webnovel
#ROMANCE
#R18
#CEO
#CINTA
#REMAJA
#KELUARGA
#MASALALU
#MIMPI

LOVE OF DREAM

BANYAK FLASHBACK DI AWAL BAB!!! "Ibu, dimana Ayah?" Hanya tiga kata, tetapi mampu membuat pertahanannya runtuh. Sesuatu yang sesak sudah ditahannya sejak lama, tetapi mendengar itu dari mulut putrinya sendiri dengan mudahnya hancur meluruh. Memiliki seorang putri yang tumbuh menjadi sosok gadis yang cantik. Hidup berdua bahagia, meskipun tanpa seseorang yang selalu berada disisi mereka. Namun, rasa bersalah selalu bersarang di dalam hatinya setiap kali anak gadisnya mempertanyakan sosok ayahnya sendiri. Sebagai seorang Ibu, ia merasa bersalah karena tidak bisa menjawabnya. Bahkan putrinya tidak pernah dibiarkan keluar dari Rumah dengan beberapa alasan yang terjadi pada masa lalu. Karena kejadian tersebut, rasa khawatir selalu menghantuinya dan membuatnya ingin selalu terjaga untuk anak gadis kesayangannya sendiri. Putrinya yang perlahan tumbuh menjadi gadis remaja, kini akhirnya Ibunya memutuskan untuk menyekolahkannya kembali selayaknya seperti seusianya yang lain. Tidak ingin membuat anaknya terlalu lama terbelenggu hanya karena dirinya. Akan tetapi sesuatu hal yang tidak pernah ia duga menjadikannya kembali bertemu dengan seseorang yang telah lama meninggalkan mereka. Seakan takdir memaksanya untuk mengingat kepahitan yang terjadi di masa lalu dan disanalah semuanya bermula. Dihadapkan pada sebuah pilihan, melindungi rasa sakit hatinya atau mewujudkan keinginan putrinya? Art by Pinterest

giantystory · Teen
Not enough ratings
300 Chs
#ROMANCE
#R18
#CEO
#CINTA
#REMAJA
#KELUARGA
#MASALALU
#MIMPI

KESEMPATAN EMAS UNTUK SHARON

Ketika sedang melamun, suara ketukan pintu tidak membuatnya merasa teralihkan dari lamunannya. Laki-laki itu tetap saja memandang lurus ke depan seperti banyaknya beban pikiran.

Sharon baru saja memasuki kamarnya lagi setelah tadi laki-laki itu sudah mengobati luka di kedua telapak tangan saudaranya itu. Saat melihat San, ia langsung menghela nafas dan menutup pintunya kembali dengan punggungnya.

Laki-laki itu berjalan mendekati San dengan membawa sebuah nampan yang berisi makanan dan minumannya. Ia sangat senang karena saudaranya itu tidak lagi memberontak atau menghindarinya seperti yang selalu dilakukannya.

Setelah berada ditepi ranjang, Sharon kemuian menyimpan nampan tersebut tepat diatas meja dan memberikan sepiring makanan untuk adiknya itu.

"San, makan dulu," ujarnya kepada laki-laki itu. Sharon tahu jika adiknya pasti belum makan sama sekali, mengingat ia yang langsung pergi ke kamar tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu.