webnovel

Pasangan Serasi

Keesokan harinya, Randy mengikuti kegiatan bimbingan proposal dengan dosen pembimbing 1. Ternyata bukan hanya dia yang mengikuti bimbingan, tapi juga Sarah. Keduanya bertemu di pintu jurusan Ekonomi.

"Hai, Ran. Kamu bimbingan juga hari ini?" tanya Sarah.

"Iya, nih. Kamu bimbingan sama Bu Eva juga?"

"Nggak, Ran. Beberapa hari yang lalu aku udah bimbingan sama Bu Eva, jadi tadi aku bimbingan sama pembimbing 2. Dosen pembimbing kamu Bu Eva juga?" tanya Sarah. Sebenarnya Sarah tahu mengenai hal ini, hanya saja dia tidak tahu lagi harus membicarakan apa dengan Randy. Jadi, dia membahas hal yang sebenarnya tidak penting hanya untuk berbicara dengannya.

"Iya. Ini baru aja selesai bimbingan." jawab Randy.

"Kamu udah sampai bab berapa, Ran?" tanya Sarah.

"Baru mulai bab 2. Kemarin baru aja ACC bab 1. Kamu sendiri?"

"Sama," jawabnya, "Kemarin aku udah mulai bimbingan tapi masih ada teori yang kurang menurut pembimbingnya. Aku belum bisa menemukan bukunya."

"Kamu udah coba cari di perpustakaan kampus?"

"Belum, sih. Memangnya ada, ya? Aku belum pernah ke perpustakaan kampus." Sarah tertawa malu. Bahkan ketika tertawa pun dia terlihat manis dengan lesung pipinya. Kalau saja laki-laki lain yang melihatnya, mungkin mereka akan jatuh cinta pada Sarah.

"Coba sekali-kali kamu ke perpustakaan. Ada beberapa buku yang bagus untuk dijadikan landasan teori penelitian kita." saran Randy.

"Benarkah? Kalau begitu, aku boleh minta tolong nggak, Ran?"

"Minta tolong apa, Sarah?" tanya Randy ramah.

"Bisakah kamu meluangkan waktu sebentar untuk aku? tanya Sarah ragu. Randy terlihat bingung dengan permintaan Sarah karena baginya kalimat itu terdengar ambigu. Sarah yang menyadari kesalahpahaman Randy langsung buru-buru menambahkan, "Maksud aku, apa kamu bisa menemani aku ke perpustakaan untuk mencari buku sumber landasan teori aku? Aku kan belum pernah ke perpustakaan dan sepertinya kamu udah sering kesana. Ya, siapa tahu kamu juga menemukan buku bagus disana untuk bahan proposal kamu."

"Oh," jawabnya singkat. Dia lalu melihat ke arah jamnya lalu berkata, "Baiklah. Kebetulan aku nggak ada rencana apa-apa." jawab Randy.

"Serius?" tanya Sarah tidak percaya.

"Iya." senyum Randy. "Mau kesana sekarang?"

"Ayo!" jawab Sarah bersemangat. Baginya momen ini adalah momen langka yang harus dia manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sebelumnya Randy selalu menolak ajakan Sarah. Itulah alasan mengapa tadi Sarah terkejut mendengar jawaban Randy.

Mereka berjalan menyusuri jalanan kampus menuju perpustakaan.

"Ran, maaf ya, aku jadi merepotkan kamu." ucap Sarah. "Sebenarnya tadi aku sedang menunggu Vera. Dia bilang dia mau menemani aku hari ini untuk mencari buku. Tapi sesaat sebelum aku bertemu kamu, dia memberi kabar kalau dia nggak bisa datang karena ada urusan mendadak."

"Kamu nggak merepotkan kok. Take it easy." kata Randy.

Mereka berdua masuk ke dalam gedung perpustakaan. Gedung perpustakaan ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama adalah bagian administrasi dimana para mahasiswa bisa membuat kartu keanggotaan perpustakaan. Sementara lantai dua merupakan bagian utama dari gedung perpustakaan tersebut.

Randy dan Sarah naik ke lantai dua. Sesampainya di atas, terlihat beberapa deret loker lengkap dengan kuncinya sehingga para mahasiswa dapat menyimpan tas, jaket atau barang bawaan lainnya ke dalam loker tersebut. Lalu di depannya terdapat dua buah pintu, masing-masing 1 disebelah kanan dan kiri. Sebelah kiri merupakan ruangan komputer. Disini, para mahasiswa bisa menggunakan komputer yang ada untuk mengerjakan tugas dan dilengkapi dengan fasilitas WiFi. Sementara di sebelah kanan merupakan bagian perpustakaan.

Setelah meletakkan barang-barang, Randy dan Vera masuk kedalam perpustakaan. Disana terlihat banyak mahasiswa yang kebanyakan merupakan mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi.

"Ramai juga, ya, Ran?" tanya Sarah takjub.

"Kan, aku udah bilang kalau disini itu ada banyak referensi bagus untuk bahan skripsi bahkan tugas kuliah."

"Harusnya aku mengunjungi perpustakaan ini sejak dulu." canda Sarah.

Perpustakaan ini terbagi lagi menjadi dua sekat. Sekat pertama merupakan referensi lokal yang menggunakan bahasa Indonesia. Dan ruangan kedua yang terletak di sebelah kanan merupakan referensi asing yang ditulis oleh penulis dari berbagai negara.

Randy dan Sarah mulai sibuk masing-masing. Mereka mencari beberapa buku referensi yang berkaitan dengan penelitian mereka. Setelah mereka mendapatkan buku-buku tersebut, mereka mencari tempat duduk untuk membaca buku-buku tersebut.

Dan tanpa Randy duga, dia melihat Ditya sedang duduk membaca buku disana.

Randy pun mengajak Sarah untuk duduk bersamanya dan menyapa Ditya.

"Hai, Dit." sapa Randy.

"Kak Randy?" Ditya terkejut.

Awalnya Sarah tidak menyadari kehadiran Ditya. Namun, saat Ditya mendongak, Sarah mengingat wajah ini.

'Perempuan ini . . . Bukankah dia yang waktu itu bersama Randy di parkiran?' batin Sarah.