"Kemarin, aku lagi me time, buat diri aku sendiri. Kamu tahu, kan? Aku suka begitu, kalau lagi pengen sendiri. Selalu gak balas semua chat dan telfon yang masuk."
"Iya, sih. Biasanya, malah mbak Ara matiin HP-nya." Wisnu menambahkan.
"Hahaha, iya juga. Sampai suka pada marah-marah, kalau yang belum tahu banget, aku." Ucap Ara, sambil tersenyum menggoreng ikan.
Beberapa saat kemudian, masakan yang dikerjakan Ara dan Wisnu, telah tersaji nikmat, di meja makan. Mereka berdua, bersiap makan siang, karena untuk sarapan, mereka telah menyantap bubur ayam, yang dibeli oleh Ara, sepulangnya dari apartemen Juna.
"Wah, gila, Mbak. Kamu masih demen aja, makan pees-pedes begini. Aku udah keluar keringet banyak, mbak Ara masih normal aja, cuman bibirnya ja yang merah, karena kepedesan." Ucap Wisnu, sambil menahan rasa pedas yang ia rasakan.
"Gak seru, Wis. Kalau makanan yang aku makan, gak ada pedes-pedesnya." Jawab Ara.
"Iya sih, Mbak. Keluarga kita kan, emang pecinta pedes semua."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com