"Biasa, Ra. Udah kangen banget, sama hot choco buatan kamu." Jawab Dewita.
"Siap, bu Dito." Ucap Ara, lalu melangkah menuju dapur, dengan senyum jailnya.
"Dewita yang merasa aneh, dipanggil seperti itu oleh Ara. Kini hanya tersenyum malu.
Sembari menunggu Ara kembali ke ruang tamu, Dewita memutuskan untuk melihat-lihat, isi di dalam apartemen Ara. Baik beberapa buku, yang terpajang rapi dan bersih. Dan akhirnya, ia berakhir di balkon apartemen Ara.
Dewita melihat pemandangan kerlip lampu dan kerlip bintang. Jika menengadah ke atas, ia aka melihat bintang yang bertebaran, sedangkan jika menatap ke depan, sejauh mata memandang, ia akan melihat kerlip lampu pemukiman, jalanan, dan kendaraan.
Angin malam, terasa menusuk tubuh, kali ini. Padahal, tinggi apartemen Ara, tidak terlalu tinggi, tapi dinginnya, sudah sangat terasa. Dewita mensedekapkan kedua tangannya, untuk menghalau hawa dingin.
"Ini biar badan lu, anget." Ucap Ara, sambil memberikan sebuah mug tebal, berwarna biru.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com