"Sekarang gadis kecil itu telah tumbuh menjadi besar dan ingin diperlakukan secara dewasa. Waktu benar-benar berlalu."
Setelah saling menggosipkan mengenai isu kematian Sarah yang masih tanda tanya, Sophie yang tenggelam dalam pikirannya cukup lama, kini menepuk wajahnya, berusaha menahan air mata dengan kain.
"Kamu tahu apa? Sekarang di tahun ini adalah waktu dimana upacara kedewasaan akan segera berlangsung karena dirinya telah cukup umur. Namun, tetap saja aku khawatir karena dia masih tidak terlihat dewasa dan gadis itu selalu ceroboh serta sembrono. Aku merasa seperti melihat seorang anak yang masih bermain pada air comberan,"
Harmony menghela nafas saat dia memasukkan gaun yang terakhir diperbaiki ke dalam sebuah keranjang. Bertentangan dengan keprihatinan mereka, Este justru sangat menyadari situasinya.
Seorang gadis biasa berwajah polos tanpa orang tua atau keluarga akan dengan mudah menjadi target permainan dan sasaran cinta satu malam, lalu kemudian mengakhiri hidupnya sebagai seorang wanita malam. Bahkan jika dia cukup beruntung untuk menjadi kekasih seorang bangsawan seperti ibunya, dia pasti akan ditinggalkan saat dirinya beranjak dewasa ataupun mulai menua.
Hanya sedikit orang yang tahu bahwa Ellie adalah sosok gadis yang masih berusia enam belas tahun ketika dia bergabung dengan Teater Empress. Berawal dari seorang asisten, kini dia telah memainkan beberapa peran secara langsung.
Sayangnya gadis itu malah mendapat penyerangan seksual di ruang tunggu pribadi milik Marina beberapa bulan yang lalu. Ketika dia menyaksikan Ellie yang datang ke ruang penyangga dengan pakaian robek dan darah di sela-sela kakinya, Este menyadari situasi menjadi seorang pemain teater yang hanya dia dengar sebelumnya.
"Mereka memperlakukannya seperti ini. Sungguh memalukan! Tetapi, ketika dia menjadi aktris populer, mereka akan bersikap manis, bahkan akan mengirimkan hadiah. Pujian yang datang takkan henti-hentinya."
Este menyadari betapa sedihnya menjadi orang yang tidak punya uang, kekuasaan, atau ketenaran untuk hidup di dunia setelah melihat hal yang menimpa Ellie. Gadis itu bahkan tidak bisa memprotes bahkan setelah dia diperlakukan begitu rendah.
Sejak saat itu, Este tak masalah untuk menyembunyikan dirinya dengan lebih teliti di tempat yang sunyi. Harmony sering memarahinya karena senang berlarian dan bersikap begitu ceroboh dan sembrono. Namun, nyatanya gadis itu hanya berusaha menghindari orang sebanyak mungkin.
"Aku tidak akan pernah menjadi seorang seperti Ellie atau ibuku, Sarah." Kehidupan yang diatur oleh tangan orang lain sudah cukup dirasakannya sejak dia berusia lima tahun.
Este memperbaiki celananya dan mencoba memberikannya pada Jack, tapi dirinya berubah pikiran. Dia memanggil salah satu anak yatim piatu yang telah ditinggalkan di teater sejak dia masih kecil. Este memutuskan untuk membagikan kue yang dia sembunyikan padanya, sebagai gantinya dia menyuruhnya mengirimkan keperluannya itu.
Gadis itu semakin terganggu oleh tatapan mesra dari para anggota teater pria dan mata para bangsawan yang datang dan pergi. Dia menyadari bahwa sudah waktunya untuk mengambil kendali atas hidupnya di luar sana dengan melepas ketergantungan pada Maive demi masa depannya.
***
(Itu satu dari tiga belas tahun yang lalu…)
Beberapa hari yang lalu, Este baru saja menginjak usia lima tahun setelah ulang tahunnya minggu ini. Gadis kecil itu menggumamkan bibir mungilnya yang berwarna merah muda karena dia tidak percaya pada cobaan yang dia hadapi.
Marquise Khanwald yang baru dia dengar, mendatangi mereka di pagi hari. Dengan sikap elegan, wanita itu menyuruh pengawal dan pelayan untuk mengusir Sarah dan Este tanpa berpikir panjang. Pertemuan pertama antara dua wanita yang belum pernah bertatap muka sebelumnya, berakhir dengan kemenangan sempurna bagi sang nyonya.
