webnovel

Love Rain

Ara. Seorang gadis yang memiliki sebuah penyakit turunan dari sang ibu, ia harus melakukan hal lain, untuk dapat mengingat sesuatu. Lalu, sebuah mimpi buruk tiba-tiba hadir di malam-malam tidurnya. Mimpi buruk yang selalu membuatnya merasa ketakutan saat terbangun. Juna. Teman masa SMA Ara. Ia menyukai Ara sejak kelas 1 SMA, tapi sampai ia dewasa, ia tak pernah bisa mengungkapkan perasaannya ke Ara. Apalagi, Ara telah memiliki kekasih. Lalu, sebuah kenangan masa lalu, membuat diri Juna selalu diliputi perasaan bersalah dan marah. Dewa. Teman kuliah Ara. Dia anak lelaki yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Lalu disaat dirinya memiliki kekasih, cinta lamanya kembali hadir. Kembali mengusik percintaan Dewa. Lalu, dapatkah Ara mengetahui tentang penyebab mimpi buruk yang selalu mendatanginya? Dan dapatkah Juna akhirna bisa menyatakan rasa sukanya ke Ara? lalu bagaimana ia menghadapi rasa bersalah dan rasa marahnya akan kenangan masa lalunya? Dan untuk Dewa, bisakah ia menghadapi godaan cinta masa lalu yang tiba-tiba hadir di tengah kisah percintaannya? Sebuah takdir yang akan menuntun mereka, entah mereka mampu menerima atau tidak dalam memperoleh jawaban yang mereka cari selama ini. Karena semua bukan hanya tentang jawaban, tapi tentang cara kita menerima akan sebuah jawaban itu.

Caira_Asmara · Urban
Not enough ratings
397 Chs

Tiga, Satu

Tok tok tok

Bunyi pintu terketuk menghentikan tangisan Dewa, ia berusaha menghilangkan semua air mata yang membasahi kedua mata dan pipinya. Bahkan ia menyempatkan menuju wastafel yang ada di dalam ruangannya untuk membasuh mukanya.

Dewa menekan tombol disebuah benda kecil yang ia letakkan di atas meja untuk membuka pintu ruangannya.

"Masuk!"

"Selamat pagi pak?"

"Iya, ada apa?"

"Ada sebuah surat dan berkas yang pak Dito titipkan untuk bapak" ucap sang sekretaris sambil memberikan tumpukan amplop ke Dewa.

"Dito? Kapan dia kasih ke kamu?"

"Iya pak, tadi sekitar jam 7 pagi pak."

"Oh, oke. Terima kasih."

"Sama-sama pak, saya permisi pak?"

"Iya."

Sekeluarnya sang sekretaris, Dewa langsung membuka satu amplop yang terletak paling atas. Sebuah amplop panjang berwarna putih bersih tanpa ada tulisan di kedua sisinya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com