjaga hari ini. Ia masuk dan mencari obat merah dan kasa. Ia duduk di ranjang UKS kemudian mulai mengobati lukanya.

Saat ia sedang membersihkan lukanya, terdengar pintu UKS yang terbuka. Xiaozhan menoleh dan oh tidak itu kakak perempuannya atau lebih tepatnya kakak perempuan Zhuocheng.

"Ah A-Zhan apa yang kau lakukan di sini?" tanya Xuanlu. Kemudian ia mendekat dan melihat apa yang sedang dilakukan adiknya itu.

"A-Zhan! Apa kau terluka? Apa yang terjadi? Kenapa bisa?" tanya Xuanlu khawatir sambil jongkok di depan Xiaozhan dan mengambil alih apa yang Xiaozhan pegang. Itulah yang Xiaozhan takutkan jika Xuanlu mengetahui ini. Ia akan khawatir berlebihan seperti ini.

"Jiejie, aku tak apa. Aku hanya terjatuh. Jangan terlalu mencemaskan ku." Xiaozhan berusaha menenangkan Xuanlu.

"A-Zhan, kau terluka, bagaimana bisa aku tenang jika didiku terluka, hm?" Tanya Xuanlu ia mendongak ke arah Xiaozhan sambil masih mengobati kedua lututnya.

"Tapi ini hanya luka kecil, Jie." Xiaozhan merengek.

"Iya iya. Ini sudah selesai." Xuanlu mengalah.

"Kenapa Jiejie di sini? Apa Jiejie yang bertugas hari ini?" tanya Xiaozhan sambil memperhatikan Xuanlu yang memberesi kotak obat itu.

"Sebenarnya iya, tapi aku ada rapat jadi hanya akan ada temanku di sini. Tapi entahlah kenapa dia tak di sini." jawab Xuanlu.

Seketika Xiaozhan ingat jika kakaknya adalah sekretaris OSIS, mungkin ia tahu tentang pemuda itu.

"Uh...apa Jiejie mengenal adik dari senior Haikuan?" tanya Xiaozhan tiba-tiba, dengan sedikit canggung.

"Ah dia. Apa maksudmu Yibo?" tanya Xuanlu setelah mengembalikan kotak itu ke tempatnya kemudian menatap Xiaozhan.

"Aku juga tidak tahu. Mungkin saja." jawab Xiaozhan.

"Ada apa dengannya?" tanya Xuanlu.

" Tak apa. Hanya ingin tahu saja." jawab Xiaozhan.

"Baiklah jika begitu, aku akan rapat sekarang. Jangan sampai jatuh lagi." ucap Xuanlu sambil mengacak rambut Xiaozhan sebelum pergi dari sana. Xiaozhan menatap kepergian Xuanlu.

"Ah jadi namanya Yibo, ya?" batin Xiaozhan. Ia tersenyum entah karena apa.

.

.

.

.

Setelah dari UKS, Xiaozhan kembali ke kelasnya. Sepanjang lorong ia juga masih memikirkan Yibo.

Bukan, bukan karena ia suka pada Yibo tapi lebih tepatnya ia tertarik dengan kehidupan Yibo. Ia berpikir jika kenapa bisa saudara kandung tapi beda sekali kepribadiannya.

Senior Haikuan itu tampan, baik dan murah senyum. Sedangkan Yibo, ia juga tampan tapi ia dingin dan datar berbanding terbalik dengan kepribadian senior Haikuan.

Ia masih saja memikirkan itu sampai ia tiba di depan kelasnya. Seketika ia berpikir kenapa sepertinya tidak ada guru yang mengajar? Padahal ini kan sudah masuk sekitar 20 menit yang lalu. Jikapun guru terlambat, itu hanya akan 5-10 menit. Dan sedikit berisik di sana.

Lalu Xiaozhan langsung masuk saja ke kelasnya dan benar tidak ada guru di sana. Pantas saja tak ada yang menyadari kehadiran Xiaozhan. 

Murid-murid di sana justru ada yang sedang nonton film, bercanda tidak jelas, sampai ada siswi yang berdandan, entah kenapa mereka membawa hal-hal seperti itu ke sekolah.

Xiaozhan melangkahkan kakinya menuju bangkunya, namun sebelum sampai ia berhenti sebentar di dekat Yu Bin yang sedang entah membaca buku apa.

"Hey, Bin. Kenapa tidak ada guru di sini?" tanya Xiaozhan, seketika Yu Bin mengalihkan perhatiannya.

"O-oh itu, katanya beberapa guru produktif sedang rapat dengan OSIS." Jawab Yu Bin dengan sedikit menunduk.

"Ah begitu. Terima kasih." ucap Xiaozhan menepuk pundak Yu Bin. Yu Bin cukup terkejut namun ia berusaha tenang sebisa mungkin.

"Ah dan jangan menunduk begitu saat berbicara denganku. Aku tidak semenakutkan itu, kan?" Xiaozhan kemudian meninggalkan Yu Bin dan beralih ke teman-temannya.

Bukan, bukan wajahnya yang menakutkan, tapi Yu Bin hanya tidak berani menatap mata temannya saat berbicara. Xiaozhan menghampiri teman-temannya di belakang yang sedang entah menonton apa.

" Hey, apa yang kalian tonton? Sampai harus mojok di sana." tanya Xiaozhan yang tiba-tiba dan mengagetkan Ji Li dan Zhuocheng.

"Argh! Xiaozhan kau mengagetkan kami." refleks Ji Li yang kaget.

"Lagipula apa yang kalian tonton? Jangan bilang kalian sedang menonton yang iya-iya?" Xiaozhan menyipitkan matanya.

"Mana mungkin kami menonton hal-hal seperti itu? Kami bukan kau." ketus Zhuocheng.

"Hey, itu kalian yang meracuniku. Kalian lupa?" bantah Xiaozhan.

"Sudahlah. Kita lanjutkan saja filmnya. Kau ingin ikut tidak?" tanya Ji Li pada Xiaozhan.

"Ya. Lagipula aku tak tahu apa yang akan aku lakukan." Xiaozhan menyelip di antara Ji Li dan Zhuocheng.

"Ah kau ini." Zhuocheng melotot pada Xiaozhan yang seenaknya saja menyelip di antara mereka yang sudah pw tentunya.