Sarah yang menangis dan menjerit, pada akhirnya pingsan dan terbaring pada post teduh di ujung jalan. Penjaga gerbang merasa kasihan pada seorang ibu dan putrinya yang diusir dengan pakaian tanpa mengenakan mantel untuk menutupi diri. Dia memutuskan untuk mendekati Este dan berbicara dengannya.
"Nona Muda, Nyonya baru saja tidak sadarkan diri, jadi jangan khawatir. Bukankah ini terasa dingin? Soalnya masih awal musim semi, jadi suhu udara pasti masih sangat dingin," tegurnya.
Este tersenyum cerah saat melihat penjaga gerbang yang khawatir apakah dia harus melepas pakaiannya dan memberikan padanya. Gadis itu berkata, "Tidak apa-apa, Zach. Tapi kenapa Marquise Khanwald tiba-tiba mengusir kami?"
Penjaga gerbang menyeka bagian bawah hidungnya seolah-olah sulit untuk menjawab. Dia melihat mata hijau cerah yang mengingatkannya pada tunas baru.
Dirinya berucap, "Aku mendengar bahwa beliau akhirnya melahirkan penerus kali ini, aku pikir itu sebabnya Yang Mulia dan Nona diusir."
Tanpa penjelasan lebih lanjut, dia dapat memahami segalanya. Dua kata yang terngiang di dalam kepalanya, yakni "penerus" dan "melahirkan" saja sudah cukup untuk membuatnya menebak apa yang terjadi.
"Aha, istri utama akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki yang akan menjadi penerus, lalu mengusir selir yang selama ini dia benci?"
Dia sendiri masih tidak percaya bahwa dirinya dipanggil Nona Muda. Penjaga gerbang itu merasa malu dan dia terbatuk-batuk karena kebingungan mendengar kata-kata pintar seorang anak yang berusia lima tahun itu.
"Itu sebabnya aku tidak melihat Marquise Khanwald selama berbulan-bulan."
Saat dia menganggukkan kepalanya sangat serius dengan tangan di dagunya, dia bisa mendengar suara gemerisik, saat Sarah akhirnya tiba-tiba sadar.
"Este? Sayang?" panggilnya.
Sarah yang nyaris tidak berhasil bangkit dari posisinya, hanya bisa meringis. Namun, di saat yang sama, dia merasa lega ketika dirinya menemukan putrinya berjongkok tak jauh darinya.
"Oh, Este. Sayang, apa yang kita lakukan sekarang?" cetus sang ibu.
Saat gadis itu melihat ibunya yang menangis, Este tampak ikut frustasi, lalu berdiri. "Bu, kita tidak bisa tinggal di sini sekarang, jadi kita harus memikirkan tempat untuk pergi. Hari akan menjadi gelap sebentar lagi."
Mendengar kata-kata itu, Sarah tidak bisa berkata apa-apa, menitikkan air mata. Sementara Este merasa sedikit gugup melihat ibunya yang berjuang untuk memikirkan apa yang harus dilakukan. Sarah nyaris tidak bisa berdiri, tapi dia merangkak untuk memeluk putrinya.
"Ya, ayo pergi sekarang. Sepertinya tak ada lagi yang bisa kita lakukan untuk tinggal di sini. Mengapa aku tidak dapat menebak bahwa ini akan terjadi?" tuturnya lirih.
**To Be Continued**
[Next Chapter]
Sarah yang bergumam dengan perasaan yang kacau, mencoba meraih tangan Este dan melanjutkan perjalanan. Sedangkan Zach yang melihat mereka, berkata, "Nyonya, sudah waktunya bagi diriku untuk segera pulang. Jika kau menunggu sebentar di dalam pos penjagaan, aku akan membawa kalian ke tempat di mana kalian bisa pergi."
Zach dengan baik hati mencoba membantu seorang ibu dan putrinya yang kesepian.
"Terima kasih. Jalan yang kau tempuh sudah cukup jauh untuk kembali, sekali lagi terima kasih banyak," Sarah berterima kasih kepada seorang penjaga gerbang atas kebaikannya dan menyesali situasinya, di mana dia kehilangan rumahnya dalam sekejap.
Hai pembaca sekalian, terima kasih telah membaca cerita ini. Ups pada bab ini alurnya kembali sedikit mundur ke belakang yah. Kita sama-sama akan mengenal sesuatu yang membentu kepribadian Este. So yeah, backstory ini jelas sama pentingnya dengan keseluruhan arc cerita.