webnovel

Love Rain

Ara. Seorang gadis yang memiliki sebuah penyakit turunan dari sang ibu, ia harus melakukan hal lain, untuk dapat mengingat sesuatu. Lalu, sebuah mimpi buruk tiba-tiba hadir di malam-malam tidurnya. Mimpi buruk yang selalu membuatnya merasa ketakutan saat terbangun. Juna. Teman masa SMA Ara. Ia menyukai Ara sejak kelas 1 SMA, tapi sampai ia dewasa, ia tak pernah bisa mengungkapkan perasaannya ke Ara. Apalagi, Ara telah memiliki kekasih. Lalu, sebuah kenangan masa lalu, membuat diri Juna selalu diliputi perasaan bersalah dan marah. Dewa. Teman kuliah Ara. Dia anak lelaki yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Lalu disaat dirinya memiliki kekasih, cinta lamanya kembali hadir. Kembali mengusik percintaan Dewa. Lalu, dapatkah Ara mengetahui tentang penyebab mimpi buruk yang selalu mendatanginya? Dan dapatkah Juna akhirna bisa menyatakan rasa sukanya ke Ara? lalu bagaimana ia menghadapi rasa bersalah dan rasa marahnya akan kenangan masa lalunya? Dan untuk Dewa, bisakah ia menghadapi godaan cinta masa lalu yang tiba-tiba hadir di tengah kisah percintaannya? Sebuah takdir yang akan menuntun mereka, entah mereka mampu menerima atau tidak dalam memperoleh jawaban yang mereka cari selama ini. Karena semua bukan hanya tentang jawaban, tapi tentang cara kita menerima akan sebuah jawaban itu.

Caira_Asmara · Urban
Not enough ratings
397 Chs

Pertanyaan Ara

"Hah, seriusan? Kok bisa?" Ara merasa tidak percaya, karna terakhir kenangan tentang mbak Rahma. Mbak Rahma bilang, dia tidak akan berhubungan lagi, sama orang yang bernama Mario.

"Iya, seriusan. Rahma stress banget nyariin elu, jangan lupa hubungin dia, ya?!" Pinta Mario.

"Sorry, gue kehilangan HP. Jadi, kontak semua orang pada ilang. Soalnya, gue save di sim card, bukan di email." Ucap Ara.

Saat Ara mengatakan hal tersebut, akhirnya Dewa tahu. Bahwa selama ini, ponsel Ara telah hilang, bukan sengaja berganti nomer.

"Yaudah, bagi nomer lu! nanti gue bagi nomer Rahma," ucap Mario.

"Oke." Ucap Ara sambil mengeluarkan ponselnya, di dalam tas yang Ara bawa.

Mereka berdua, bertukar nomer ponsel. Lalu, Dewa nyeletuk, agar ia juga bisa men-save nomer Ara.

"Aku save nomer kamu, ya?" ucap Dewa, yang sudah mengeluarkan ponselnya, sejak tadi.

Ara tidak bisa menolak lagi. Karna situasinya, tidak memungkin Ara, untuk menolak permintaan Dewa.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com